Kami telah melakukan sedikit penyesuaian pada Pemberitahuan Privasi yang akan berlaku efektif pada tanggal 30 Mei 2024. Klik disini untuk meninjau!

Cek disini close
17 Oct

3 Contoh Cash Flow dan Cara Tepat Menyusunnya

Yovita

by Yovita

view17548Views

Cash flow adalah jumlah uang tunai yang masuk dan keluar dari bisnis dalam periode waktu tertentu. Nah, agar bisa mengetahui kondisi cash flow, Anda perlu menyusun laporan arus kas yang tentu saja berisi pemasukan dan pengeluaran bisnis.

Contoh pemasukan adalah saat Anda menjual persediaan barang ke konsumen atau menagih angsuran bulanan pelanggan. Sedangkan untuk pengeluaran, contohnya adalah saat Anda harus transfer uang ke vendor/partner atau bayar gaji karyawan. Nah, agar lebih paham, mari simak contoh cash flow dan cara membuatnya yang benar berikut ini!

Baca juga: Jaga Stabilitas Cash Flow Selama Pandemi dengan Midtrans Merchant Financing


Manfaat Menyusun Cash Flow Bagi Bisnis

cash-flow-adalah-(7)

Cash flow atau arus kas adalah sumber kehidupan bisnis. Uang tunai memungkinkan bisnis Anda bertahan karena tanpa uang yang cukup, Anda tidak akan dapat menutupi pengeluaran bulanan bisnis, apalagi mempertimbangkan untuk ekspansi. Dengan menyusun cash flow, Anda bisa mendapatkan beberapa manfaat berikut ini:

1. Tidak akan kehabisan uang

Ini adalah manfaat utama dari penyusunan cash flow yang baik. Mengelola arus kas bisnis dengan baik akan memungkinkan Anda memprediksi berapa banyak uang yang akan diperoleh dan memastikan bahwa pemasukan tersebut selalu lebih besar daripada uang yang perlu dibelanjakan.

2. Membayar gaji karyawan tepat waktu

Karyawan berada di "garis depan" yang membantu Anda menjaga bisnis tetap berjalan. Tidak bisa dimungkiri bahwa sulit untuk menemukan karyawan yang kinerjanya baik dan setia pada bisnis Anda. Karenanya, pastikan Anda membayar gaji karyawan tepat waktu untuk mendukung kepuasan karyawan.

3. Menghindari pengeluaran berlebihan

Jika tidak memiliki rencana pengelolaan arus kas yang baik, Anda tidak bisa mengetahui secara pasti berapa banyak uang yang harus dikeluarkan untuk membayar utang usaha. Hal ini biasanya menghasilkan pengeluaran yang berlebihan atau penggunaan uang tunai untuk keperluan lain yang sebetulnya tidak terlalu penting.

Baca juga: 4 Media yang Umum Digunakan Untuk Berjualan Online


Jenis-jenis Umum Cash Flow

Sebelum beralih ke contoh cash flow, penting pula untuk mengetahui bahwa Anda dapat menghitung cash flow dengan beberapa rumus. Berikut informasinya:

1. Operating cash flow

Operating cash flow memberikan gambaran tentang kemampuan usaha untuk menghasilkan uang tunai dari operasi bisnis normal. Untuk menghitung operating cash flow, tambahkan net income (pendapatan bersih) dan pengeluaran non-tunai, lalu kurangi perubahan modal kerja. Ketiganya dapat Anda temukan dalam cash flow statement.

Operating Cash Flow = Laba Bersih + Pengeluaran Non Tunai – Perubahan Modal Kerja

Contohnya, usaha Anda mendapat pemasukan dari penjualan produk sebesar Rp20.000.000. Anda kemudian mendapatkan bunga piutang dari pendapatan tersebut sebesar Rp2.500.000. Untuk pengeluaran, Anda perlu membayar pajak sewa sebesar Rp1.500.000 dan gaji karyawan sebesar Rp4.000.000. Maka, operating cash flow usaha Anda adalah Rp17.000.000.

Laba Bersih (Rp20.000.000 + Rp2.500.000) + Pengeluaran Non Tunai (Rp1.500.000 + Rp4.000.000) = Operating Cash Flow (Rp17.000.000)

2. Investment cash flow

Investment cash flow adalah arus kas masuk dan arus keluar bersih dari belanja modal, merger dan akuisisi, serta pembelian atau penjualan surat berharga. Anda dapat menghitung investment cash flow dengan menambahkan pembelian atau penjualan properti dan peralatan, bisnis lain, serta surat berharga. Seluruh item ini tercantum dalam cash flow statement, namun dapat pula diidentifikasi dengan membandingkan aset tidak lancar di neraca selama dua periode.

Investment Cash Flow = Pendapatan Investasi - Pengeluaran Investasi

Misalnya, bisnis Anda memperoleh pemasukan sebesar Rp40.000.000 dari penjualan saham dan Rp60.000.000 dari penjualan obligasi. Dalam periode tersebut, Anda juga membeli properti investasi senilai Rp80.000.000. Maka, investment cash flow usaha Anda adalah Rp20.000.000.

Pendapatan Investasi (Rp40.000.000 + Rp60.000.000) - Pengeluaran Investasi (Rp80.000.000) = Investment Cash Flow Rp20.000.000.

3. Financing cash flow

Financing cash flow merupakan arus kas bersih antara usaha dan pemiliknya, kreditur, dan investor. Untuk menghitung financing cash flow, tambahkan dividen yang dibayarkan ke pembelian kembali utang dan ekuitas, lalu kurangi jumlah total cash inflow dari penerbitan ekuitas atau utang. Seluruh item ini juga dapat Anda temukan dalam cash flow statement.

Financing Cash Flow = Cash Inflow dari Penerbitan Ekuitas atau Utang - (Dividen Dibayar + Pembelian Kembali Utang dan Ekuitas)

Contohnya, usaha Anda menerima suntikan dana dari investor sebesar Rp40.000.000 dan sebesar Rp70.000.000 dari penjualan saham. Pada periode yang sama, Anda juga melunasi utang ke bank sebesar Rp50.000.000. Maka, financing cash flow usaha Anda adalah Rp60.000.000.

Cash Inflow dari Penerbitan Ekuitas atau Utang (Rp40.000.000 + Rp70.000.000) - (Dividen Dibayar (Rp50.000.000) = Financing Cash Flow (Rp60.000.000)

Baca juga: Cara Kreatif untuk Menarik Visitors ke Website Anda


Contoh Cash Flow dan Rumus Menyusunnya

Anda dapat menghitung cash flow dengan menggunakan angka-angka dari setiap aktivitas di atas, lalu menjumlahkan atau menguranginya dari pendapatan bersih usaha. Untuk hasil penghitungan arus kas negatif, maka Anda harus menguranginya dalam rumus. Sebaliknya, untuk hasil penghitungan arus kas positif, angkanya harus dijumlahkan.

Rumus menghitung cash flow bisnis: Laba Bersih +/- Aktivitas Operasi +/- Aktivitas Investasi +/- Aktivitas Pendanaan + Saldo Kas Awal = Saldo Kas Akhir

Sebagai contoh, bisnis Anda mendapat laba bersih sebesar Rp20.000.000. Sisa saldo awal pada periode sebelumnya adalah Rp5.000.000. Sebelumnya, diketahui pula nominal arus kas dari operasional adalah Rp17.000.000, Rp40.000.000 dari investasi, dan Rp60.000.000 dari pendanaan. Maka, saldo kas akhir bisnis pada periode ini adalah Rp142.000.000.

Cash flow bisnis: Rp20.000.000 + Rp17.000.000 + Rp40.000.000 + Rp60.000.000 + Rp5.000.000 = Rp142.000.000

Demikian penjelasan seputar contoh cash flow dan pentingnya untuk bisnis Anda. Agar lebih mudah menghitung cash flow, tentu data pemasukan dan pengeluaran wajib tercatat rapi. Tak perlu khawatir jika selama ini Anda telah menggunakan sistem pembayaran Payouts dari Midtrans yang menyediakan dashboard untuk memonitor semua transaksi.

Payouts dari Midtrans merupakan solusi mudah penuhi berbagai jenis kebutuhan pengiriman dana dan disbursement usaha Anda. Pengiriman dan disbursement Midtrans mengakomodasi semua kebutuhan, baik manual maupun otomatis, ke satu atau banyak akun sekaligus. Yuk, daftar Midtrans sekarang juga untuk catat setiap transaksi usaha dan menyusun laporan arus kas yang efisien!

payment-gateway-indonesia

  • twitter
  • facebook
  • WA
  • mail