Kami telah melakukan sedikit penyesuaian pada Pemberitahuan Privasi yang akan berlaku efektif pada tanggal 30 Mei 2024. Klik disini untuk meninjau!
Cek disiniDigitalisasi memungkinkan peluang bisnis makin terbuka untuk semua orang. Sebab, siapa pun dapat mulai menjalankan bisnis tanpa harus memiliki toko offline. Meski lebih mudah memulai usaha, terjun ke dunia bisnis artinya Anda siap menghadapi berbagai dinamika yang mungkin terjadi. Pasalnya, Anda bisa mengalami keuntungan maupun kerugian sekaligus.
Itulah sebabnya Anda perlu membuat laporan keuangan setiap beberapa periode untuk mengetahui persentase keuntungan maupun kerugian yang diperoleh perusahaan. Lantas, bagaimana cara menghitung persentase keuntungan perusahaan? Berikut penjelasan selengkapnya, termasuk rumus persentase keuntungan beserta contohnya.
Sebelum benar-benar memulai bisnis di era digital, ketahui dahulu apa yang disebut sebagai persentase keuntungan. Sebab, biasanya sebuah bisnis tetap akan berusaha untuk memperoleh keuntungan meski sedang mengadakan promo atau diskon. Lantas, apa yang disebut sebagai persentase keuntungan?
Pada dasarnya, keuntungan artinya harga jual lebih tinggi dibandingkan dengan harga belinya. Sementara itu, persentase keuntungan sendiri berarti perbandingan pecahannya per seratus. Cara memperoleh persentase keuntungan adalah dengan membagi jumlah sebagian dengan keseluruhannya, kemudian dikalikan seratus.
Baca juga: 7 Keuntungan Memiliki Sistem Pembayaran di Toko Online
Setelah memahami pengertian persentase keuntungan dalam berbisnis, kini saatnya Anda tahu mengapa persentase semacam ini diperlukan oleh perusahaan. Bahkan, Anda tak hanya akan mengetahui mengapa perusahaan perlu menghitung persentase keuntungan, tapi juga persentase kerugian. Berikut empat alasannya untuk Anda yang sedang menjalankan usaha.
Perhitungan keuntungan dan kerugian berperan penting untuk mengetahui pertumbuhan serta perkembangan perusahaan. Pasalnya, hal ini dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi finansial perusahaan. Jadi, nantinya perusahaan bisa mengetahui apa saja transaksi yang dapat menghasilkan keuntungan maupun kerugian.
Sebuah transaksi keuangan dapat dikatakan sebagai keuntungan apabila memberikan manfaat terhadap perusahaan. Sebaliknya, transaksi yang tidak memberikan manfaat bisa dikatakan merugikan perusahaan. Maka dari itu, menghitung persentase diperlukan agar perusahaan tidak melakukan transaksi yang dapat menyebabkan kerugian berulang kali.
Walau begitu, penting diketahui bahwa transaksi yang membawa keberuntungan juga sering kali dimulai dengan kerugian terlebih dahulu. Misalnya, saat akan memilih brand ambassador untuk pertama kalinya, mungkin Anda belum tahu betul bagaimana dampak orang itu untuk perusahaan Anda pada kemudian hari.
Namun, Anda perlu mengeluarkan biaya terlebih dahulu atau bisa dikatakan rugi sementara. Jika suatu saat tindakan Anda tersebut berhasil menuai keuntungan bagi perusahaan, artinya menggaet BA baru berhasil menggiring Anda pada sebuah keuntungan.
Mencatat keuntungan dan kerugian juga dapat mempermudah perusahaan saat akan menyusun laporan keuangan. Pasalnya, transaksi yang terjadi tanpa dicatat kemungkinan besar akan dilupakan dan hal ini bisa membuat kondisi keuangan perusahaan menjadi tidak stabil. Di samping itu, laporan keuangan tidak hanya diperlukan bagi perusahaan, tapi juga pihak-pihak lain yang berperan dalam pengembangan bisnis perusahaan tersebut.
Untungnya, saat ini sudah ada sistem pembayaran digital yang memudahkan Anda untuk mencatat seluruh transaksi keuangan perusahaan secara sekaligus dalam satu akun. Sehingga, nantinya Anda bisa lebih mudah saat akan menghitung persentase keuntungan maupun kerugian perusahaan. Sistem pembayaran seperti itu bisa Anda peroleh dari Midtrans.
Pencatatan keuntungan dan kerugian juga dapat membuat perusahaan memiliki dasar dalam mengambil keputusan bisnis. Misalnya, ada transaksi pembelian impulsif yang ternyata tidak menguntungkan perusahaan sedikit pun. Dengan adanya pencatatan ini, perusahaan Anda jadi bisa menghindari transaksi serupa di kemudian hari. Pada akhirnya, kondisi keuangan perusahaan bisnis pun jadi lebih stabil.
Alasan berikutnya mengapa penting untuk mengetahui cara menghitung keuntungan maupun kerugian perusahaan adalah karena Anda jadi lebih bisa memprediksi peristiwa di masa depan. Saat memiliki gambaran akan transaksi apa saja yang dapat menguntungkan maupun merugikan, Anda jadi lebih tahu transaksi mana saja yang bisa dihemat pada masa yang akan datang.
Misalnya, Anda berinvestasi pada pembelian suatu alat elektronik secara impulsif. Niat awalnya adalah Anda ingin memajukan perusahaan dengan tool tersebut. Namun, kenyataannya alat tersebut tidak terlalu memberikan keuntungan pada pertumbuhan perusahaan. Nah, peristiwa-peristiwa semacam ini bisa diminimalkan kejadiannya karena ada hitungan kerugian dan keuntungan yang Anda buat. Jadi, meski harus menghemat, Anda tentu perlu menjaga agar perusahaan tidak mengalami penurunan nilai mutu.
Sebelum benar-benar melakukan penghitungan persentase keuntungan, pahami dahulu bagaimana cara menghitung persentase secara umum. Anda bisa membayangkan perhitungan persentase yang terjadi pada sebuah botol kecap.
Misalnya, botol kecap awalnya memiliki volume 200 ml, lalu mendapat tambahan sebanyak 20 ml, berapa banyak persentase penambahan kecap pada setiap botol tersebut? Begini perhitungannya:
Persentase = (jumlah bagian/ jumlah keseluruhan) x 100%
= (20 / 200) x 100%
= 0,1 x 100%
= 10%
Jadi, total pertambahan volume botol kecap 200 ml setelah ditambah 20 ml adalah 10%. Ini merupakan salah satu contoh menghitung persentase secara umum.
Sebelum mengetahui cara menghitung persentase keuntungan, Anda harus paham dulu bahwa keuntungan diperoleh jika harga jual lebih besar dibandingkan dengan harga beli. Sederhananya, keuntungan adalah selisih harga jual dan harga beli. Lalu, bagaimana dengan persentase keuntungan?
Persentase keuntungan dinyatakan dengan membagi besarnya keuntungan dengan harga pembelian, kemudian dikalikan dengan 100. Jadi, Anda bisa membagi selisih harga jual dan harga beli yang telah disebutkan sebelumnya dengan harga pembelian, lalu dikalikan dengan 100. Berikut rumusnya agar lebih mudah dipahami.
Keuntungan : Harga jual - harga beli
Persentase keuntungan : Keuntungan / harga beli x 100
Selain persentase keuntungan, Anda juga harus tahu bahwa ada yang disebut sebagai persentase kerugian. Ini adalah angka yang menyatakan seberapa banyak perusahaan Anda mengalami kerugian pada periode waktu tertentu. Secara sederhana, angka kerugian bisa Anda peroleh dengan menghitung selisih harga beli dengan harga jual.
Sementara itu, persentase kerugian bisa Anda peroleh dengan membagi angka kerugian dengan harga beli sebelum akhirnya dikalikan dengan 100. Supaya tidak makin bingung, simak rumusnya di bawah ini.
Kerugian : Harga beli - harga jual
Persentase kerugian : Kerugian / harga beli x 100
Jika Anda masih merasa bingung bagaimana cara menghitung persentase keuntungan, perhatikan contohnya berikut ini.
Pak Bambang membeli batik tulis seharga Rp1.000.000,00. Karena ia adalah pedagang batik di luar Pulau Jawa, batik tersebut kemudian laku seharga Rp1.350.000,00. Berapa persentase keuntungan Pak Bambang dari penjualan batik tersebut? Berikut cara menghitungnya.
Keuntungan : 1.350.000 - 1.000.000 = 350.000
Persentase keuntungan : 350.000 / 1.000.000 x 100 = 35%
Berdasarkan contoh tersebut, Pak Bambang mengalami keuntungan sebanyak 35 persen dari aktivitas jual beli kain batik.
Supaya makin paham bagaimana cara menghitung persentase kerugian saat membuat laporan keuangan, simak contohnya di bawah ini!
Bu Rosa adalah seorang penjual jajanan pasar yang berfokus pada donat. Ia membeli donat dari pemasok dengan harga Rp1.500,00. Lalu, saat sudah seharian menjajakan dagangannya, Bu Rosa kemudian memutuskan untuk menjual donat yang tersisa dengan harga lebih murah, yakni Rp1.000,00 per buah. Berapa persentase kerugian yang dialami oleh Bu Rosa?
Kerugian : Harga beli - harga jual
: 1.500 - 1.000 = 500 per satu donat
Persentase kerugian : Kerugian / harga beli x 100
: 500 / 1.500 x 100 = 33,3%
Berdasarkan hitungan di atas, dapat disimpulkan bahwa Bu Rosa mengalami persentase kerugian sebanyak 33,3 persen setiap menjual donat dengan harga lebih murah.
Baca juga: Mengapa Toko Anda perlu Memiliki Online Shop
Persentase keuntungan dan kenaikan sebenarnya sama saja. Akan tetapi, biasanya persentase keuntungan spesifik mengacu pada perbedaan harga jual dan harga beli. Sementara itu, persentase kenaikan bersifat lebih umum karena bisa meliputi kenaikan penjualan, kenaikan omzet, kenaikan produksi, maupun kenaikan gaji karyawan.
Karena tidak jauh berbeda dari persentase keuntungan, cara menghitung persentase kenaikan pun punya rumus yang mirip. Bedanya, kenaikan di sini tidak didapatkan dengan cara mengurangi harga jual dengan harga beli, tapi mengurangi nilai akhir dengan nilai awal. Sebab, persentase kenaikan bukan hanya berbicara soal keuntungan (profit).
Persentase kenaikan : (Nilai akhir - nilai awal) / nilai awal x 100
Sebagai contoh, Anda bisa menyimak penghitungan persentase kenaikan jumlah penjualan berikut. Om Yujin adalah seorang pemilik dealer sepeda motor. Pada 2021, dirinya berhasil menjual 100 unit motor. Jumlah ini terus mengalami kenaikan sehingga pada akhir 2022 dirinya berhasil menjual 105 unit motor. Persentase kenaikan yang dimiliki oleh Pak Bryan dari tahun 2021 ke 2022 dapat dihitung seperti berikut.
Persentase kenaikan : (105-100) / 100 x 100
: 5 / 100 x 100 = 5%
Berdasarkan hasil penghitungan tersebut, persentase kenaikan penjualan yang dialami oleh Om Yujin pada 2021 ke 2022 adalah sebanyak 5 persen.
Seperti yang sudah disebutkan secara singkat di atas, menghitung persentase keuntungan dan kerugian tentunya penting saat akan membuat laporan keuangan. Pasalnya, laporan keuangan jadi bisa memberi gambaran terkait kemajuan maupun kemunduran yang dialami oleh sebuah perusahaan. Hal ini tak lain berkat adanya persentase keuntungan maupun kerugian di dalamnya.
Pada akhirnya, laporan keuangan tersebut tidak hanya berguna untuk internal perusahaan, melainkan juga eksternal perusahaan yang turut terlibat di dalamnya. Misalnya, perusahaan Anda sudah membuka penggalangan dana bagi para investor yang berminat. Laporan keuangan ini tentu akan menjadi pertimbangan bagi investor tersebut, apakah akan terus menanamkan modalnya di perusahaan Anda atau tidak.
Sebelum melangkah ke contoh laporan keuangan perusahaan, ketahui dahulu bahwa jenis-jenis laporan keuangan itu ada beragam. Kurang lebih ada lima jenis laporan keuangan perusahaan, meliputi laporan laba rugi, laporan ekuitas, laporan saldo laba, laporan neraca, dan laporan arus kas.
Sesuai namanya, laporan laba rugi menjelaskan laba dan rugi yang harus ditanggung sebuah perusahaan. Anda juga bisa mengartikan laporan ini sebagai jumlah keuntungan yang diperoleh dan beban yang harus dibayar oleh perusahaan. Sederhananya, laporan satu ini merangkum transaksi keluar dan masuk perusahaan.
Proses pembuatannya sendiri dibagi lagi menjadi dua, yakni single step dan multi step. Namun, jenis pembuatan laporan laba rugi di beberapa perusahaan Indonesia biasanya menggunakan multi step. Begini contoh laporan laba rugi di Indonesia yang bisa menjadi panduan bagi perusahaan Anda.
Photo credit: detikfinance
Jenis laporan keuangan berikutnya yang tak kalah penting adalah laporan ekuitas. Laporan yang satu ini berfungsi untuk melengkapi laporan keuangan lainnya. Pasalnya, laporan ekuitas mencatat ekuitas awal dan ekuitas akhir dari sebuah perusahaan.
Supaya Anda makin paham, ada beberapa komponen lagi yang termasuk dalam ekuitas awal. Apa saja komponen tersebut? Ada laba bersih setelah pajak, prive atau drawing, dan penambahan modal. Supaya tidak bingung, Anda bisa melihat contoh laporan keuangan ekuitas di bawah ini.
Photo credit: detikfinance
Seperti namanya, laporan saldo laba memberikan informasi mengenai saldo keuntungan yang dimiliki oleh perusahaan, khususnya yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT). Pasalnya, biasanya PT memiliki investor sehingga perusahaan harus membagi keuntungannya terhadap investor tersebut. Aktivitas pembagian keuntungan ini disebut dividen.
Untuk membuat laporan saldo laba, kurangi jumlah laba bersih setelah pajak dengan dividen. Dengan begitu, Anda akan memperoleh tambahan laba. Jumlahkan tambahan laba ini dengan saldo laba di awal. Agar makin paham, Anda bisa melihat contoh laporan saldo laba pada Perseroan Terbatas pada gambar di bawah ini.
Photo credit: detikfinance
Berikutnya, ada juga laporan keuangan yang disebut dengan neraca. Laporan ini pada dasarnya memuat tiga komponen, yakni modal pada periode waktu tertentu, aktiva atau harta yang dimiliki perusahaan, dan kewajiban atau jumlah yang harus dibayar oleh perusahaan. Fungsi laporan neraca adalah untuk mengetahui likuiditas perusahaan dan memperkirakan apakah perusahaan dapat melunasi utang jangka pendek sebelum tanggal jatuh tempo.
Sebenarnya ada dua bentuk laporan neraca, yakni yang disusun secara vertikal maupun horizontal. Namun, sebagian besar perusahaan di Indonesia biasanya menggunakan laporan neraca vertikal (skontro). Sehingga, nantinya Anda akan melihat jumlah debit di sebelah kiri dan total kredit di kolom bagian kanan. Berikut contoh laporan neraca di Indonesia yang bisa Anda jadikan acuan.
Photo credit: detikfinance
Terakhir, ada laporan keuangan arus kas yang memberikan informasi terkait kas perusahaan. Supaya lebih mudah dipahami, laporan ini mencatat arus kas, aktivasi investasi, aktivasi pendanaan, hingga aktivasi operasi. Sehingga, secara garis besar, laporan arus kas memperlihatkan kemampuan perusahaan dalam memperoleh dan menggunakan dana kas.
Manfaat dari laporan arus kas tentu saja menjadi bahan evaluasi perusahaan karena ia mencatat arus kas selama periode waktu tertentu. Selain itu, laporan arus kas juga dapat menjadi petunjuk bagi perusahaan untuk meningkatkan nilai investasinya. Karena cukup panjang, Anda bisa melihat contoh laporan arus kas di Perseroan Terbatas (PT) pada gambar berikut ini.
Photo credit: detikfinance
Baca juga: 6 Taktik Membuat Customer Anda Membeli Lagi dari Toko Anda
Bagaimana, sudah makin paham mengapa perusahaan sangat perlu untuk tahu cara menghitung persentase keuntungan? Selain berguna dalam penyusunan laporan keuangan yang dapat jadi acuan bagi pihak internal, menghitung persentase keuntungan dan kerugian juga dapat memudahkan pihak eksternal untuk mengetahui performa maupun kinerja perusahaan Anda. Sehingga, nantinya saat perusahaan akan menggelar IPO, misalnya, masyarakat bisa lebih mengetahui sepak terjang perusahaan Anda.
Nah, agar cara menghitung persentase keuntungan dan kerugian ini lebih mudah dilakukan, Anda bisa gunakan sistem pembayaran dari Midtrans. Dengan begitu, transaksi keuangan dari berbagai sumber bisa tercatat sekaligus pada satu akun. Sehingga, perusahaan tidak perlu membuat beberapa rekening bank untuk menerima maupun melakukan pembayaran. Manajemen keuangan pun jadi lebih mudah. Anda pun bisa fokus untuk mengembangkan perusahaan di bidang lain. Yuk, gunakan sistem pembayaran dari Midtrans sekarang juga!