Kami telah melakukan sedikit penyesuaian pada Pemberitahuan Privasi yang akan berlaku efektif pada tanggal 30 Mei 2024. Klik disini untuk meninjau!
Cek disiniApa perbedaan social commerce dan e-commerce? Model bisnis online kini semakin beragam bentuknya berkat excitement yang tinggi dari para konsumen. Konsumen menganggap bahwa dengan berbelanja secara online, ada pengalaman unik tersendiri yang tidak akan bisa dirasakan ketika berbelanja offline. Dari sinilah muncul model bisnis yang disebut dengan istilah social commerce. Namun, perlu diketahui bahwa social commerce berbeda dari e-commerce.
Lantas, apa perbedaan social commerce dan e-commerce? Simak ulasannya berikut ini!
Baca juga: Website Toko Online untuk Bisnis, Apa Pentingnya?
Social commerce adalah model bisnis jual-beli barang fisik dengan memanfaatkan platform media sosial atau fitur pesan instan. Platform media sosial dianggap sebagai pusat informasi yang mampu meraih insight tinggi jika dioptimalkan. Menjalankan bisnis dengan memanfaatkan platform ini terbukti mampu menjangkau banyak audiens sehingga transaksi dapat berlangsung ramai.
Terkadang disebut juga sebagai informal commerce, social commerce memfasilitasi jual-beli melalui platform yang dianggap potensial, seperti Facebook, Instagram, LINE, dan WhatsApp. Meskipun dealing barang berlangsung melalui media sosial, pembayaran dan pengiriman barang ditangani di tempat lain.
Hal ini mendukung peran penting social commerce dalam perkembangan transaksi digital di Indonesia. Selain untuk menghindari biaya yang terlampau tinggi dari iklan media konvensional sebelum menuju e-commerce resmi, platform ini juga dapat dimanfaatkan sebagai jembatan menuju dunia digitalisasi.
Sebelum membahas lebih lanjut tentang perbedaan social commerce dan e-commerce, mari ketahui pula tentang e-commerce terlebih dulu. Definisi e-commerce merujuk pada platform online resmi untuk jual-beli barang fisik yang memfasilitasi transaksi dengan menampilkan produk.
Social commerce memerlukan tempat lain untuk proses pembayaran dan pengiriman. Sementara e-commerce mampu mewadahi semuanya sekaligus. Contoh platform yang termasuk e-commerce antara lain Tokopedia.
Baca juga: Ini Cara Membuat QRIS untuk Pebisnis, Mudah dan Cepat!
Kini, Anda sudah tahu bahwa social commerce dan e-commerce merupakan dua hal berbeda. Nah, perbedaan social commerce dan e-commerce dapat dilihat dari beberapa faktor berikut ini.
1. Branding
Segi branding social commerce memfokuskan promosi penjualan produk yang terbatas pada akun media sosialnya saja. Hal ini berbeda dengan e-commerce yang fokus pada muka brand tersebut. Kegiatan promosinya juga dapat dilakukan sendiri secara terpisah.
Produk pada e-commerce lebih tersegmentasi, sedangkan social commerce mampu menampung berbagai jenis industri bisnis.
Customer loyalty adalah keinginan para konsumen untuk melakukan pembelian produk dari suatu brand secara rutin dan terus-menerus. Dalam e-commerce, konsumen cenderung lebih loyal. Hal ini didukung dengan adanya penawaran khusus yang ditujukan untuk konsumen, misalnya promo member, akumulasi poin, dan sebagainya.
Sedangkan, konsumen pada social commerce lebih fleksibel karena dapat berpindah-pindah ke akun toko lain yang menawarkan harga terbaik. Namun, jika konsumen sudah merasa nyaman dan puas dengan satu toko, maka loyalitas mereka akan lebih fokus pada toko tersebut untuk pembelian selanjutnya.
Dari segi arus kas atau cash flow, e-commerce dan social commerce cenderung hampir sama. Umumnya, keduanya mendapatkan investasi besar di awal sebagai modal. Profit didapatkan dari revenue yang masuk melalui transaksi dan biasanya hal ini membutuhkan waktu relatif lama.
Baca juga: Cashless adalah Sistem Pembayaran Menguntungkan, Ini Info Lengkapnya
Agar lebih mendalami perbedaan social commerce dan e-commerce, Anda juga bisa melihatnya dari setiap kelebihan dan kekurangan yang dimiliki.
Pada social commerce, setidaknya ada tiga alasan utama media sosial menjadi opsi untuk berbisnis.
Pertama, media sosial dinilai lebih mudah meraih pasar potensial yang lebih luas.
Kedua, operasionalnya mudah. Ketiga, platform ini dianggap dapat meningkatkan jaringan teman dan kenalan yang dapat mendorong pertumbuhan bisnis, terutama Instagram dan Facebook.
Menggunakan media sosial sebagai platform bisnis memungkinkan Anda untuk merasakan pengalaman berbeda karena akan ada rekomendasi dari teman atau ulasan (review) dari konsumen lainnya. Namun, proses pembayaran dan pengiriman tidak dapat dilakukan secara satu pintu, sehingga konsumen perlu mengaturnya secara mandiri.
E-commerce mampu meningkatkan kepercayaan konsumen karena mulai banyak UMKM yang mampu go online melalui platform ini. Variasi barang yang dijual semakin beragam dan tentu dengan harga yang terbaik. Konsumen dapat memilih sendiri barang yang diinginkan berdasarkan harga yang paling miring. Fungsi pembayaran hingga pengiriman telah diatur secara otomatis, sehingga konsumen tidak perlu repot mengurusnya sendiri.
Namun, di sisi lain, bisnis e-commerce juga punya tantangan tersendiri, salah satunya adalah biaya pengiriman logistik antar-daerah yang masih relatif mahal. Selain itu, e-commerce juga memiliki persaingan sangat tinggi mengingat ada lebih banyak brand dan produk yang dijual jika dibandingkan dengan social commerce.
Demikian perbedaan social commerce dan e-commerce. Baik berjualan di social commerce maupun e-commerce, pastikan transaksi pembelian berjalan mudah dengan menerapkan sistem payment gateway dari Midtrans. Sistem ini memudahkan proses transaksi dengan menyediakan 24 metode pembayaran online dan offline lewat satu pintu saja. Yuk, raih kesuksesan bisnis Anda bersama ratusan ribu merchant lain yang juga sudah menggunakan payment gateway Midtrans!