Kami telah melakukan sedikit penyesuaian pada Pemberitahuan Privasi yang akan berlaku efektif pada tanggal 30 Mei 2024. Klik disini untuk meninjau!

Cek disini close
01 Nov

Apa Itu Startup? Ini Definisi dan Contohnya

Yovita

by Yovita

view5487Views

Istilah apa itu startup sudah tidak lagi asing di telinga masyarakat Indonesia. Startup adalah salah satu badan usaha yang tengah populer dan berkembang di Tanah Air. Setiap tahunnya, jumlah startup di Indonesia selalu meningkat.

Berawal dari hanya berjumlah 52 pada tahun 2015, angka tersebut meningkat menjadi 956 startup pada 2018 dan 2.346 startup per tahun 2022! Jumlah tersebut menempatkan Indonesia pada urutan ke-5 dalam daftar startup terbanyak di dunia.

Popularitas startup di Indonesia mendorong semakin banyak orang berlomba-lomba membentuk startup. Sebenarnya, apa itu startup dan apa saja contohnya di Indonesia? Simak informasinya pada artikel berikut ini.


Apa Itu Startup?

apa-itu-startup-(4)

Startup merupakan perusahaan rintisan. Sesuai dengan namanya, perusahaan ini belum dibentuk lama dan masih dalam tahap pengembangan, baik dalam segi pengembangan produk, pelayanan, pasar, model bisnis, dan lain sebagainya.

Jika diibaratkan proses pertumbuhan manusia, startup berada di tahap remaja, sehingga Anda bisa melihat banyak perubahan dan perkembangan menuju perusahaan dewasa. Beriringan dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat, pengertian startup pun mengalami pergeseran. Kini, perusahaan startup dikenal sebagai perusahaan rintisan yang menerapkan dan menawarkan inovasi teknologi.


Ciri-Ciri Startup

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, startup adalah perusahaan rintisan yang berkaitan erat dengan teknologi. Setelah mengetahui apa itu startup, penting juga untuk tahu ciri-cirinya agar bisa membedakan jenis perusahaan satu ini dari perusahaan lainnya. Beberapa ciri di bawah ini mungkin sudah pernah Anda lihat atau bahkan merupakan ciri tempat Anda bekerja:

  • Jumlah karyawan startup relatif sedikit.
  • Budaya perusahaan lebih fleksibel dan unik.
  • Mengandalkan platform digital untuk operasional.
  • Rata-rata usia perusahaan di bawah empat tahun.
  • Mengutamakan inovasi dan disruption.
  • Test market perusahaannya cenderung kecil.
  • Mengandalkan pendanaan investor.

Bedanya Perusahaan Startup dan Perusahaan Konvensional

apa-itu-startup-(6)

Jika dilihat dari aspek legalnya saja, perusahaan konvensional dan startup tidak tampak perbedaannya. Keduanya sama-sama perusahaan berbadan hukum. Namun, perbedaan utama startup dan perusahaan konvensional bisa dilihat dari segi tujuan pembentukan, struktur perusahaan, dan pendanaannya.

1. Dari segi tujuan pembentukan

Karena termasuk perusahaan yang baru merintis, tujuan startup lebih mengarah pada pertumbuhan perusahaan. Untuk mendapatkan hasil yang diinginkan, umumnya perusahaan startup mengeluarkan lebih banyak uang di periode awal.

Sedangkan, perusahaan konvensional lebih fokus untuk menghasilkan profit. Tujuan utamanya adalah untuk memberi keuntungan pada pemilik perusahaan. Hal ini bisa dilakukan karena perusahaan konvensional sudah berjalan lebih lama sehingga cenderung lebih stabil.

2. Dari segi struktur perusahaan

Aspek lainnya yang membedakan apa itu startup dengan perusahaan konvensional adalah struktur perusahaannya. Kegiatan bisnis startup umumnya ditentukan oleh para founder atau manajemen perusahaan. Sementara itu, investor hampir tidak terlibat atau hanya terlibat pada keputusan strategis.

Sedangkan pada perusahaan konvensional, pemilik perusahaan sangat menentukan jalannya bisnis, baik secara langsung maupun tidak langsung. Bahkan, banyak investor atau pemodalnya yang terlibat langsung pada manajemen perusahaan.

3. Dari segi pendanaan 

Perbedaan pendanaan antara startup dan perusahaan konvensional menjadi salah satu yang paling menjelaskan karakteristik keduanya. Pemilik startup biasanya hanya mengeluarkan dana di awal dan berharap akan ada investor yang siap memberikan dana segar untuk kegiatan bisnis.

Sedangkan, dana perusahaan konvensional berasal langsung dari satu atau lebih pemilik perusahaan. Dana juga bisa berasal dari hasil keuntungan yang diputar kembali. 

Dengan kata lain, startup memiliki hubungan yang erat dengan investor karena ini berpengaruh langsung pada kegiatan bisnis perusahaannya. Lantas, bagaimana hubungan keduanya? Mari kita pahami bersama!


Memahami Hubungan antara Startup dan Investor 

Mengenal soal apa itu startup kurang lengkap jika tidak membahas mengenai investor. Pasalnya, investor merupakan kunci utama untuk startup bisa beroperasi. Tanpa adanya investor, startup yang dibangun akan sulit untuk berkembang. Jadi, apa itu investor?

Investor adalah individu, kelompok, atau perusahaan  yang menanamkan sejumlah modal pada suatu usaha. Mengandalkan suntikan dana dari pemilik startup saja tidak akan cukup. Sedangkan jika mengandalkan pinjaman dari bank, perusahaan perlu membayarkan pinjaman dengan bunga.  Karena itu, startup biasanya mencari suntikan dana segar dari investor agar tidak perlu membayar pinjaman dengan bunga, melainkan dengan keuntungan bisnis.

Karena hal ini, startup memiliki kebutuhan transfer uang dalam jumlah besar. Di sinilah layanan Payouts dari Midtrans bisa membantu Anda yang memiliki kebutuhan pengiriman dan pencairan dana dalam dalam jumlah besar. 

Penyaluran dan pencairan dana akan lebih mudah dengan Payouts dari Midtrans karena platformnya sudah dirancang dengan kemudahan proses integrasi. Tak perlu khawatir mengenai keamanan karena Payouts dilengkapi dengan sistem keamanan berlapis yang sudah setara dengan bank. 

Baca juga: Payouts Adalah: Pengertian dan Keuntungan yang Belum Banyak Diketahui


Cara Mencari Investor untuk Pendanaan Startup

apa-itu-startup-(5)

Dalam dunia startup, mendapat pendanaan dari investor adalah hal yang penting jika Anda ingin terus mengembangkan perusahaan. Namun, mendapatkan investor bukanlah perkara mudah. Ada berbagai macam cara mencari investor, mulai dari individu hingga mengikuti program startup

1. Melalui angel investor

Pernah mendengar soal angel investor? Ini adalah orang yang memberikan pendanaan dan meminta imbalan berupa saham dari startup yang didanai. Biasanya, angel investor berasal dari keluarga, teman dekat, grup, atau jaringan. Dan umumnya, mereka hanya memberikan modal satu kali untuk membantu Anda mengembangkan perusahaan.

Daripada mengharapkan keuntungan, biasanya angel investor fokus untuk membantu perkembangan bisnis. Jika dibandingkan dengan venture capital, mereka juga lebih mungkin untuk membantu startup yang berskala lebih kecil. 

2. Melalui venture capital

Suntikan dana juga bisa Anda dapatkan lewat venture capital, yakni sebuah lembaga keuangan yang memang khusus memberikan investasi untuk berbagai perusahaan startup yang berada di tahapan awal.

Venture capital adalah investor utama yang paling diincar oleh para pendiri startup. Pasalnya, venture capital memiliki kendali dan kekuatan paling besar untuk mempercepat pertumbuhan usaha Anda. Selain itu, venture capital juga berperan besar dalam mengumpulkan kredibilitas serta perhatian publik pada startup yang diinvestasikan.

Cara kerjanya adalah venture capital mengumpulkan dana dari investor, lembaga keuangan, atau bank investasi. Kemudian, dana tersebut disalurkan ke startup dan mereka akan mengharapkan pengembalian dana di atas rata-rata. Namun, bentuk investasi tidak selalu uang, melainkan bisa berbentuk keahlian teknis atau keterampilan. 

Maka dari itu, sebelum mendapatkan investasi dari venture capital, Anda perlu mempertimbangkannya dengan baik. Sebab, sebagai imbalan dari pendanaan yang didapatkan, Anda harus merelakan sejumlah kendali atas perusahaan.

3. Melalui bootstrap

Sederhananya, bootstrap adalah memberikan dana milik Anda sendiri kepada startup. Inilah jenis investasi yang umum terjadi ketika baru saja membangun startup. Sebab, di tahap awal, Anda bisa saja belum merencanakan bagaimana promosi dari bisnis Anda. 

Pendanaan ini bisa digunakan untuk merancang produk atau layanan perusahaan, serta membeli peralatan yang dapat mendukung operasional bisnis. Salah satu keuntungan melakukan bootstrap adalah Anda memiliki kendali penuh atas perusahaan rintisan yang Anda bangun.

4. Melalui program inkubasi usaha

Selain melalui pribadi atau perusahaan, investor juga bisa didapatkan dengan mengikuti program inkubasi usaha atau inkubator. Ini adalah program yang dibentuk untuk membantu mengembangkan startup.

Program ini umumnya terdiri dari pelatihan, mentoring, hingga pendanaan. Waktu yang dihabiskan untuk mengikuti program inkubasi sekitar enam bulan. Waktu yang cukup panjang karena biasanya ketika mengikuti program ini, startup masih berbentuk ide. Alhasil, dibutuhkan waktu lebih banyak dalam perancangan startup hingga layak untuk diinvestasikan.

Baca juga: Bagaimana Cara Memulai Sebuah Ide atau Gagasan Usaha?

5. Melalui akselerator

Akselerator merupakan program yang mirip dengan inkubator, yakni memberikan dukungan berupa edukasi, mentoring, dan bantuan dana kepada startup. Hal yang membedakan adalah durasi programnya, yaitu hanya tiga bulan. Ini karena program akselerator berfokus untuk membantu startup yang sudah ada.

6. Melalui private equity

Cara terakhir untuk mendapatkan investasi adalah melalui private equity, yaitu investor yang memberikan dana kepada startup secara langsung. Investor-investor ini juga terlibat dalam pembelian perusahaan yang sudah publik.

Untuk mendapatkan dana dari private equity, syarat utamanya adalah perusahaan startup Anda harus melakukan Initial Public Offering atau IPO. Umumnya, private equity akan memberikan sejumlah dana ketika startup berada di tahap akhir pendanaan. Namun, untuk bisa IPO, biasanya perusahaan startup memerlukan waktu sekitar 5-10 tahun.


Mengenal Tingkatan Startup

apa-itu-startup-(3)

Anda mungkin sudah pernah mendengar istilah ‘unicorn’. Ya, itu adalah salah satu tingkatan startup yang diberikan kepada perusahaan rintisan yang sudah mencapai nilai valuasi lebih dari 1 miliar USD. Gelar ‘unicorn’ sudah berhasil diraih oleh beberapa startup ternama di Indonesia, seperti Gojek dan Tokopedia.

Namun, tingkatan ‘unicorn’ adalah urutan keempat dari enam tingkatan startup yang bisa diraih. Mari kenali enam tingkatan startup tersebut.

1. Cockroach

Ini adalah tingkatan pertama di mana perusahaan masih berada pada tahap awal dan sedang giat untuk mempertahankan bisnisnya. Ciri utama dari startup Cockroach adalah pengeluaran bisnis yang relatif rendah serta struktur organisasi yang masih berantakan. Sementara dari nilai valuasinya, startup Cockroach baru memiliki nilai sebesar 10 juta USD atau setara Rp14 miliar.

2. Pony

Setelah Cockroach, tingkatan berikutnya adalah Pony, ditandai dengan perusahaan yang lebih kompetitif dalam persaingan pasar. Persaingan pasar yang ketat, sumber daya yang terbilang masih minim, serta pertumbuhan perusahaan yang masif menjadi faktor utamanya. Nilai valuasi startup pada tingkatan ini mencapai 100 juta USD.

3. Centaur

Level berikutnya disebut dengan Centaur. Pada tingkat ini, nilai valuasi startup berada di antara 100 juta USD hingga 1 miliar USD. Biasanya, investor akan mulai melirik perusahaan yang sudah berada di level ini, sebab startup di level Centaur dinilai memiliki prospek yang bagus untuk berkembang ke depannya. Beberapa contoh perusahaan Centaur di Indonesia adalah Sociolla, Dana, dan Halodoc.

4. Unicorn

Sebuah perusahaan startup bisa dikatakan sudah mencapai level Unicorn jika nilai valuasinya mencapai 1 miliar USD hingga 10 miliar USD, atau setara dengan Rp14,7 triliun. Saat ini, perusahaan startup di Indonesia sedang gencar-gencarnya untuk masuk ke level ini.

Beberapa jenis startup Indonesia yang sudah berada di  level Unicorn adalah OVO, BukaLapak, Traveloka, dan Tokopedia. Selain itu, perusahaan F&B Kopi Kenangan juga sudah bergabung ke jajaran Unicorn Indonesia setelah mendapat suntikan dana sebesar Rp1,3 triliun.

5. Decacorn

Setelah Unicorn, ada level Decacorn, yakni untuk perusahaan yang memiliki valuasi di atas USD10 miliar atau setara dengan Rp140 triliun. Di Indonesia, Gojek merupakan perusahaan pertama dan satu-satunya yang mencapai level Decacorn, dengan nilai valuasi mencapai 18 miliar USD.

Keberhasilan Gojek mencapai level ini tak lepas dari peran penting investor. Pada tahun 2018 dan 2019, Gojek berhasil menghimpun dana investasi dari perusahaan kelas kakap seperti Google, Facebook, PayPal, dan Tencent. Sementara di luar negeri, beberapa perusahaan startup yang sudah mencapai level Decacorn adalah Uber, Xiaomi, Dropbox, dan SpaceX.

6. Hectocorn

Level tertinggi dari tingkatan perusahaan startup adalah Hectocorn. Untuk mencapai level ini, perusahaan harus memiliki valuasi lebih dari 100 miliar USD atau setara dengan Rp1.400 triliun. Level Hectocorn sudah berhasil dicapai oleh beberapa perusahaan ternama di dunia, seperti Google, Apple, Facebook, Oracle, Microsoft, dan Cisco. Biasanya, hanya ada satu sampai tiga perusahaan baru yang bisa mencapai level ini setiap tahunnya.


Contoh Startup Unicorn Indonesia

apa-itu-startup-(4)

Perusahaan startup di Tanah Air semakin berkembang setiap tahunnya. Kini, sudah ada beberapa startup berstatus Unicorn yang produknya mungkin sering Anda pakai. 

1. Gojek

Gojek adalah startup pertama yang menyandang status Unicorn pada 2016. Status tersebut didapatkan setelah Gojek mendapat kucuran dana sebesar Rp7,2 triliun dari sejumlah investor, seperti Warburg Pincus, Sequoia Capital India, hingga Formation Group. Pada 2019, Gojek naik level menjadi Decacorn, membuatnya lagi-lagi menjadi perusahaan startup dengan level tertinggi di Indonesia.

2. Tokopedia

Selain Gojek, ada pula Tokopedia, perusahaan e-commerce yang menyandang status Unicorn sejak 2017 lalu. Status tersebut didapatkan setelah suntikan dana sebesar 1,1 miliar USD dari Alibaba Group.

3. Traveloka

Menyusul Gojek dan Tokopedia, aplikasi travel Traveloka berhasil menjadi perusahaan ketiga yang mencapai level Unicorn dengan nilai valuasi 3 miliar USD atau setara dengan Rp42,6 triliun.

Keberhasilan Traveloka mencapai level ini tidak lepas dari aliran dana sebesar 350 juta USD dari perusahaan di bidang sama, yakni Expedia, pada Juli 2017 lalu. Hal ini sukses membuat Traveloka menjadi perusahaan startup travel Asia Tenggara pertama yang menyandang status Unicorn. 

4. Bukalapak

Menyusul saingannya, yaitu Tokopedia, Bukalapak berhasil menjadi perusahaan keempat yang menyandang gelar Unicorn. Selain itu, Bukalapak juga sudah melantai di Bursa Efek Indonesia pada 2021 lalu, menjadikannya startup Unicorn pertama yang listing di BEI.

5. OVO

Dari industri keuangan, gelar Unicorn berhasil diraih oleh OVO, penyedia layanan pembayaran elektronik buatan Grup Lippo dengan nilai valuasi sebesar 2,9 miliar USD atau setara dengan Rp41 triliun. 

6. J&T Express

Startup berikutnya yang sudah mendapatkan status Unicorn di Indonesia adalah perusahaan ekspedisi J&T Express. Status ini didapatkannya setelah menerima aliran dana sebesar lebih dari 2 miliar USD atau sekitar Rp29 triliun. Saat ini, nilai valuasi J&T Express ditaksir sudah mencapai Rp284 triliun.

7. Xendit

Setelah menghimpun dana senilai Rp2,1 triliun dari Tiger Global Management dan investor lainnya, Xendit—startup financial technology (fintech)—berhasil mencapai status Unicorn pada September 2021 lalu.

Xendit didirikan oleh Moses Lo pada 2015 lalu sebagai penyedia layananan pembayaran (payment gateway) untuk mempermudah proses transaksi pelaku bisnis di Indonesia, seperti UMKM, startup, e-commerce, dan perusahaan besar.

Baca juga: Cara Kerja Payment Gateway, Seperti Apa, sih?

8. Ajaib

Di urutan berikutnya, ada Ajaib, yakni aplikasi investasi saham dan reksadana online yang mendapatkan status Unicorn setelah menerima dana senilai Rp2,2 triliun pada Oktober 2021. Status ini berhasil didapatkan Ajaib hanya dalam kurun waktu tiga tahun sejak perusahaan didirikan, menjadikannya startup bergelar Unicorn tercepat di Asia Tenggara.

9. Kopi Kenangan

Perusahaan startup terbaru yang menyandang gelar Unicorn adalah Kopi Kenangan dari industri F&B. Status ini diperolehnya setelah mendapatkan suntikan dana sebesar Rp1,3 triliun, sukses membuat Kopi Kenangan menjadi perusahaan F&B berstatus Unicorn pertama di Indonesia.


Dari informasi di atas, Anda sudah mengetahui apa itu startup, perbedaannya dengan bisnis konvensional, serta contoh startup di Indonesia. Bisa disimpulkan bahwa salah satu perbedaan utama yang membedakan startup dari bisnis lainnya adalah pendanaan investor. Untuk startup, investor menjadi kunci utama untuk bisa berkembang dan naik ke tingkatan yang lebih tinggi.

Nah, bagi Anda yang tertarik untuk membangun startup, Anda perlu memperhatikan proses pembayaran dan transaksi perusahaan Anda. Pastikan semuanya berjalan lancar dan transparan. Untuk itu, Anda bisa menggunakan Midtrans sebagai solusi pembayaran lengkap dengan integrasi yang sederhana. Midtrans menyediakan berbagai layanan yang bisa Anda pilih sesuai kebutuhan, salah satunya adalah Payouts, solusi untuk pengiriman dan pencairan dana yang mudah.

payment-gateway-indonesia-(testimony)

  • twitter
  • facebook
  • WA
  • mail