Tidak hanya dalam manajemen keuangan personal, dana darurat juga perlu dianggarkan saat Anda mengelola keuangan bisnis. Dana ini nantinya akan digunakan jika bisnis berada di ujung tanduk dan membutuhkan suntikan dana tambahan agar bisa bertahan.
Atau, dana ini juga bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan lainnya yang tidak terduga. Tapi, bagaimana cara yang benar untuk mengalokasikan dana darurat bisnis?
Baca juga: Sedang Naik Daun, Apa Itu E-Payment dan Manfaatnya bagi Bisnis?
6 Tips Alokasi Dana Darurat
Mengingat betapa krusialnya dana satu ini, maka Anda harus bisa menghitung alokasinya dengan benar. Jika bingung, berikut adalah beberapa tips melakukan alokasi dana darurat agar menguntungkan bisnis:
1. Buka rekening tabungan berjangka
Pertama, Anda bisa membuka rekening tersendiri untuk memisahkan dana darurat dari dana-dana lainnya. Jika perlu, Anda bisa membuat rekening tabungan berjangka yang menghasilkan bunga lebih tinggi.
Rekening tabungan berjangka ini juga dapat Anda atur agar bisa melakukan
transfer dana secara otomatis dari rekening bisnis ke rekening tabungan. Dengan begitu, Anda hanya perlu menentukan nominal jumlah tabungan yang akan ditarik per bulannya.
2. Biasakan menabung saat high season bisnis
Singkatnya, high season merujuk pada masa saat bisnis sedang lancar-lancarnya, sehingga profit bisnis menjadi maksimal. Untuk pemilik bisnis hampers misalnya, tentu saja high season ini merujuk pada Hari Raya Lebaran, Hari Raya Natal, Hari Raya Imlek, dan perayaan lainnya.
Saat mendapatkan banyak profit, Anda pasti tergoda melakukan berbagai macam investasi untuk mengembangkan bisnis. Mulai dari membuka toko baru, membeli alat produksi baru, hingga mempekerjakan pegawai tambahan, semua ingin Anda lakukan.
Tapi sebelum menambah investasi modal, Anda wajib mengutamakan menabung untuk dana darurat. Jika perlu, tambahlah jumlah setoran tabungan agar lebih banyak daripada biasanya.
3. Ketahui pengeluaran biaya operasional bisnis
Saat menyisihkan sebagian profit ke dalam rekening tabungan darurat, pastikan bahwa jumlah tersebut tidak akan mengganggu proses produksi. Jangan sampai Anda mengorbankan kuantitas, apalagi kualitas produksi demi menabung untuk dana darurat. Oleh karena itu, cari tahu terlebih dahulu berapa pengeluaran yang sebenarnya diperlukan untuk operasional bisnis.
Untuk bisnis garmen misalnya, Anda perlu mengutamakan kebutuhan operasional seperti membeli bahan baku kain, perawatan alat jahit, pembayaran sewa tempat, dan berbagai kebutuhan lainnya.
4. Prioritaskan kebutuhan terlebih dahulu
Selain memprioritaskan biaya operasional bisnis seperti pembelian bahan baku, pastikan juga bahwa Anda telah memprioritaskan kebutuhan lainnya yang berhubungan dengan produksi barang atau jasa Anda.
Contohnya, Anda tidak boleh mengesampingkan tunjangan atau bonus dari tim sales yang telah berhasil memenuhi atau bahkan melebihi targetnya. Tentu saja, penundaan pemberian atau bahkan pembatalan bonus ini akan berpengaruh pada performa kerja mereka.
5. Pelajari dan perkirakan waktu low season
Selain high season, sebuah bisnis juga pastinya memiliki low season. Misalnya untuk penjual minuman dingin atau es krim, sudah pasti dagangannya tidak begitu laku pada musim hujan. Saat ini terjadi, tentu saja profit tidak akan terlalu tinggi dan Anda kesulitan menabung dana darurat.
Oleh karena itu, perkirakan sejak awal kapan low season akan terjadi pada bisnis Anda. Dengan begitu, tabungan dana darurat bisa diimbangi dengan saat bisnis Anda sedang melewati high season.
6. Buat rencana untuk skenario terburuk
Dalam melakukan perencanaan anggaran dana, selalu pikirkan skenario terburuk yang mungkin terjadi pada bisnis Anda. Kemudian, carilah solusi untuk menghadapi skenario terburuk tersebut. Salah satunya dengan memikirkan strategi penggunaan dana darurat untuk menghadapi skenario terburuk pada bisnis.
Baca juga: Cara Menghitung Bunga Pinjaman Bank untuk Kebutuhan Bisnis
Berapa Besaran Dana Darurat yang Ideal untuk Bisnis?
Ada banyak pendapat mengenai berapa banyak besaran dana darurat yang ideal untuk suatu bisnis. Ada yang menganggap bahwa minimal jumlah dana adalah tiga bulan biaya operasional, tapi ada juga yang mengatakan bahwa dana sejumlah dua tahun biaya operasional baru dianggap aman.
Satu hal yang jelas, semua setuju bahwa Anda wajib menyisihkan setidaknya 10% penghasilan bulanan untuk disimpan pada tabungan darurat.
Baca juga: Wajib Catat! Daftar Biaya Operasional Bisnis yang Perlu Diperhatikan Pemilik Usaha
Dengan memiliki dana darurat, sebuah bisnis bisa dengan lebih tenang menghadapi krisis yang terjadi. Oleh karena itu, untuk Anda yang bisnisnya belum memiliki dana darurat, mulailah menabung dari sekarang! Agar transfer dana dari rekening bisnis ke rekening dana darurat bisa dilakukan dengan mudah dan cepat, gunakan platform payout dari Midtrans saja!
Tidak cuma untuk melakukan pembayaran ke beragam rekening lain, Midtrans juga menawarkan berbagai macam solusi pengelolaan keuangan untuk bisnis Anda.
Misalnya saja, Midtrans menyediakan layanan payment gateway yang memberikan kemudahan kepada pelanggan Anda dalam melakukan pembayaran dengan berbagai macam metode yang ada. Untuk informasi lebih lengkap mengenai layanan dari Midtrans, klik
di sini!