Kami telah melakukan sedikit penyesuaian pada Pemberitahuan Privasi yang akan berlaku efektif pada tanggal 30 Mei 2024. Klik disini untuk meninjau!

Cek disini close
15 Sep

Kupas Tuntas Experiential Marketing yang Populer

Admin

by Admin

view1149Views

Experiential-Marketing
Kemajuan teknologi di era digital telah melahirkan banyak strategi marketing yang kreatif dan menarik. Salah satunya adalah experiential marketing yang belakangan ini cukup populer di Indonesia. Strategi satu ini mampu meningkatkan loyalitas pelanggan terhadap brand Anda melalui pengalaman yang mendalam dan berkesan. Untuk mengetahui caranya, mari berkenalan lebih jauh dengan experiential marketing melalui ulasan berikut.

Apa Itu Experiential Marketing? 

Experiential marketing, atau disebut juga engagement marketing, adalah strategi pemasaran yang fokus memberikan pengalaman  langsung kepada konsumen alih-alih hanya interaksi pasif. Dengan begitu, akan tercipta koneksi personal yang membuat brand Anda jadi lebih “hidup”, sehingga lebih berkesan bagi konsumen, meningkatkan loyalitas, dan membuat mereka tidak ragu merekomendasikan brand Anda kepada orang lain. Hasilnya, brand awareness juga ikut meroket.

Kabar baiknya lagi, terdapat beragam jenis experiential marketing yang bisa Anda pilih sesuai kebutuhan brand. Berikut beberapa di antaranya yang cukup sering dilakukan:

    • Pameran produk;

 

  • Event atau pop-up store seperti bazar, live music, dan instalasi seni;
  • Workshop;
  • User Generated Content, di mana konsumen membuat konten terkait produk atau brand;

 

  • Pengalaman immersive menggunakan teknologi augmented reality (AR) atau virtual reality (VR).

Baca juga: 7 Strategi Pemasaran Online untuk Bisnis yang Laris Manis!

Contoh Penerapan Experiential Marketing

Di Indonesia, penerapan strategi pemasaran satu ini bukanlah hal yang asing. Sudah banyak brand yang melakukannya untuk meningkatkan pengalaman konsumen mereka. Salah satunya adalah sebuah brand cat ternama, Dulux, yang menciptakan pengalaman immersive menggunakan teknologi AR melalui aplikasi buatan mereka, Dulux Visualizer. 

Dengan aplikasi tersebut, pengguna bisa mengecek kecocokan warna cat pada dinding masing-masing. Cukup arahkan kamera smartphone pada dinding yang hendak dicat, ketuk layar perangkat, dan aplikasi akan menampilkan warna cat pilihan pada dinding tersebut. Jika cocok dengan warna yang dipilih, konsumen bisa membelinya di toko cat terdekat, yang informasinya juga disediakan dalam aplikasi.

5 Tips Membuat Strategi Experiential Marketing

Anda pun bisa mengikuti jejak Dulux, Spotify, dan brand-brand lain yang sukses menjalankan experiential marketing. Supaya memperbesar peluang keberhasilan, sebaiknya ketahui dulu beberapa tips  berikut ini.

  • Kenali pelanggan sebaik mungkin

Strategi pemasaran experiential sudah seharusnya mampu menarik pelanggan untuk berinteraksi dengan brand Anda. Untuk itu, kenali pelanggan Anda sebaik mungkin agar Anda dapat memberikan pengalaman yang relevan dan tepat sasaran. Cari tahu apa yang paling disukai pelanggan dari brand Anda–mulai dari produk sampai sentimen mereka–melalui media sosial, testimoni dan reviews, atau survei.

Baca juga: Pengertian dan Cara Menciptakan Buyer Persona untuk Bisnis

  • Buat ide yang konkret

Ide yang menarik akan sulit diwujudkan apabila Anda tak punya tujuan jelas. Karenanya, tentukan dulu tujuan dari experiential marketing, misalnya meningkatkan brand awareness, mengenalkan produk baru, atau mendapatkan leads. Barulah kemudian Anda dapat brainstorming ide yang sejalan dengan tujuan dan tentunya masih relevan dengan karakteristik pelanggan Anda.

  • Utamakan storytelling dan interaksi

Meskipun setiap brand memberikan pengalaman experiential marketing dalam bentuk berbeda, umumnya ada satu hal yang menjadi kesamaan, yaitu storytelling. Melalui cerita yang menarik, Anda menunjukkan bahwa brand Anda memahami pain points pelanggan. Di saat bersamaan, tawarkan solusi melalui produk maupun layanan Anda dengan pendekatan personal.

  • Kumpulkan feedback dari pelanggan

Jangan lupa meminta feedback kepada pelanggan terkait experiential marketing yang Anda lakukan. Anda bisa melakukannya melalui media sosial, membuat survei online, hingga diskusi kelompok. Dari hasil feedback, dapat diketahui hal-hal yang pelanggan sukai dari strategi pemasaran Anda, serta aspek apa saja yang perlu Anda perbaiki untuk menciptakan pengalaman lebih baik.

Baca juga: 5 Cara Untuk Mendapatkan Feedback dari Pelanggan

  • Lakukan evaluasi berkala

Selain dari feedback pelanggan, Anda juga bisa memantau kesuksesan pemasaran experiential dengan evaluasi berkala. Jangan lupa tetap sesuaikan dengan tujuan awal agar tahu metrik yang perlu dipakai. Misalnya, katakanlah tujuan Anda adalah meningkatkan brand awareness dan engagement, jadi Anda bisa menganalisis jumlah likes, comment, dan share di media sosial.

Fokus memberikan pengalaman yang berkesan kepada pelanggan, strategi experiential marketing dapat menciptakan koneksi personal untuk meningkatkan engagement. Tak hanya secara offline, strategi ini juga bisa dilakukan di ranah digital selama ditunjang oleh teknologi mumpuni. 

Salah satunya seperti payment gateway Midtrans yang dapat menerima 24 metode pembayaran online maupun offline, sehingga mampu memberikan pengalaman transaksi yang smooth bagi pelanggan Anda. Bahkan, payment gateway juga menerima pembayaran Payment Link sehingga pelanggan tetap bisa melakukan transaksi walaupun misalnya Anda tidak punya website atau media sosial. Bersama Midtrans, ciptakan pengalaman transaksi yang praktis dan mudah bagi pelanggan!
experiential-marketing-banner

  • twitter
  • facebook
  • WA
  • mail