Kami telah melakukan sedikit penyesuaian pada Pemberitahuan Privasi yang akan berlaku efektif pada tanggal 30 Mei 2024. Klik disini untuk meninjau!
Cek disiniJSON adalah format data untuk menyimpan berbagai informasi berbasis teks di internet dengan fungsi yang beragam. Sebab, saat berinternet, tentunya Anda akan mengakses berbagai fitur praktis yang mempermudah kegiatan sehari-hari berkat format data ini. Maka dari itu, kini sudah ada banyak programer yang menguasai JSON untuk bermacam-macam kebutuhan, apalagi mengingat popularitasnya. Namun, bagaimana prinsip dasarnya?
Pada dasarnya, JSON adalah singkatan dari JavaScript Object Notation yang merupakan format data berbasis teks untuk menyimpan informasi di internet. Sesuai namanya yang mengandung kata “JavaScript”, tentunya syntax atau susunan kode dalam format ini tidak berbeda jauh dengan bahasa pemrograman tersebut. Javascript kini telah tumbuh menjadi salah satu bahasa pemrograman paling populer di dunia. Lalu JSON sendiri juga sering digunakan dalam pengembangan berbagai website populer. Berikut adalah elemen yang terkandung dalam JSON:
Jika semua elemen tersebut dirangkum dalam penulisan kode, hasilnya akan terlihat seperti ini:
{
"pengguna": [
{"nama": "Alice", "usia": 28},
{“nama”: “Caroline”, “usia”: 30}
]
}
File JSON sebenarnya tidak berbeda jauh dengan konsep dasar JSON secara keseluruhan. Sebab, ini adalah file dengan ekstensi .JSON untuk menyimpan data secara lebih terstruktur dan ringan. Contoh data yang terkandung di dalamnya tidak hanya mencakup identifikasi pengguna, tapi juga pengaturan tampilan dan kinerja sebuah website. Maka dari itu, ekstensi file ini cocok untuk berbagai fungsi, seperti yang akan dijelaskan lebih lanjut pada bagian berikutnya.
JSON adalah format data yang kerap kita jumpai saat menggunakan internet karena kegunaannya yang cukup fleksibel. Apa saja fungsi umumnya? Anda dapat menyimak daftar berikut:
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, ekstensi JSON ada untuk menampung data sebuah website dengan struktur yang lebih sederhana dan ringkas. Hal ini bertujuan agar waktu yang diperlukan untuk memproses data jadi lebih singkat, sehingga server bisa langsung menampilkan data yang diterima kepada pengguna individu atau end client.
Apa rahasia dari proses yang efisien ini? Jawabannya adalah kemampuan JSON untuk langsung mengkonversi sebuah data menjadi objek JavaScript yang diperlukan untuk efek visual atau fungsionalitas fitur tertentu dari sebuah website.
Perlu diingat bahwa komputer hanya bisa memproses data yang dikirimkan dalam kode biner, atau rangkaian angka 0 dan 1. Sehingga, teknologi ini tidak dapat memahami perintah yang diberikan dalam teks bahasa Indonesia. Namun, dengan adanya bahasa pemrograman, data dari kode biner bisa diterjemahkan menjadi teks yang dapat kita pahami dengan lebih mudah dan sebaliknya.
Nah, fungsi JSON yang berikutnya adalah untuk semakin menyederhanakan proses penerjemahan tersebut. Sebab, dengan format yang lebih terstruktur, kita bisa menemukan bagian kode yang perlu diperbaiki atau ditambahkan dengan lebih mudah, dan kita hanya perlu meng-input teks bahasa yang kita kuasai.
Untuk menggunakan JSON, sesuai singkatannya, kita perlu menguasai bahasa JavaScript. Penggunaan JSON sangat mirip dengan JavaScript, sehingga apabila Anda telah terbiasa dengan JavaScript, harusnya Anda tidak kesulitan dalam menjalankan JSON.
Salah satu fungsi utama file JSON adalah untuk menyimpan hasil pengaturan yang Anda gunakan ketika mengunjungi sebuah website. Misalnya, Anda lebih memilih tema dark mode daripada light mode untuk menelusuri halaman website langganan, dan Anda bisa membaca dengan lebih nyaman saat menggunakan tulisan yang berukuran lebih besar.
Ketika Anda kembali mengunjungi website tersebut pada keesokan harinya, Anda tidak perlu mengubah pengaturan tampilan bawaannya secara manual lagi; semuanya sudah tersimpan sesuai preferensi Anda berkat file JSON.
Contoh kasus yang menggunakan JSON banyak sekali. Biasanya, JSON berguna untuk meningkatkan kenyamanan browsing dari pengguna kita. Jadinya mereka tidak perlu repot berkali-kali mengeset ulang settingan yang cocok dengan mereka.
Bisa dikatakan, API adalah tulang punggung dari berbagai fitur canggih yang kerap kita temui saat menggunakan internet, contohnya mendaftar di sebuah website dengan akun media sosial serta mendapatkan informasi iklim secara real-time. Nah, API tidak akan berfungsi sebagaimana mestinya tanpa adanya file JSON. Sebab, JSON mengatur cara kerja sebuah API dengan data yang terkandung di dalamnya.
Baca juga: API: Pengertian, Jenis, Cara Kerja, Contoh dan Arsitekturnya
Seperti format penyimpanan data pada umumnya, JSON memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. Apa saja hal-hal yang perlu Anda perhatikan?
Keunggulan pertama yang menjadikan JSON format populer untuk menyimpan data di internet adalah kecepatan pemrosesannya. Anda hanya perlu waktu sebanyak 2 sampai 3 detik saja untuk mengolah data JSON berukuran 1 GB. Sebab, baris kode yang terkandung dalam file JSON jauh lebih sedikit daripada format lainnya, seperti XML. Dengan demikian, Anda bisa lebih menghemat waktu untuk menjalankan program.
Waktu yang dibutuhkan untuk memproses data JSON memang lebih sedikit, dan ini berkat format penulisan kodenya yang tidak memerlukan terlalu banyak karakter. Sehingga, data akan lebih cepat tiba di server, dan Anda dapat mengeksekusi fungsi yang ditulis dalam kode dalam waktu kurang dari satu menit. Hasilnya, pengguna yang mengakses website Anda pun bisa menggunakan fitur di sana tanpa harus menunggu lama.
Baca juga: 11 Cara untuk Memastikan Toko Online Anda Memenuhi Blink Test
Pernahkah Anda kesulitan mengecek akurasi sebuah kode dalam waktu singkat karena barisnya yang terlalu panjang atau syntax penulisannya yang rumit? Anda tidak perlu mengkhawatirkan hal tersebut dengan format JSON. Justru, berkat formatnya yang memiliki hierarki data lebih jelas, Anda bisa langsung menemukan bagian mana yang harus ditingkatkan dengan lebih cepat. Jadi, Anda dapat menjaga kepuasan pengguna tanpa perlu menghabiskan terlalu banyak waktu.
Aksesibilitas web menjadi topik hangat belakangan ini karena semua orang ingin dapat menggunakan teknologi dengan leluasa. Maka dari itu, wajar jika mungkin pilihan browser Anda berbeda dengan orang lain.
Di saat seperti ini, JSON menawarkan keunggulan terbaik dengan formatnya. Karena, hampir semua browser modern yang tersedia di pasaran zaman sekarang dapat memproses data JSON dengan lancar, jadi Anda pun bisa mengakses berbagai website tanpa masalah.
Setelah membahas apa saja kelebihan dari JSON, Anda juga perlu mengetahui keterbatasannya. Memang, JSON bisa menampung berbagai jenis data, mulai dari teks, angka, sampai hasil uji logika. Namun, sayangnya format ini tidak memiliki fungsi tertentu untuk data tanggal. Oleh sebab itu, banyak programmer yang menggunakan data angka untuk menulis tanggal, tetapi hal ini bisa menciptakan format penulisan yang tidak seragam antara satu halaman dengan lainnya.
JSON juga punya salah satu kelemahan utama. Meskipun kini sudah ada banyak browser yang mendukung format data JSON, tetapi tidak dapat disangkal kalau masih ada kelompok yang menggunakan browser lama. Padahal, browser tersebut belum tentu dapat memproses format JSON.
Dalam kondisi tersebut, browser yang sudah berusia tua akan menggunakan fungsi eval() untuk memproses objek JavaScript secara manual. Sayangnya, langkah ini justru membuat sistem keamanan Anda lebih rentan mengalami serangan siber dari injeksi kode negatif buatan pengguna lain.
Untuk mengatasi risiko ini, ketika mengembangkan aplikasi atau API menggunakan teknologi JSON, kita harus selalu mengingatkan user kita untuk selalu mengupdate browser terbaru mereka dan juga berhati-hati terhadap ancaman malware yang bisa mengintai kapanpun.
Baca juga: Waspada, Ini 6 Risiko Sistem Keamanan Jaringan pada Bisnis Anda!
Untuk Anda yang ingin mengetahui bagaimana cara menyimpan data JSON di database website bisnis online sendiri, Anda dapat mempertimbangkan keempat metode berikut.
Tabel klasik merupakan cara yang paling sederhana untuk menyimpan data JSON. Sebab, Anda hanya perlu membuat dua kolom berisikan ID dokumen dan isinya. Kemudian, sistem database akan langsung mengambil dokumen yang Anda minta berdasarkan hasil input ID-nya. Praktisnya lagi, fitur ini juga bisa Anda gunakan untuk memperbarui isi file JSON yang tersimpan di database.
Namun, karena formatnya yang terbatas, Anda lebih disarankan untuk menggunakan metode penyimpanan ini kalau ukuran file JSON-nya tidak melebihi 2 GB.
Berbeda dengan tabel klasik yang hanya bisa memproses hasil pencarian berdasarkan ID dokumen, metode penyimpanan indeks memungkinkan Anda mencari sebuah dokumen melalui kategori penyimpanannya.
Misalnya, Anda dapat menemukan file khusus data pengguna media sosial aktif dan data pengunjung blog dengan lebih mudah tanpa harus memasukkan ID-nya. Setelah itu, sistem database akan mengarahkan Anda ke lokasi penyimpanan dokumen tersebut dalam waktu singkat. Maka dari itu, fitur ini sangat berguna jika Anda tidak bisa mengingat ID sebuah dokumen file JSON.
Sesuai dengan pembahasan pada bagian tabel klasik, jenis tabel ini hanya bisa menampung data berukuran 2 GB. Jadi, apa solusinya untuk Anda yang memiliki data berukuran besar untuk skala bisnis yang lebih luas? Anda bisa mempertimbangkan metode penyimpanan dengan tabel besar.
Berkebalikan dengan tabel sederhana, tabel besar dapat menampung lebih banyak kolom atau kluster sesuai kebutuhan. Lalu, ukuran file JSON yang bisa disimpan dengan jenis tabel ini pun tidak memiliki batas tertentu. Maka dari itu, tabel besar cocok untuk bisnis yang telah memiliki banyak pengguna, tepatnya ratusan ribu hingga jutaan orang.
Terkadang, tidak menutup kemungkinan Anda harus memperbarui isi dokumen file JSON di database secara berkala. Namun, hal ini akan berpengaruh pada ukuran file-nya hingga berpotensi melewati batas yang diizinkan oleh tabel penyimpanan. Nah, supaya ukurannya tidak berubah terlalu drastis dan tetap hemat tempat, Anda dapat mencoba metode penyimpanan tabel dengan optimisasi memori.
Dengan jenis tabel ini, sistem database akan berupaya mempertahankan ukuran file seefisien mungkin tanpa memblokir fungsi lain. Jadi, Anda pun bisa menghemat waktu saat harus mengubah atau menambahkan isi database karena tidak perlu mengkhawatirkan dampaknya bagi sisa ruang penyimpanan.
Dari semua penjelasan di atas, bisa disimpulkan bahwa JSON adalah format data yang banyak digunakan di internet karena formatnya yang lebih sederhana dan ringkas. Hasilnya, pemrosesan data pun jadi lebih cepat untuk memaksimalkan pengalaman pengguna, terutama untuk menyimpan preferensi dan settingan dari user. JSON juga sangat ideal untuk digunakan sebagai API dalam berbagai aplikasi, termasuk payment gateway toko online Anda.
Menyesuaikan kode file JSON untuk API agar sesuai dengan kebutuhan bisnis Anda tidak perlu sulit. Sebab, dengan dokumentasi API Midtrans yang lengkap dan mudah digunakan untuk pemula, Anda bisa membangun payment gateway canggih untuk toko online tanpa memerlukan terlalu banyak waktu. Dengan demikian, Anda bisa menjaring lebih banyak pelanggan setia dengan proses check out yang simpel dan cepat. Yuk, mulai perjalanan bisnis Anda agar untung dari sekarang, dan bergabunglah bersama Midtrans!