Kami telah melakukan sedikit penyesuaian pada Pemberitahuan Privasi yang akan berlaku efektif pada tanggal 30 Mei 2024. Klik disini untuk meninjau!

Cek disini close
23 Oct

Serba-serbi Fraud Management untuk Bisnis

midtrans

by midtrans

view1461Views

fraud-management
Jika suatu bisnis menjadi korban kasus fraud, dampak kerugiannya tidak main-main. Pada sektor jasa keuangan saja, Satgas Investasi Bodong-OJK mencatat adanya kerugian sebanyak Rp123,51 triliun akibat kasus fraud yang terjadi sepanjang 2018-2022.

Artinya, fraud menjadi kasus yang cukup umum di Indonesia, dan bisnis apa pun bisa menjadi korban selanjutnya. Supaya bisnis Anda terhindar dari risiko tersebut, kini saatnya Anda menerapkan fraud management.

Apa Itu Fraud Management?

Fraud management adalah proses mengidentifikasi dan merespons risiko-risiko fraud di suatu organisasi. Umumnya, proses tersebut melibatkan pembuatan program untuk mendeteksi, menghentikan, sekaligus mencegah terjadinya kasus fraud internal dan eksternal di organisasi. Melalui manajemen fraud yang optimal, Anda bisa melindungi data dan informasi penting perusahaan.

Baca juga: Mengenal Carding, Kejahatan Penipuan dengan Menggunakan Kartu Kredit

Prinsip Utama Fraud Management

Supaya organisasi Anda terlindungi secara maksimal dan menyeluruh, pastikan bahwa manajemen fraud memenuhi prinsip-prinsip di bawah ini. Kelima prinsip berikut akan mempersulit siapa pun untuk melakukan tindakan fraud yang merugikan organisasi Anda.

  • Risk governance

Prinsip risk governance mencakup pembuatan struktur atas aturan, praktik, dan proses manajemen fraud di organisasi. Kebijakan fraud risk governance yang kuat dan transparan akan meningkatkan komitmen manajemen C-level untuk mengurangi dan mengontrol risiko fraud.

Untuk mewujudkan hal tersebut, Anda perlu memastikan bahwa setiap aturan, praktik, dan prosesnya memiliki efektivitas tinggi. Tak kalah penting, selalu monitor risiko fraud secara berkelanjutan sebagai langkah deteksi dini.

  • Risk assessment

Fraud management juga wajib melibatkan risk assessment, yakni proses mengidentifikasi risiko dan mengelompokkannya berdasarkan dampak dan kesamaan. Prinsip ini memungkinkan organisasi untuk mendapat solusi paling tepat atas setiap jenis risiko. 

Lalu, review kembali manajemen fraud yang selama ini telah dilakukan. Cari tahu langkah apa yang efektif dan mana yang butuh perbaikan. Kemudian, barulah Anda bisa bekerja sama dengan seluruh departemen untuk mengintegrasikan strategi manajemen fraud.

  • Risk prevention

Setelah menentukan aturan risk governance serta mengidentifikasi jenis-jenis risiko fraud di organisasi, kini saatnya Anda menerapkan praktik kebijakan, kontrol, dan prosedur untuk mencegah fraud. Supaya risk prevention berjalan optimal, cari tahu bagaimana pelaku fraud biasanya menjalankan aksinya tanpa ketahuan. Lalu, berinvestasilah pada software berkualitas tinggi untuk mencegah aksi fraud tersebut.

Baca juga: 5 Cara Mencegah Penipuan Online, Pebisnis Wajib Tahu!

  • Risk detection

Sebesar apa pun upaya yang telah Anda lakukan, fraud tetap sulit untuk dihindari sepenuhnya. Selalu ada celah bagi pelaku untuk menjalankan aksi jahatnya. Karena itu, organisasi membutuhkan sistem risk detection untuk menghentikan fraud sebelum dampaknya membesar. Untuk melakukan fraud management satu ini, Anda perlu menerapkan sistem monitoring dengan menggunakan data mining, analisis tren, exception reporting, dan sebagainya.

  • Risk monitoring & reporting

Setelah manajemen fraud diterapkan, pastikan Anda rutin melakukan evaluasi untuk mengetahui elemen yang perlu dipertahankan dan diperbaiki. Selain itu, imbangi pula dengan edukasi tentang fraud kepada seluruh jajaran organisasi. Dengan pengetahuan yang cukup, mereka bisa lebih aware terhadap fraud. Jadi ketika karyawan menemui kasus fraud, mereka tahu kepada siapa harus melapor dan bagaimana cara lapor yang benar.

Sistem dan Proses Fraud Management

Tiap organisasi memiliki prosedur penerapan manajemen fraud yang berbeda. Namun, dengan menganut kelima prinsip di atas, umumnya sistem dan proses manajemen fraud dimulai dengan identifikasi risiko. Tujuannya untuk mengetahui jenis-jenis risiko fraud dan faktor apa saja yang menyebabkannya. 

Berdasarkan hasil identifikasi, organisasi bisa menemukan solusi tepat untuk menangani berbagai risiko fraud tersebut. Proses ini disebut juga dengan assessing risks. Setelah itu, organisasi akan merancang strategi mitigasi risiko dan menunjuk orang untuk bertanggung jawab selama eksekusi.

Tak berhenti sampai situ, organisasi juga perlu memonitor fraud management secara berkala agar bisa cepat beradaptasi dengan kondisi lapangan. Terakhir, dibutuhkan pula partisipasi aktif dari seluruh jajaran organisasi untuk melaporkan kasus fraud jika mereka menemukan indikasi kuat yang mengarah ke sana.

Baca juga: Bagaimana Mencegah Penipu atau Fraudster di Toko Online Anda

Fraud management yang kuat dapat meminimalisir terjadinya kasus fraud di organisasi Anda. Tak bisa dilakukan secara manual, Anda juga butuh bantuan teknologi berkualitas tinggi yang mampu mendeteksi anomali. Hal ini bisa Anda terapkan dengan mudah jika menggunakan layanan Midtrans yang memiliki fitur Deteksi Anomali.

Berkat fitur ini, Anda bisa menyelesaikan seluruh transaksi pembayaran tanpa khawatir. Midtrans akan memproses setiap transaksi dengan analisis Fraud Rules Service (FRS) yang menggabungkan rumus kompleks dan machine learning. Alhasil, keamanan transaksi Anda akan selalu terlindungi optimal. Buktikan sendiri dengan daftar Midtrans sekarang juga atau kunjungi website Midtrans untuk informasi selengkapnya!
fraud-management-banner

  • twitter
  • facebook
  • WA
  • mail