Kami telah memperbarui Syarat & Kebijakan Privasi pada tanggal 26 Februari 2024. Klik disini untuk meninjau!

Cek disini close
05 Jun

API: Pengertian, Jenis, Cara Kerja, Contoh dan Arsitekturnya

Admin

by Admin

view5974Views

Pernahkah Anda mendengar istilah API (Application Programming Interface)? Bukan hanya banyak digunakan pada transaksi bisnis, nyatanya API adalah essential thing yang dapat mempermudah para developers untuk membuat dan mengembangkan aplikasi.

Bahkan, API juga kerap kali digunakan di berbagai media sosial. Untuk Anda yang masih bingung dengan apa itu API dan bagaimana cara kerjanya, mari kita cari tahu bersama-sama lewat artikel di bawah ini!

Apa Itu API?

Memahami apa itu API ternyata tidak sulit, kok. Bayangkan saja API adalah restoran mewah yang menyediakan berbagai macam menu makanan. Anda tinggal memilih, mana santapan yang ingin dipesan.

Setelah itu, mereka akan membuatkannya untuk Anda tanpa perlu Anda tahu bagaimana tahapan pembuatannya. Selain itu, API juga bisa bekerja layaknya sebuah restoran yang mampu menghidangkan makanan dengan bahan-bahan dari Anda.

Membaca pengertian mudah tentang API tersebut, tentu kini Anda sudah paham bahwa API adalah platform yang memudahkan developer untuk membuat atau mengembangkan aplikasi, bukan? Agar lebih memahami cara kerja platform yang satu ini, Anda harus tahu bahwa seringkali kita membutuhkan dua aplikasi untuk saling terhubung, API bisa mempermudah hal tersebut untuk terwujud.

Cara Kerja API

Kini saatnya Anda memahami cara kerja API supaya makin mengerti bagaimana pentingnya tools yang satu ini di era digital. Proses API menerima perintah dan memberikan respons itu terbagi menjadi empat langkah.

Pertama, Anda menyampaikan request ke aplikasi yang telah menggunakan perangkat API. Kemudian, perintah tersebut akan diteruskan ke server yang berkaitan.

Setelah itu, API akan mendapatkan informasi atau data-data yang diperlukan pada server tersebut. Terakhir, informasi akan diteruskan oleh API ke aplikasi yang Anda gunakan tadi.

Sebagai contoh, mari kita bayangkan saat membuka aplikasi Traveloka. Anda mungkin akan membuka aplikasi ini ketika ingin memesan tiket kereta api.

Ketika Anda berusaha memperoleh jadwal keberangkatan kereta api pada hari dan jam tertentu, Traveloka akan mengakses alamat API. Kemudian, API ini nantinya akan menghubungi server Kereta Api Indonesia.

Data yang sudah diperoleh akan diteruskan ke API. Lalu, API akan menyalurkannya ke Traveloka sehingga detail keberangkatan berikut nama kereta dan jamnya akan tampil di aplikasi.

Baca juga: Website Ecommerce Indonesia dengan Halaman Checkout Terbaik

4 Jenis API yang Paling Umum

Pada dasarnya, ada empat jenis API yang dibedakan berdasarkan hak aksesnya. Apa sajakah itu? Anda bisa cari tahu selengkapnya pada poin-poin di bawah ini!

1. Public API

Jenis API yang pertama adalah Public API. Sesuai namanya, jenis API yang satu ini bisa diakses oleh siapapun dengan mudah untuk berbagai lintas platform.

Namun, kelemahannya tentu berada pada proses autentikasinya yang rendah. Sehingga, data yang bisa dibagikan mungkin juga terbatas pada hal-hal tertentu.

Public API dapat Anda manfaatkan hanya dengan mendaftar atau langsung menggunakannya di aplikasi. Salah satu contoh Open API yang mudah Anda temui adalah Google Maps atau data Covid di Indonesia.

2. Private API

Berbeda dengan poin sebelumnya, Private API adalah tools yang dibuat untuk keperluan internal sehingga tidak dapat diakses oleh sembarang orang.

Kelebihan dari jenis API yang satu ini tentunya berada pada tingkat keamanan yang lebih terjamin. Sementara itu, tujuan pembuatan Private API biasanya digunakan untuk mengembangkan suatu jenis aplikasi.

Contohnya, API dari bagian back end akan mengakses data ke bagian front end sehingga dapat makin mengembangkan hal-hal yang sudah dimiliki oleh perusahaan tersebut.

3. Composite API

Untuk Anda yang ingin menghemat waktu dan tenaga, Composite API adalah pilihan tepat. Jenis API ini memungkinkan penyimpanan data dan informasi dari berbagai server dalam satu tempat saja. Sehingga, saat Anda membutuhkan data-data tersebut, proses pengambilannya akan lebih cepat dan tidak memakan banyak effort. Sebab, kompleksitas yang umum terjadi dalam sistem dapat diminimalkan.

4. Partner API

Sedikit berbeda dengan Public API atau Open API, Partner API bisa digunakan oleh umum yang memiliki izin atau lisensi khusus. Biasanya, jenis API yang seperti ini hanya dipakai oleh orang-orang yang berhubungan langsung dengan bisnis tersebut. Dengan sistem yang lebih tertutup, tentunya keamanan data di Partner API lebih terjamin dibandingkan dengan Open API. Selain itu, pemilik API yang menggunakan sistem ini pun dapat lebih mudah mengontrol penggunaan resources mereka yang dibuka untuk orang-orang tertentu.

6 Jenis Arsitektur API

Proses penyimpanan dan pengiriman data tentu berbeda pada masing-masing API. Hal ini bergantung dari jenis arsitektur yang digunakan. Nah, supaya Anda bisa tahu lebih detail, simak enam jenis arsitektur API yang tersedia di pasaran!

1. REST

REST merupakan salah satu arsitektur API yang paling populer saat ini. API dengan arsitektur REST menggunakan metode HTTP, misalnya GET, POST, PUT, dan DELETE untuk berkomunikasi dengan server. Data dikirimkan dalam format yang umum, seperti JSON atau XML. Arsitektur REST didasarkan pada prinsip-prinsip seperti statelessness, antarmuka yang seragam (uniform interface), dan pemanfaatan cache.

Kelebihan REST terletak pada kesederhanaan implementasi dan skalabilitasnya yang baik. Di sisi lain, kekurangan REST meliputi kurangnya standar yang konsisten dalam pengembangan API, kurangnya fleksibilitas dalam mengatur permintaan khusus, dan masalah skalabilitas saat aplikasi berkembang besar.

2. SOAP

SOAP (Simple Object Access Protocol) adalah protokol yang lebih kompleks daripada poin sebelumnya, yakni REST. SOAP menggunakan format XML untuk pertukaran data dan mendefinisikan struktur pesan yang konsisten. Dalam SOAP, operasi API dijelaskan dalam Web Services Description Language (WSDL). 

Kelebihan SOAP adalah dukungan yang kuat terhadap keamanan, pengiriman pesan yang andal melalui perbedaan protokol, dan dukungan terhadap transaksi yang kompleks. Namun, implementasi SOAP cenderung lebih kompleks dan memiliki overhead yang lebih tinggi dibandingkan dengan REST.

3. GraphQL

GraphQL adalah bahasa query yang memungkinkan pengguna untuk mengambil data dengan presisi yang tinggi. Dengan GraphQL, pengguna dapat meminta hanya data yang diperlukan dan menghindari over-fetching atau under-fetching. Selain itu, GraphQL juga memungkinkan pengguna untuk melakukan multiple request dalam satu kali permintaan.

Kelebihan GraphQL adalah fleksibilitasnya untuk mengatur dan mengambil data, sehingga memungkinkan pengembang merancang antarmuka API yang lebih efisien dan adaptif. Kekurangan GraphQL antara lain pembelajaran kurva yang curam bagi pengembang baru, masih ada kecenderungan over-fetching atau under-fetching jika tidak dirancang dengan baik, dan keterbatasan dalam menghadapi query yang kompleks.

4. Apache Kafka

Apache Kafka adalah platform streaming yang digunakan untuk membangun sistem yang dapat mengirim dan menerima data secara real-time. Arsitektur API yang satu ini memungkinkan komunikasi yang tidak sinkron antar-aplikasi. Kafka sering digunakan dalam sistem yang membutuhkan streaming data, seperti pemrosesan log, sistem notifikasi, dan analisis data.

Kelebihan Apache Kafka adalah skalabilitas dan daya tahannya yang tinggi dan memiliki dukungan tinggi untuk pengolahan data secara real-time. Namun, arsitektur API satu ini memerlukan proses konfigurasi di awal yang cukup rumit. Jadi, Anda perlu tenaga khusus untuk mengoperasikannya agar berjalan dengan optimal.

5. Async API

Async API (Asynchronous API) adalah arsitektur API yang dirancang untuk komunikasi asinkron (tidak sinkron). Dalam Async API, pesan dikirimkan secara tidak langsung melalui antrian pesan atau sistem penengah lainnya. Arsitektur ini cocok untuk sistem yang membutuhkan pertukaran pesan tanpa memerlukan respons langsung.

Kelebihan Async API adalah kemampuannya untuk mengatasi beban tinggi dan meningkatkan responsivitas aplikasi, serta memungkinkan integrasi yang lebih longgar antar-aplikasi. Kekurangan Async API meliputi kompleksitas konfigurasi, koordinasi transaksi yang rumit, pengelolaan kesalahan yang kompleks, dan pemantauan serta debugging yang lebih sulit.

6. RPC

RPC adalah arsitektur API yang memungkinkan aplikasi untuk memanggil fungsi atau prosedur yang berjalan pada server jarak jauh. RPC menggunakan protokol dan mekanisme komunikasi tertentu, seperti XML-RPC atau JSON-RPC.

Kelebihan RPC termasuk performa yang cepat, implementasi yang sederhana, dan dukungan untuk berbagai bahasa pemrograman. Meski begitu, bukan berarti arsitektur API ini tidak memiliki kelemahan.

Kekurangan RPC antara lain ketergantungan yang tinggi terhadap protokol yang dipakai serta kompleksitas dari segi manajemen. Sehingga, arsitektur API RPC ini akan lebih tepat jika digunakan oleh pelaku bisnis skala menengah cenderung besar.

Baca juga: 7 Keuntungan Memiliki Sistem Pembayaran di Toko Online

Contoh API yang Populer

API digunakan dalam berbagai aplikasi yang sering kita gunakan sehari-hari. Berikut adalah beberapa contoh penggunaan API yang populer.

  1. Google Search

API Google Search memungkinkan pengembang untuk mengintegrasikan hasil pencarian Google ke dalam aplikasi mereka. Sehingga, hasil pencarian yang muncul di aplikasi pengguna akan didasarkan pada hal-hal yang dicari di mesin pencarian Google.

Contohnya, dengan menggunakan API Google Search, pengembang aplikasi e-commerce dapat membuat fitur pencarian untuk memudahkan pengguna mencari produk. Hasil pencarian produk dan rekomendasi yang ditampilkan pun biasanya berdasarkan hal-hal yang dicari oleh pengguna di platform tersebut atau lainnya yang masih bersinggungan.

  • Weather Widget

Sekarang ini sudah banyak situs web hingga aplikasi yang menyediakan prakiraan cuaca. Untuk mewujudkan hal itu, tentunya situs web dan aplikasi tersebut menggunakan API cuaca sehingga informasi cuaca terkini bisa disuguhkan kepada pengguna mereka.

Dengan menggunakan API cuaca, mereka dapat mengambil data cuaca dari sumber terpercaya dan menampilkannya dalam tampilan yang mudah dibaca. Contohnya, aplikasi cuaca pada ponsel pintar biasanya mengambil data cuaca dari API cuaca dan menampilkan informasi seperti suhu, kelembapan, hingga prakiraan cuaca.

  • Log in dengan akun media sosial

Banyak aplikasi atau situs web yang memungkinkan pengguna untuk masuk menggunakan akun media sosial, seperti Facebook atau Google. Anda pastinya sudah tidak asing dengan peristiwa ini, bukan? Misalnya, Anda lebih memilih log in ke Twitter menggunakan akun Google daripada membuat akun baru.

Penggunaan API pada media sosial ditujukan untuk mengautentikasi pengguna dan mengambil informasi dasar, seperti nama dan gambar profil. Dengan begitu, aplikasi dapat mempersingkat proses pendaftaran atau sign in, sehingga pengguna dapat segera berbagi konten dengan mudah dan praktis.

  • Bot Twitter

Bot Twitter menggunakan API Twitter untuk mengirim dan menerima tweet, mengikuti pengguna, atau melakukan tindakan lainnya di platform Twitter secara otomatis. API Twitter memungkinkan pengembang untuk mengakses fitur-fitur Twitter dari aplikasi mereka sendiri.

Contoh penggunaan API di aplikasi Twitter adalah sebuah bot Twitter yang dapat diprogram untuk merespons otomatis terhadap mention. Anda bisa mencoba hal ini dengan membalas tweet orang dengan menyebut akun bot Twitter. Nantinya, mereka akan memberikan jawaban otomatis, berkaitan dengan tweet yang Anda balas. Selain itu, bot Twitter juga dapat dipakai untuk mencatat data tertentu berdasarkan kata kunci yang ditentukan.

  • Pemesanan tiket dan hotel

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, layanan OTA (Online Travel Agent) seperti Traveloka atau Agoda tentunya menggunakan API dari maskapai penerbangan, perusahaan kereta api, dan hotel supaya pengguna aplikasi dapat melakukan pemesanan langsung tanpa perlu menginstal aplikasi dari berbagai akomodasi tersebut.

Dengan menggunakan API, pengguna dapat melihat ketersediaan tiket atau kamar hotel secara real-time, membandingkan harga, dan melakukan pemesanan dengan mudah. Kata lainnya adalah API ini menghubungkan layanan OTA dengan penyedia jasa transportasi atau akomodasi dan menyampaikannya langsung ke pengguna.

Baca juga: Tips Bagaimana Meningkatkan Penjualan di Toko Online Anda

Perbedaan API dan Web Service

Meskipun sering digunakan secara bergantian, terdapat perbedaan antara API dan web service. Berikut adalah beberapa perbedaan utama yang dapat Anda temukan.

  • Protokol yang didukung

Salah satu perbedaan antara API dan web service adalah protokol yang didukung. API dapat menggunakan berbagai protokol komunikasi, seperti HTTP, REST, SOAP, GraphQL, dan sebagainya. Protokol yang digunakan bergantung pada kebutuhan dan tujuan pengembangan aplikasi.

Di sisi lain, web service umumnya menggunakan protokol SOAP (Simple Object Access Protocol) untuk pertukaran pesan. Protokol SOAP didesain untuk memungkinkan komunikasi antara aplikasi yang menggunakan teknologi yang berbeda dan mendefinisikan format pesan dalam XML.

  • Metode komunikasi

API cenderung memiliki antarmuka yang lebih sederhana dan terfokus pada pengiriman data yang ringkas. API memungkinkan aplikasi untuk berkomunikasi dan bertukar data dengan sistem lain melalui permintaan dan respons. Metode komunikasi yang umum digunakan dalam API adalah metode HTTP, seperti GET, POST, PUT, dan DELETE. Dalam API, data dikirimkan dalam format yang umum, seperti JSON atau XML.

Di sisi lain, web service dapat menangani pertukaran pesan yang lebih kompleks dan menyediakan fungsionalitas yang lebih luas. Web service dapat memfasilitasi komunikasi antara aplikasi yang menggunakan berbagai teknologi dan bahasa pemrograman. Web service juga seringkali menggunakan protokol SOAP dan mendefinisikan operasi melalui WSDL (Web Services Description Language).

  • Respons yang diberikan

Salah satu perbedaan lainnya antara API dan web service adalah respons yang diberikan. API umumnya memberikan respons dalam format yang lebih sederhana, misalnya JSON atau XML. Data dikirimkan dengan struktur yang lebih terbaca oleh manusia dan mudah diintegrasikan ke dalam aplikasi lain. Respons API dapat berupa data yang diminta oleh aplikasi pengguna atau pesan yang mengindikasikan keberhasilan atau kegagalan operasi.

Di sisi lain, web service, terutama yang menggunakan protokol SOAP, seringkali menyediakan respons yang lebih terstruktur dengan pesan dalam format XML. Respons web service umumnya mencakup elemen metadata dan struktur yang didefinisikan secara khusus sesuai dengan standar yang diikuti.

Di dunia yang semakin terhubung seperti sekarang ini, API adalah elemen penting untuk mengintegrasikan berbagai aplikasi dan sistem. Dengan memahami pengertian, jenis-jenis, cara kerja, dan contoh penggunaan API, Anda dapat memanfaatkannya untuk mengembangkan aplikasi yang lebih kuat dan terhubung.

Namun, jika Anda tertarik untuk mempelajari lebih lanjut tentang penggunaan API dalam konteks bisnis, Anda bisa mulai dengan menerapkan pembayaran online terlebih dahulu. Setelah Anda paham tentang kebutuhan akan pentingnya online payment bagi bisnis, Anda dapat mencoba layanan Payment Link dari Midtrans. 

Payment Link Midtrans adalah salah satu solusi keuangan yang memanfaatkan API untuk memfasilitasi pembayaran online dengan mudah dan aman.

Payment Link Midtrans memungkinkan Anda membuat tautan pembayaran yang dapat dibagikan kepada pelanggan, sehingga proses pembayaran dapat dilakukan lebih mudah. Supaya bisnis Anda makin seiring dengan perkembangan zaman, daftar dan pelajari lebih lanjut tentang Payment Link Midtrans di website resmi Midtrans!
payment-gateway-dengan-25-metode-pembayaran