Kami telah melakukan sedikit penyesuaian pada Pemberitahuan Privasi yang akan berlaku efektif pada tanggal 30 Mei 2024. Klik disini untuk meninjau!

Cek disini close
23 Aug

Apa Itu Kode Keamanan CVV dan Mengapa Harus Dirahasiakan?

Yovita

by Yovita

view8419Views

Salah satu cara melakukan transfer uang yang populer adalah melalui ATM. Kalau diperhatikan, bagian belakang kartu ATM memuat kode keamanan CVV (Card Verification Value). Meski tercantum jelas di kartu, rangkaian angka ini harus dirahasiakan. Kenapa begitu? Yuk, simak selengkapnya di sini!

Baca juga: Aplikasi Cicilan Tanpa Kartu Kredit Kian Jadi Tren, Mengapa?


Apa Itu Kode Keamanan CVV?

kode-keamanan-(2)

CVV adalah kode keamanan yang tertera pada kartu debit dan kredit. Sifatnya sangat rahasia, jadi Anda tidak dapat membagikannya kepada orang lain. Sebagian besar CVV merupakan tiga digit terakhir di sisi belakang kartu ATM. Namun, ada juga CVV yang terdiri dari empat digit.

Selain sebutan CVV, kode ini juga dikenal sebagai Card Verification Code (CVC). Tidak ada bedanya, penggunaan masing-masing istilah hanya tergantung kebijakan setiap lembaga keuangan. Bank menggunakan CVV atau CVC dengan tujuan melindungi nasabah dari ancaman kejahatan, salah satunya cyber crime.


Apa Bedanya CVV dengan PIN?

Meski sama-sama berupa angka untuk kode keamanan transaksi, CVV bukanlah PIN. Perbedaan CVV dan PIN terletak pada cara penggunaannya. CVV berperan sebagai verifikasi bahwa pelaku transaksi memang merupakan pemilik kartu. 

Nah, rangkaian PIN biasanya terdiri dari enam angka dan bisa diatur sendiri. Pemilik rekening pun dapat sewaktu-waktu mengganti PIN. Sementara itu, CVV merupakan tiga digit terakhir di kartu ATM yang diatur oleh bank secara permanen. 


Kode Keamanan CVV, Mengapa Harus Dirahasiakan?

kode-keamanan

Jangan sampai lupa bahwa kode keamanan CVV hanya bisa diketahui oleh pemilik kartu. Jika orang lain memiliki CVV Anda, orang tersebut dapat merugikan Anda secara finansial. Dengan tiga atau empat digit tersebut, seseorang memiliki akses ke rekening tabungan atau sudah bisa menggunakan kartu kredit.

Itu karena CVV diadakan untuk memastikan pihak yang melakukan transaksi benar-benar pemilik kartu ATM. Biasanya, nomor kartu dan CVV akan diminta ketika transaksi. Jika memasukkan nomor yang tepat, Anda dinilai merupakan pemilik yang benar-benar memegang kartu secara fisik.

Informasi kode keamanan CVV juga bisa dicuri dan disalahgunakan jika kartu Anda menjadi korban duplikat. Untuk melakukannya, pelaku dapat menargetkan kartu secara lengkap sekaligus magnetic stripe dari kartu tersebut. Adanya kejahatan ini membuat kartu dengan magnetic stripe tidak lagi beredar. Gantinya adalah kartu ATM yang dilengkapi dengan chip.


Tips Transaksi Aman

Hidup di era digital berarti tidak luput dari transaksi online. Pastikan keamanan Anda dengan memperhatikan berbagai faktor saat melakukan jual beli. Jika sering transaksi menggunakan kartu ATM, jaga baik-baik informasi seputar finansial Anda. Hindari ancaman kejahatan seperti permintaan data kartu kredit atau debit agar bebas dari pencurian informasi.

Pasalnya, pencurian informasi kartu ATM bisa membuka akses pelaku kejahatan untuk mengakibatkan kerugian bagi korban. Oleh karena itu, perhatikan pesan yang Anda terima, pahami juga tanda-tanda modus penipuan. Ini bukan berarti Anda perlu berhenti transaksi online, namun hal ini perlu dilakukan secara hati-hati.

Baca juga: 7 Tips Melakukan Transaksi Online Agar Lebih Aman


Selain menjaga kode keamanan CVV, agar pembayaran lebih aman, gunakanlah payment gateway Midtrans yang aman dan terhindar dari ancaman cyber security. Midtrans telah mengantongi lisensi PCI-DSS, sertifikasi ISO/IEC 27001, dan menerapkan enkripsi AES-256. 

Sertifikasi PCI-DSS menunjukkan bahwa Midtrans memenuhi standar keamanan kartu pembayaran, yang meliputi langkah perlindungan seperti pemasangan firewall, enkripsi untuk transmisi data, serta penerapan software anti virus. Lisensi ini diadakan sejak 2004 oleh Visa, MasterCard, Discover Financial Services, JCB International dan American Express.

Sementara itu, ISO/IEC 27001 adalah standar internasional terkait cara mengelola informasi dengan aman. Lisensi ini menunjukkan bahwa suatu organisasi memiliki kemampuan untuk mengelola keamanan aset, seperti informasi finansial, properti intelektual, rincian soal karyawan, atau informasi yang dipercayakan oleh pihak ketiga. Terakhir, enkripsi AES-256 sesuai dengan namanya, yaitu data diberikan enkripsi dengan kunci 256 bit.

Transaksi dana memang memiliki risiko tertentu. Namun, Anda dapat memastikan informasi finansial terlindungi dengan mengambil langkah yang hati-hati. Tetaplah waspada dengan menjaga kode keamanan dan gunakan metode transfer uang yang aman, ya!

payment-gateway-indonesia

  • twitter
  • facebook
  • WA
  • mail