Kami telah melakukan sedikit penyesuaian pada Pemberitahuan Privasi yang akan berlaku efektif pada tanggal 30 Mei 2024. Klik disini untuk meninjau!
Cek disini
Pernahkah Anda mendengar pepatah “Semakin tinggi pohon, semakin kencang pula anginnya”? Hal itu juga berlaku untuk bisnis. Ketika usaha Anda memiliki skala yang lebih besar daripada masa awal perintisannya, tentu risiko yang lebih besar menanti Anda di depan.
Di saat seperti itulah Anda membutuhkan Enterprise Risk Management (ERM). Memangnya, apa itu ERM, mengapa bisnis membutuhkannya, tipe-tipe, contoh penerapan, serta cara membuatnya? Mari simak di sini!
Pada dasarnya, Enterprise Risk Management (ERM) adalah sebuah teori mengenai bagaimana perusahaan merencanakan, mengatur, dan mengelola seluruh proses operasionalnya. Dengan kemampuan yang baik, tentunya perusahaan bisa mendeteksi berbagai kemungkinan buruk yang akan terjadi, membuat beberapa plan untuk mengatasi atau mengantisipasinya, sehingga setiap departemen dalam perusahaan tetap bisa berjalan sebagaimana mestinya.
Baca juga: Serba-serbi Fraud Management untuk Bisnis
Sebagai proses yang bertujuan untuk memitigasi risiko, tentunya penting sekali bagi bisnis untuk menerapkan ERM. Agar semakin jelas, simak lima alasannya di bawah ini, yuk!
Perusahaan berskala besar biasanya akan mempunyai karyawan dalam jumlah besar, bahkan mungkin memiliki beberapa kantor sekaligus. Sebagai petinggi di perusahaan tersebut, memantau operasional bisnis secara satu per satu mungkin rasanya sangat mustahil, terlebih bila Anda disibukkan dengan agenda rapat atau kunjungan ke perusahaan lainnya.
Dengan berbagai kesibukan tersebut, Anda perlu proses manajemen usaha yang jelas seperti ERM ini. Apabila bisnis Anda menggunakan ERM, apa pun agenda dan kesibukan yang Anda miliki, Anda tetap bisa memantau kondisi bisnis dengan lebih mudah. Sebab, biasanya strategi mitigasi ini juga didukung dengan teknologi canggih yang bisa membuat operasional bisnis Anda dapat dipantau secara real-time.
Sebagai sebuah bisnis yang skalanya sudah cukup besar, Anda tentu telah melewati beberapa fase, termasuk kepatuhan terhadap hukum. Hal ini bisa berarti mengurus perizinan di masa awal pendirian bisnis atau memenuhi tanggung jawab pajak setiap bulannya. Ditambah lagi, Anda juga mesti membayar gaji karyawan dan mengurus biaya pajak dari berbagai aktivitas keuangan yang dilakukan.
Tanpa adanya ERM, Anda mungkin akan sulit memantau peraturan hukum mana saja yang sudah ditunaikan dan mana yang belum. Jika ini terjadi, perusahaanlah yang akan menanggung akibatnya, misalnya harus membayar denda yang justru meraup lebih banyak kas usaha. Itulah mengapa Anda mesti menerapkan enterprise risk management, sehingga operasional, finansial, kepatuhan hukum bisnis bisa berjalan lancar, tanpa kendala sedikit pun.
Setiap perusahaan pasti punya tujuan masing-masing dan mungkin akan berbeda pada setiap periode waktu. Sebagai contoh, pada tahun pertama pendirian usaha, mungkin Anda akan menargetkan supaya bisnis dapat dikenal oleh sebanyak mungkin orang, sehingga target adalah berupa brand awareness. Dalam menentukan tujuan usaha, pastikan bahwa Anda juga menetapkan tolok ukur yang accountable.
Selain menetapkan tolok ukur yang jelas, penting juga bagi pemilik usaha untuk membuat perencanaan sedetail mungkin untuk mendekatkan Anda pada tujuan. Sebaiknya, jangan hanya menyusun satu rencana, melainkan membuat sebanyak mungkin supaya bisa digunakan sebagai alternatif ketika satu langkah tidak berhasil dilakukan. Dengan begitu, bisnis Anda dapat segera mengatasi saat rencana A gagal dilaksanakan.
Tidak ada manusia yang tahu apa yang akan terjadi di masa mendatang, anggap saja seperti pandemi Covid-19. Tanpa direncanakan, tiba-tiba saja wabah tersebut menyebar dan melumpuhkan roda perekonomian di berbagai negara. Maka, tidak heran bila ada banyak bisnis yang tutup seketika karena tak mampu melanjutkan operasional usahanya.
Sebagai bisnis berskala besar, Anda mungkin punya lebih banyak cadangan uang atau aset untuk mengantisipasi bila terjadi hal-hal semacam itu. Namun, cadangan finansial tetaplah membutuhkan rencana yang matang, sebab Anda tidak tahu seberapa lama gelombang musibah dalam bisnis akan terjadi. Di sinilah mengapa ERM penting.
Pada dasarnya, ERM ini membuat Anda bisa mengetahui apa keinginan perusahaan, sehingga mengerti apa saja yang harus dilakukan untuk mencapainya. Hal ini tentunya akan memengaruhi berbagai aspek di dalamnya, termasuk yang memperhitungkan tentang Sumber Daya Manusia (SDM).
Mitigasi risiko yang jelas akan membuat perusahaan Anda tahu, berapa banyak karyawan yang dibutuhkan oleh bisnis, apa saja divisinya, dan seperti apa detail-detail tanggung jawab yang harus dipenuhi oleh mereka setiap hari, bulan, maupun tahun. Jika hal ini sudah Anda ketahui, perusahaan cenderung memiliki tolok ukur terhadap setiap karyawan atau disebut KPI (Key Performance Indicator).
Baca juga: Teknologi Fraud Detection System Dari Midtrans Mengamankan pembayaran promo 11.11
Ternyata ERM itu juga ada beberapa jenis, yakni versi modern dan konvensional. Lalu, apa perbedaan dari keduanya? Mari buktikan lewat dua hal berikut!
Perbedaan yang pertama terlihat pada fokus risk management. Manajemen risiko tradisional umumnya hanya mencakup risiko-risiko yang bisa ditanggulangi dengan asuransi, misalnya karyawan yang sakit dan harus cuti karenanya.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, biasanya perusahaan akan menggunakan layanan asuransi full cover supaya karyawan memperoleh perlindungan maksimal.
Di sisi lain, Enterprise Risk Management (ERM) tak hanya memperhitungkan risiko-risiko yang accountable seperti itu.
Dalam bisnis, ada banyak sekali jenis risiko, termasuk citra bisnis Anda di mata masyarakat yang bisa dipengaruhi oleh kepuasan karyawan terhadap perusahaan. ERM juga mempertimbangkan hal ini dan berusaha menyusun rencana untuk mengatasinya bila benar-benar terjadi di masa mendatang.
Perbedaan kedua yang mendasari antara manajemen risiko tradisional dan modern terletak pada waktu pengelolaannya. Traditional risk management biasanya cenderung tidak adaptif terhadap perubahan. Namun, masih banyak pula perusahaan yang mengandalkan pada metode ini dengan menerapkan COSO atau ISO 3100.
Sementara itu, ERM tentunya menawarkan kelebihan berupa proses penyesuaian yang lebih cepat terhadap kondisi-kondisi baru.
Kemampuan ini pastinya akan sangat dibutuhkan, terlebih di era digital seperti sekarang. Digitalisasi membuat perubahan bisa terjadi dengan cepat dan ini tentunya perlu solusi yang cepat juga.
Selain dibedakan berdasarkan kebaruan metodenya, ERM juga dikelompokkan lagi dalam beberapa jenis. Berikut empat macam jenis ERM yang sering dijumpai dalam perusahaan bisnis.
Jenis manajemen risiko yang pertama berfokus pada divisi keuangan. Seperti yang kita ketahui bersama, faktor utama yang membuat sebuah usaha bisa terus berjalan adalah keuangan. Apabila perusahaan Anda berhasil mengelola keuangan sebaik mungkin, seharusnya bisnis bisa berjalan optimal bahkan berkembang melebihi target.
Sayangnya, zaman yang semakin canggih membuat pengelolaan keuangan perusahaan tak semudah di era terdahulu. Selain mencari cara supaya perusahaan bisa menghemat pengeluaran, kini Anda juga mesti mem-protect divisi finansial dari risiko fraud.
Penipuan di zaman yang sudah semakin maju tentunya bisa dimulai dengan berbagai macam cara. Apabila perusahaan tidak tahu tentang jenis-jenis fraud, kemungkinan besar tidak mengerti pula bagaimana harus menghadapinya.
Maka, penting sekali untuk menerapkan ERM di bidang keuangan untuk menanggulangi risiko fraud yang mungkin terjadi.
Manajemen risiko operasional itu berhubungan dengan semua proses yang berlangsung dalam bisnis, mulai dari sumber daya manusia, arus kas yang tidak sehat, sampai permasalahan-permasalahan eksternal lainnya. Untungnya, ada juga ERM yang bisa mengatasi masalah tersebut.
Manajemen hazard atau manajemen risiko bencana adalah tentang mengidentifikasi dan mengelola risiko yang berhubungan dengan kejadian-kejadian tak terduga, seperti bencana alam atau kecelakaan kerja.
Dalam lingkungan bisnis, jenis risiko ini sering dianggap sebagai faktor eksternal yang tidak bisa dikendalikan. Namun, dengan penerapan ERM yang tepat, perusahaan dapat meminimalkan dampak yang mungkin timbul.
Pentingnya manajemen hazard terletak pada kemampuan perusahaan untuk merespons dengan cepat dan efisien ketika situasi darurat terjadi.
Hal itu termasuk memiliki rencana evakuasi yang baik, pelatihan karyawan tentang prosedur keselamatan, serta asuransi untuk menutupi kerugian yang mungkin terjadi. Dengan demikian, perusahaan dapat terus beroperasi meskipun menghadapi situasi yang tidak terduga.
Manajemen risiko strategis berkaitan dengan risiko yang muncul dari keputusan strategis perusahaan. Jenis risiko ini juga terkait dengan perubahan pasar, inovasi teknologi, atau keputusan investasi jangka panjang. Itulah mengapa, penting bagi perusahaan untuk memahami bagaimana keputusan strategis dapat mempengaruhi keberlangsungan usahanya.
Maka, sebelum membuat keputusan, coba lakukan analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats). Ini akan membantu perusahaan untuk mengidentifikasi risiko internal dan eksternal juga bagaimana dampaknya terhadap tujuan bisnis. Dengan begitu, Anda dapat mengambil langkah proaktif untuk mengurangi risiko dan memanfaatkan peluang yang muncul.
Contoh penerapan ERM dalam bisnis sebenarnya dapat kita lihat pada perusahaan perawatan ternama di dunia, yakni Johnson & Johnson. Sebagai perusahaan bisnis berskala global, mereka membutuhkan peran ERM untuk berbagai hal, misalnya mengenali risiko dan mengurangi dampak kerugian yang bisa melanda bisnis mereka.
Hal pertama yang paling penting adalah ERM dapat merespons peristiwa perubahan dengan cepat, sehingga perusahaan bisa segera beradaptasi ke new era. Di samping itu, ERM juga memungkinkan perusahaan untuk tetap mematuhi undang-undang yang berlaku sambil mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya.
Baca juga: 5 Cara untuk Meningkatkan Produktivitas di Tempat Kerja
Apabila perusahaan Anda ingin menerapkan ERM demi mencapai beberapa hal di atas, lakukan 4 cara membuat kerangka di bawah ini!
Perusahaan ini memulai dengan melibatkan semua divisi, mulai dari kedudukan yang paling tinggi hingga karyawan di lini depan. Supaya semua pihak mengerti, adakan workshop yang melibatkan berbagai departemen untuk mendiskusikan jenis-jenis risiko yang mungkin dihadapi, seperti keuangan, krisis stok, wabah, dan lain sebagainya.
Dalam workshop ini, setiap departemen diminta untuk mengidentifikasi risiko spesifik dalam lingkup kerjanya, seperti risiko keamanan data di departemen IT, risiko kecurangan di departemen keuangan, atau risiko keselamatan kerja di gudang. Harapannya, semua orang bisa mengerti bahwa setiap divisi pasti memiliki risiko kerjanya masing-masing.
Dari workshop tersebut, perusahaan berhasil mengumpulkan berbagai jenis risiko, termasuk risiko operasional, seperti kesalahan dalam manajemen stok, risiko strategis seperti perubahan tren pasar yang cepat, dan risiko keuangan seperti fluktuasi nilai tukar. Di sisi lain, setiap anggota perusahaan juga memahami apa saja risiko yang mungkin melanda dan bagaimana cara mengatasinya pada masing-masing divisi.
Setelah mengidentifikasi risiko, tim ERM perusahaan melakukan penilaian untuk menentukan seberapa besar dampak dan probabilitas dari masing-masing risiko. Misalnya, mereka menemukan bahwa risiko kekurangan stok memiliki dampak tinggi pada kepuasan pelanggan dan penjualan, sementara probabilitasnya juga tinggi karena sistem manajemen stok yang belum optimal.
Aktivitas menilai potensi risiko ini pada dasarnya sama dengan ketika Anda membuat skala prioritas. Saat potensi risiko sudah dikenali, perusahaan bisnis bisa menilai mana saja yang menjadi top of mind perusahaan untuk segera dipecahkan atau dibuat rencana mitigasinya. Dengan begitu, bisnis bisa berjalan dengan sebaik-baiknya.
Berdasarkan penilaian tersebut, perusahaan kemudian menyusun strategi untuk mengelola setiap risiko. Sebagai contoh, risiko kekurangan stok misalnya, mereka mengimplementasikan sistem manajemen stok yang lebih canggih dan melakukan pelatihan bagi karyawan terkait penggunaannya.
Lain dari itu, risiko finansial yang berhubungan dengan fluktuasi nilai tukar mungkin perlu dipecahkan dengan cara menanamkan dana perusahaan pada instrumen investasi atau aset yang lebih stabil nilainya.
Sehingga, bisnis bisa tetap memutarkan uangnya dan memperoleh keuntungan dari sana, tapi nilai keuntungannya dapat terukur dari waktu ke waktu.
Setelah menyimak penjelasan mengenai Enterprise Risk Management (ERM), apakah Anda sudah mengerti bagaimana pentingnya hal ini bagi perusahaan? Tak hanya memantau perkembangan usaha secara lebih baik, ERM ini juga berfungsi untuk menjaga bisnis mematuhi hukum yang berlaku, mengelola risiko operasional yang mungkin terjadi, mengefisienkan penggunaan SDM seoptimal mungkin, dan membantu perusahaan mencapai tujuan.
Sebagai bentuk konkret upaya pencegahan risiko fraud dalam transaksi keuangan bisnis, Midtrans mengembangkan solusi pembayaran aman khusus skala besar.
Dengan sistem keamanan transaksi yang canggih seperti autentikasi dua faktor dan enkripsi data, perusahaan bisa mendeteksi dan mencegah upaya penipuan dengan mempertebal lapisan perlindungan terhadap bisnis, sehingga mengurangi risiko kerugian finansial bagi perusahaan.
Supaya Anda dapat memahami lebih lanjut bagaimana Midtrans dapat membantu dalam mengelola risiko fraud transaksi keuangan dengan Enterprise Risk Management (ERM), kunjungi laman Midtrans untuk Enterprise sekarang! Dengan mendaftar di Midtrans, Anda dapat mengamankan transaksi bisnis dan memperkuat kerangka ERM di perusahaan Anda!