Kami telah memperbarui Syarat & Kebijakan Privasi pada tanggal 26 Februari 2024. Klik disini untuk meninjau!

Cek disini close
22 May

6 Hal yang Harus Diperhatikan dalam Membuat Surat Perjanjian Hutang

Admin

by Admin

view1129Views

Dalam rangka mengembangkan bisnis, beberapa pengusaha memilih untuk mengajukan pinjaman dana kepada bank atau rekan. Untuk menjamin pinjaman tersebut secara hukum, Anda sebagai peminjam dan pihak pemberi pinjaman harus membuat dokumen yang bernama surat perjanjian hutang. Memangnya, apa yang dimaksud dengan dokumen satu ini?
surat-perjanjian-hutang

Apa itu Surat Perjanjian Hutang?

Surat perjanjian hutang piutang adalah sebuah dokumen resmi yang digunakan sebagai bukti suatu aktivitas peminjaman uang. Sama seperti dokumen resmi lainnya, surat hutang juga memiliki dasar hukum yang jelas. Salah satunya seperti yang tertuang pada KUHPerdata pasal 1338 mengenai perjanjian yang bersifat mengikat harus dilaksanakan dengan itikad baik. Jika terjadi pengingkaran janji, maka pihak pemberi pinjaman bisa melayangkan somasi kepada Anda sebelum akhirnya membawa kasus ini ke meja hijau.

Beberapa hal yang termasuk dalam pengingkaran janji surat hutang adalah: tidak mengembalikan pinjaman sama sekali, terlambat melakukan pengembalian, mengembalikan tidak sesuai perjanjian, atau melakukan sesuatu yang tidak diperbolehkan berdasarkan surat hutang. 

Baca juga: Wajib Catat! Daftar Biaya Operasional Bisnis yang Perlu Diperhatikan Pemilik Usaha

6 Hal yang Harus Diperhatikan dalam Pembuatan Surat Hutang

Agar surat perjanjian hutang piutang memiliki kekuatan hukum, pemberi hutang wajib memperhatikan seluruh komponen dari surat tersebut. Salah-salah, surat hutang justru tidak sah dan merugikan salah satu pihak yang terlibat, entah itu peminjam atau pemberi pinjaman. Oleh karena itu, berikut adalah beberapa komponen surat hutang yang wajib untuk diperhatikan:

1. Data diri

Komponen pertama yang harus diperhatikan tentu saja adalah data diri peminjam maupun pemberi pinjaman. Data diri ini terdiri atas nama lengkap, alamat tempat tinggal terkini, nomor KTP, serta nomor telepon yang bisa dihubungi. 

Informasi data diri digunakan untuk mengidentifikasi kedua pihak yang terlibat dalam perjanjian. Selain itu, biodata juga digunakan untuk memastikan tidak akan ada kesalahan identitas bila nantinya terjadi suatu masalah mengenai perjanjian hutang.

2. Tujuan pinjaman

Pada surat perjanjian hutang, kedua pihak yang sepakat juga bisa menuliskan tujuan peminjaman tersebut dilakukan; misalnya untuk mengembangkan usaha atau digunakan untuk membayar kebutuhan darurat, seperti biaya pengobatan di rumah sakit.

3. Nominal yang dipinjamkan

Tidak hanya tujuan, tentu saja nominal pinjaman juga perlu dituliskan dalam surat perjanjian. Untuk bagian ini, pembuat surat perlu menuliskan nominal dalam bentuk angka, ditambah dengan penjelasan huruf.

Baca juga: Cara Membuat Payment Digital Lebih Mudah: Pakai Payment Gateway!

4. Mekanisme pembayaran hutang

Mekanisme pembayaran hutang juga harus dimasukkan dalam surat perjanjian hutang. Jika perlu, pemberi hutang dapat mencantumkan beberapa opsi mekanisme pembayaran hutang yang bisa dipilih oleh peminjam. 

Misalnya saja, peminjam bebas memilih apakah ingin mencicil hutangnya dengan hitungan per minggu, bulan, atau dalam skala waktu lainnya. Pada bagian ini, bisa juga dicantumkan jumlah dana yang harus dikembalikan tiap satu waktu tersebut.

Tidak hanya itu, mekanisme pembayaran hutang juga merujuk pada cara yang bisa dilakukan oleh peminjam untuk mengembalikan dana. Misalnya saja, pemberi pinjaman dapat mencantumkan alamat rumah untuk menerima pembayaran cash. Alternatif lain, pemberi pinjaman bisa mencantumkan nomor rekening sekaligus nama pemilik rekening jika mereka lebih memilih pembayaran lewat transfer bank.

5. Cara penyelesaian jika terjadi masalah

Dalam masa hutang, ada banyak masalah yang bisa terjadi dan mengganggu pengembalian dana pinjaman. Oleh karena itu, surat perjanjian hutang juga harus berisi penanganan yang perlu dilakukan jika suatu masalah itu terjadi. Misalnya saja saat hutang belum sepenuhnya dikembalikan, ternyata peminjam meninggal dunia. Maka, dalam surat hutang tersebut harus tertulis apakah hutang akan dihilangkan atau dibebankan kepada anggota keluarga lainnya.

6. Jaminan atau agunan dari pinjaman

Jika perhutangan antara kedua belah pihak melibatkan agunan atau jaminan, maka jaminan tersebut juga harus dituliskan secara detail. Misalnya saja agunan yang diberikan berupa mobil. Maka, harus dituliskan merek, model, tahun keluaran, serta nomor plat mobil. Atau jika agunan berupa tanah, maka perlu dituliskan alamat tanah tersebut, sertifikat hak milik, serta luas area tanah.

Baca juga: Cara Menghitung Bunga Pinjaman Bank untuk Kebutuhan Bisnis

Agar hutang piutang bisa berjalan dengan lancar, surat perjanjian hutang ini adalah salah satu hal yang harus Anda miliki, baik sebagai peminjam maupun pemberi pinjaman. Ini karena surat tersebut dapat melindungi kedua belah pihak seandainya ada salah satu pihak yang melakukan kecurangan atau ingkar janji. Jadi, pastikan bahwa komponen surat hutang telah dituliskan dengan baik dan jelas, ya!

Lalu, jika Anda bertindak sebagai peminjam, Anda wajib mengembalikan dana pinjaman sesuai perjanjian. Pastikan bisnis berjalan lancar sehingga memperoleh pemasukan dan keuntungan yang bisa digunakan untuk mengembalikan pinjaman. Agar pemasukan berjalan lancar, pastikan bisnis Anda menerima berbagai metode pembayaran. 

Tidak perlu buka rekening di banyak bank atau platform pembayaran, Anda hanya perlu menggunakan payment gateway Midtrans yang dapat menerima 25 metode pembayaran online maupun offline; mulai dari transfer bank, kartu kredit, e-wallet, virtual account, hingga QRIS! Benar-benar praktis, mudah, dan tentunya bisa membantu bisnis Anda mendapatkan lebih banyak pemasukan. Cari tahu lebih lanjut tentang layanan Midtrans di sini!
midtrans-payment-gateway

  • twitter
  • facebook
  • WA
  • mail