Kami telah melakukan sedikit penyesuaian pada Pemberitahuan Privasi yang akan berlaku efektif pada tanggal 30 Mei 2024. Klik disini untuk meninjau!
Cek disiniBagi para pemilik startup atau yang berkecimpung di dalamnya, istilah perusahaan venture capital mungkin sudah tidak asing lagi. Berkat perusahaan yang disebut juga sebagai perusahaan modal ventura ini, sebuah startup bisa terus berkembang, bahkan hingga ke tingkat unicorn.
Jadi, tidak salah kalau beberapa orang menganggap venture capital adalah “penyelamat” startup mereka. Oleh karena itu, banyak pebisnis yang mengharapkan bantuan dari venture capital untuk mengembangkan perusahaan mereka. Memangnya, apa itu venture capital sebenarnya?
Modal ventura atau venture capital adalah perusahaan yang membantu startup untuk mengembangkan usahanya dengan cara memberikan bantuan. Bantuan ini umumnya berbentuk modal, tapi juga bisa berbentuk hal lain.
Contohnya, sebuah perusahaan modal ventura memberikan mentoring dari pihak profesional kepada para pelaku bisnis, atau bantuan networking agar perusahaan tersebut bisa mendapatkan talent yang berpengalaman di bidangnya.
Berbeda dengan pinjaman bank, sebuah perusahaan tidak perlu membayar tagihan apa pun per bulannya kepada pihak modal ventura. Jadi, kewajiban dari pemilik startup tersebut hanyalah untuk mengembangkan usahanya sesuai dengan goals yang telah ditetapkan bersama.
Selain itu, venture capital juga berbeda dari angel investor. Jika dibandingkan dengan angel investor, modal yang akan diberikan oleh sebuah perusahaan modal ventura sangat besar. Hal itu karena kedua tipe investor ini memiliki sumber dana investasi yang berbeda.
Jadi, dari mana venture capital mendapatkan modalnya? Lalu, apa keuntungan yang didapatkan oleh venture capital tersebut? Untuk mengetahuinya, Anda harus mengetahui cara kerja perusahaan modal ventura.
Baca juga: Apa Perbedaan antara Investor Malaikat dengan Venture Capitalist?
Dalam berinvestasi pada sebuah startup, perusahaan modal ventura tidak menggunakan modal mereka sendiri. Mereka akan mengumpulkan modal dari berbagai pihak, baik perorangan maupun badan, yang ingin berinvestasi ke perusahaan startup. Investor tersebut disebut dengan istilah limited partners atau partner terbatas.
Investasi tersebut merupakan sebuah investasi yang bisa menghasilkan untung besar, tetapi dengan risiko tinggi. Oleh karena itu, biasanya hanya pihak tertentu saja yang berani untuk menginvestasikan kekayaan mereka melalui perusahaan modal ventura.
Jika modal sudah terkumpul, langkah berikutnya bagi venture capital adalah mencari startup yang membutuhkan pendanaan. Sebelum menentukan startup mana yang akan didanai, sebuah perusahaan modal ventura harus melakukan analisis pasar untuk mengetahui perusahaan seperti apa yang memiliki peluang berkembang pesat dengan tren tersebut. Setelah menemukan startup yang tepat, barulah pihak modal ventura dan startup mendiskusikan kontrak dan menandatanganinya.
Baca Juga: 6 Jenis Startup yang Berkembang Pesat di Indonesia, Apa Saja?
Dalam berinvestasi, perusahaan modal ventura tidak akan memberikan keseluruhan modal mereka pada satu perusahaan. Mereka akan menyebarkan modal tersebut ke beberapa perusahaan untuk berjaga-jaga jika ada perusahaan yang gagal untuk berkembang atau gagal mencapai targetnya. Jadi, tidak heran kalau suatu perusahaan modal ventura bisa menaungi hingga puluhan startup dari berbagai bidang dan dengan berbagai skala.
Selama pendanaan tersebut, perusahaan modal ventura berhak untuk memberikan saran, meninjau, serta dalam beberapa kasus mengontrol arah perkembangan sebuah startup. Nah, kehilangan kontrol penuh atas perusahaan ini yang umumnya menjadi alasan beberapa pemilik startup untuk tidak bekerja sama dengan perusahaan modal ventura. Namun, sebagian lain menganggap bahwa kehilangan kontrol tersebut bisa terbayarkan dengan keuntungan yang akan mereka dapatkan.
Lalu, bagaimana sebuah perusahaan modal ventura bisa mendapatkan keuntungan bagi mereka dan para investor?
Untuk mendapatkan keuntungan dari perusahaan startup, venture capital akan meminta sebagian ekuitas dari perusahaan tersebut. Ekuitas dapat diartikan sebagai kekayaan suatu entitas bisnis. Daripada mengambil pinjaman bank, mungkin memberikan sebagian hak ekuitas kepada venture capital terasa lebih murah. Tetapi, perbedaan yang besar akan terasa saat bisnis startup tersebut dijual atau diakuisisi oleh pihak lain. Pihak modal ventura akan mendapatkan keuntungan yang besar, lebih besar daripada jika perusahaan startup meminjam kepada bank.
Contoh sederhananya begini:
Ada dua buah perusahaan yang memiliki valuasi sebesar 10 juta USD dan mereka membutuhkan dana sebesar 1 juta USD. Perusahaan pertama mengambil pinjaman di bank selama 10 tahun dengan bunga 10%, sedangkan perusahaan kedua mendapatkan 1 juta USD dari venture capital, dengan imbalan 10% ekuitas.
Dalam 10 tahun, anggap saja kedua perusahaan berhasil terjual dengan harga 100 juta USD. Perusahaan pertama hanya perlu mengembalikan dana dan membayar bunga sebesar 600 ribu USD, serta tetap menikmati ekuitas penuh perusahaan. Tetapi, perusahaan kedua diwajibkan memberikan 10 juta USD kepada pihak modal ventura karena kepemilikan ekuitas yang terbagi.
Tentu saja studi kasus aslinya akan lebih rumit lagi. Tetapi, perhitungan simpel ini dapat memberikan gambaran yang jelas bagaimana sebuah perusahaan modal ventura bisa mendapatkan keuntungan besar.
Oleh karena itu, keputusan sebuah startup untuk menerima modal dari venture capital bukanlah keputusan yang mudah. Seorang pengusaha startup disarankan dapat mampu menganalisis sebesar apa potensi manfaat yang mereka dapatkan jika bekerja sama dengan venture capital, serta adakah alternatif lainnya untuk mendapatkan modal.
Tanggung jawab terbesar sebuah perusahaan venture capital adalah untuk menyalurkan dana dari para investor ke tangan yang tepat, dengan tujuan mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya. Untuk mencapai tujuan tersebut, perusahaan modal ventura memiliki beberapa tugas yang harus dilakukan, yaitu:
Sebuah perusahaan modal ventura tidak bisa secara sembarangan menyalurkan modal kepada suatu startup. Oleh karena itu, pihak venture capital harus melakukan berbagai macam analisis saat mencari prospek.
Misalnya di era digital ini, perusahaan modal ventura harus bisa menganalisis peluang bisnis online seperti apa yang akan muncul ke depannya. Dengan mengetahui tren pasar, perusahaan modal ventura dapat dengan mudah menemukan prospek yang sesuai dengan tren tersebut.
Setelah pihak modal ventura menandatangani kontrak kerja sama dengan startup, tugas mereka berikutnya adalah membantu perusahaan agar berkembang sesuai goals mereka. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, bantuan yang dimaksud bisa berupa modal dana, pengetahuan, hingga bantuan untuk mencari talent.
Selain itu, dukungan penting lainnya yang dapat diberikan oleh venture capital adalah dalam bentuk risk management support. Menurut data yang dihimpun US Bureau of Labor Statistics, seperlima startup gagal di tahun pertama mereka berdiri. Salah satu alasannya adalah ketidakmampuan mengatasi suatu situasi riskan karena pengelola perusahaan tidak memiliki pengalaman yang cukup. Nah, melalui kerja sama dengan perusahaan modal ventura, startup akan mendapat bantuan manajemen risiko dari pihak yang telah berpengalaman di bidangnya.
Bisa dibilang, bagian ini adalah tugas paling krusial bagi sebuah perusahaan modal ventura. Jika mereka tidak dapat memberikan bantuan yang dibutuhkan sebuah startup, apalagi yang masih berada di tahap awal pembangunannya, maka potensi startup tersebut berhasil akan semakin kecil.
Berikutnya, sebuah venture capital juga bertugas untuk memperkuat jaringan startup yang mereka naungi. Perkuatan jaringan ini dilakukan untuk membantu sebuah startup agar dapat lebih eksis lagi di ekosistem bidang usaha mereka. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan oleh perusahaan modal ventura untuk mencapai tujuan tersebut, misalnya saja dengan mengadakan konferensi bagi anggotanya.
Selain itu, perkuatan jaringan yang dimaksud juga mencakup branding perusahaan. Perusahaan modal ventura akan membantu setiap startup di bawah naungannya untuk dapat memberikan branding yang tepat kepada masyarakat atau pengusaha lainnya.
Terakhir, tentu saja perusahaan modal ventura memiliki tugas untuk menjalankan administrasi perusahaan mereka sendiri. Selayaknya perusahaan, venture capitalist memiliki beberapa kewajiban internal, seperti mengurus administrasi dengan badan negara atau hal lainnya yang berhubungan dengan tim in-house mereka.
Selain membuat berbagai macam laporan untuk pihak internal, sebuah perusahaan modal ventura juga harus menyusun laporan untuk berbagai pihak eksternal. Pihak yang dimaksud adalah investor perusahaan atau yang disebut juga limited partners, serta pihak startup yang mereka naungi.
Dalam memberikan pendanaan kepada startup, ada beberapa jenis pendanaan yang umumnya disediakan venture capital. Jenis yang diberikan ini tergantung dari tahap perkembangan startup itu sendiri. Berikut adalah jenis-jenis pendanaannya:
Jenis pertama adalah pendanaan seed capital. Pendanaan ini akan diberikan kepada startup yang baru saja didirikan atau masih dalam tahap pengembangan. Jadi, biasanya modal ini diberikan kepada startup untuk melakukan riset pasar, mengembangkan produk, membangun tim, serta kebutuhan lainnya.
Di sini, sebuah perusahaan modal ventura juga bertanggung jawab untuk membimbing pembentukan struktur perusahaan startup, atau bahkan mencarikan talent jika memang diperlukan. Namun, pendanaan pada tahap ini cukup jarang diberikan oleh sebuah venture capital. Kalaupun ada, umumnya modal yang diberikan tidak terlalu besar karena risiko kegagalan yang dinilai tinggi.
Berikutnya, ada pendanaan yang dinamakan startup capital. Pada tahap ini, perusahaan startup umumnya telah memiliki sampel produk yang akan dijual. Jadi, dana dari pendanaan ini akan digunakan untuk menyempurnakan produk jika dibutuhkan, mengenalkan produk ke masyarakat, serta merekrut anggota penting lainnya.
Sama seperti jenis pendanaan yang sebelumnya, pendanaan startup capital juga jarang sekali diadakan oleh sebuah venture capitalist. Startup yang belum memiliki struktur organisasi jelas serta produk yang belum final dianggap memiliki risiko terlalu tinggi untuk diberi modal.
Pendanaan early stage diberikan kepada startup yang sudah cukup berkembang serta sudah memiliki struktur utama perusahaan yang lengkap. Modal yang diterima oleh startup akan digunakan untuk meningkatkan penjualan, misalnya dengan berinvestasi pada strategi digital marketing atau strategi lainnya.
Selain itu, dana yang diterima juga akan digunakan untuk meningkatkan produktivitas, serta keperluan lain yang membuat perusahaan dapat bekerja secara efisien.
Jika sebelumnya pendanaan diberikan kepada perusahaan startup yang masih berusaha untuk berkembang, expansion capital tidak demikian. Pendanaan ini diberikan kepada startup yang telah stabil dan siap untuk melakukan ekspansi pasar. Misalnya, dana yang diterima bisa digunakan untuk melakukan riset pasar baru, merekrut ahli di target pasar tersebut, dan keperluan lainnya.
Terakhir, ada pendanaan yang disebut dengan late stage capital. Pada tahap ini, sebuah startup sudah mendapatkan keuntungan dan nilai penjualan yang tinggi. Jadi, dana yang diberikan venture capital akan digunakan untuk mengembangkan bisnis lebih jauh dengan cara meningkatkan strategi marketing, produktivitas, hingga peningkatan kualitas lainnya yang dibutuhkan oleh startup tersebut.
Saat memutuskan untuk bekerja sama dengan sebuah startup, sebuah perusahaan modal ventura pastinya akan memberikan modal yang tidak sedikit. Semua itu tentu saja diberikan dengan harapan agar startup dapat berkembang menjadi sebuah perusahaan dengan valuasi yang tinggi.
Oleh karena itu, venture capital memiliki tantangan yang besar untuk bisa memprediksi bagaimana tren pasar ke depannya, serta startup mana yang akan berkembang di antara banyaknya startup yang mulai bermunculan.
Salah satu solusi yang dilakukan oleh sebuah venture capital adalah menginvestasikan modalnya kepada perusahaan yang sudah pasti akan sukses, atau perusahaan yang telah memiliki pondasi kuat. Namun, perusahaan-perusahaan tersebut umumnya akan meminta dana yang jauh lebih besar daripada perusahaan startup yang baru mulai berkembang.
Di Indonesia sendiri, ada beberapa perusahaan modal ventura yang telah sukses menaungi berbagai macam startup, bahkan hingga mencapai level unicorn. Sebagai catatan, sebuah startup disebut sebagai unicorn jika memiliki valuasi melampaui 1 miliar USD atau sekitar Rp14,3 triliun. Berikut adalah beberapa perusahaan modal ventura di Indonesia:
Pertama adalah East Ventures yang telah berpengalaman menjadi sebuah perusahaan modal ventura sejak tahun 2009. Pada tahun 2021 kemarin, perusahaan ini mendapatkan predikat pemodal ventura paling aktif di Asia Tenggara dari DailySocial.id, serta investor awal paling aktif ke-9 di Asia yang dianugerahi oleh Crunchbase.
Salah satu startup yang berhasil setelah bekerja sama dengan East Ventures adalah Tokopedia. E-commerce yang saat ini tergabung dalam grup GoTo ini adalah perusahaan pertama yang mendapatkan pendanaan dari East Venture, yaitu pada tahun 2010.
Kemudian pada 2017, Tokopedia akhirnya berhasil menjadi startup yang termasuk ke dalam level unicorn. Pada tahun yang sama, startup lain yang bekerja sama dengan East Ventures sejak tahun 2012 juga mendapatkan predikat unicorn, yaitu Traveloka.
Saat ini, East Ventures telah bekerja sama dengan lebih dari 250 startup di Asia Tenggara dengan lebih dari 450 founder.
Berikutnya ada Golden Gate Ventures yang telah berdiri sejak tahun 2011. Perusahaan modal ventura ini mendanai beragam startup mulai dari yang berskala early-stage hingga yang berskala growing mature. Beberapa startup yang bekerja sama dengan Golden Gate Ventures adalah Finku, Alodokter, Tanihub, serta Claimdi.
Terakhir, contoh venture capital di Indonesia adalah Alpha JWC Ventures yang sudah debut di Indonesia sejak tahun 2015. Bahkan tidak hanya di Indonesia, perusahaan modal ventura ini juga mendanai berbagai macam startup di Asia Tenggara. Beberapa startup yang didanai oleh Alpha JWC Ventures adalah Benih Baik, Bobobox, CrediBook, Modalku, Kopi Kenangan, Kredivo, dan masih banyak lagi.
Baca juga: Bagaimana Cara Mencari Investor untuk Mengembangkan Startup?
Kerja sama dengan venture capital adalah hal yang didambakan banyak startup jika melihat besarnya manfaat yang bisa diterima, terutama dari segi pendanaan. Namun, mendapatkan pendanaan dari sebuah perusahan modal ventura bukanlah hal yang mudah. Anda harus dapat meyakinkan mereka kalau startup yang Anda bangun akan bisa berkembang pesat sesuai dengan target yang dicanangkan. Salah satu cara untuk meyakinkan mereka adalah dengan memiliki pondasi bisnis yang kuat, termasuk dalam hal pengelolaan keuangan.
Nah, jika Anda ingin mengembangkan pengelolaan keuangan startup Anda, Midtrans solusinya! Midtrans adalah sebuah payment gateway yang menyediakan solusi pembayaran lengkap dengan integrasi mudah. Mulai dari online payment, in-store payment, hingga payout melalui mitra bank, semua bisa dilakukan dengan mudah melalui satu pintu saja. Untuk informasi lebih lanjut, Anda bisa mengunjungi website Midtrans di sini!