Kami telah melakukan sedikit penyesuaian pada Pemberitahuan Privasi yang akan berlaku efektif pada tanggal 30 Mei 2024. Klik disini untuk meninjau!
Cek disini
Ada banyak hal yang harus Anda kuasai untuk mencapai keberhasilan bisnis. Salah satu yang terpenting adalah kemampuan menyeimbangkan pemasukan dan pengeluaran untuk memenuhi demand pelanggan. Hal ini bisa Anda lakukan dengan mempelajari cara menghitung BEP atau break even point agar terhindar dari risiko kerugian mendadak.
BEP adalah kondisi ketika suatu bisnis mencapai titik keseimbangan antara jumlah pendapatan dan pengeluaran. Artinya, bisnis tidak mengalami keuntungan maupun kerugian karena biaya pengeluaran berjumlah sama dengan pendapatan. Saat BEP terjadi, biasanya jumlah pendapatan suatu bisnis hanya cukup untuk menutup biaya tetap dan variabel.
Umumnya, pelaku bisnis menghitung BEP untuk memprediksi jumlah produk yang perlu dibuat, atau seberapa banyak pemasukan yang harus diterima agar bisa balik modal. Penghitungan BEP sendiri melibatkan sejumlah komponen penting seperti berikut:
Baca juga:Wajib Catat! Daftar Biaya Operasional Bisnis yang Perlu Diperhatikan Pemilik Usaha
BEP bertujuan untuk membantu pelaku bisnis mengantisipasi potensi kerugian, serta memahami terjadinya perubahan pada nilai laba jika harga produk berubah. Berdasarkan tujuan ini, penghitungan BEP akan memberikan Anda berbagai manfaat berikut:
Saat menghitung BEP, secara otomatis Anda juga akan ikut menghitung biaya tetap dan variabel yang termasuk dalam biaya produksi. Nah, penghitungan BEP akan membantu Anda untuk menekan biaya produksi tanpa harus mengurangi kuantitas dan kualitas produk.
Berdasarkan hasil perhitungan biaya produksi dari BEP, Anda bisa mengetahui harga jual dasar dari produk Anda. Di samping itu, penentuan margin profit juga akan lebih mudah, yakni standar laba atas setiap produk. Misalnya, katakanlah Anda ingin mendapat laba sebanyak Rp5.000 untuk setiap produk terjual. Berarti, harga jual produk Anda adalah nilai BEP ditambah margin profit tersebut.
Baca juga: Apa itu Margin? Ini Info Lengkap dan Cara Mudah Menghitungnya
Jika merujuk pada manfaat di atas, dapat dikatakan bahwa penghitungan BEP merupakan dasar untuk menentukan profit dari produk. Sebab, tanpa memahami cara menghitung BEP, Anda akan kesulitan untuk mengetahui apakan bisnis Anda akan mengalami untung atau rugi.
Baca juga: Cara Menghitung Persentase Keuntungan, Lengkap dengan Contohnya
Untuk mengetahui kapan Anda balik modal, Anda perlu mengetahui jumlah produk yang harus dijual dan durasi penjualannya. Namun, dengan BEP, Anda bisa menghitung perkiraan jumlah produk terjual, sehingga lebih mudah memperkirakan durasi penjualannya pula.
Terdapat beberapa cara menghitung BEP, tapi metode yang paling umum digunakan adalah dengan rumus berikut: (Total Fixed Cost + Total Variable Cost) / Total Unit.
Sebagai contoh, katakanlah Perusahaan Fesyen Rumahan memproduksi 1.000 unit daster selama Agustus 2023, dengan biaya tetap (fixed cost) sebanyak Rp20 juta dan biaya variabel (variable cost) sejumlah Rp50.000 per daster. Berdasarkan biaya pokok, penghitungan BEP Perusahaan Fesyen Rumahan adalah seperti berikut:
Total Variable Cost = Rp50.000 x 1.000 unit = Rp50 juta
BEP Per Biaya = (Total Fixed Cost + Total Variable Cost) / Total Unit
= (Rp20 juta + Rp50 juta) / 1.000
= Rp70 juta / 1.000
= Rp70.000
Cara menghitung BEP penting untuk dipahami para pelaku bisnis agar bisa memprediksi jumlah biaya produksi, menganalisis laba, hingga mengetahui estimasi waktu balik modal. Karena itu, pastikan data keuangan bisnis Anda tercatat rapi agar bisa lancar menghitung BEP. Hal ini bukanlah masalah jika Anda menggunakan fitur Dashboard dari payment gateway Midtrans.
Melalui fitur Dashboard, Anda dapat mengakses data transaksi yang dilakukan menggunakan payment gateway Midtrans. Alhasil, Anda tak perlu mengecek transaksi secara manual sehingga mempermudah rekap keuangan. Selain Dashboard, masih ada banyak fitur lain dari Midtrans untuk mempercepat pertumbuhan bisnis Anda. Daftar Midtrans sekarang juga untuk merasakan manfaatnya!