Kami telah memperbarui Syarat & Kebijakan Privasi pada tanggal 26 Februari 2024. Klik disini untuk meninjau!

Cek disini close
10 May

7 Tips Alokasi Dana THR dan Bonus untuk Pemilik Bisnis

Admin

by Admin

view1093Views
Dana THR selalu menjadi sumber uang tambahan yang dinanti-nantikan oleh semua orang, Apalagi, jika Anda sudah memiliki rencana tersendiri untuk penggunaan uang tersebut. Misalnya, saat Anda berencana akan memulai usaha sampingan dari uang THR yang didapat, atau malah mengembangkan usaha yang sudah Anda bangun sebelumnya. 

Namun, Anda pasti bingung perihal alokasi dana THR tersebut. Nah, agar tidak bingung, Anda perlu mempelajari bagaimana cara membuat anggaran dana  bisnis yang tepat dari THR yang didapat. Memangnya, sepenting itukah membuat anggaran dana bagi seorang pemilik bisnis?

Mengapa Alokasi Dana Sangat Penting untuk Pemilik Bisnis?

alokasi-dana

Membuat anggaran atau alokasi dana adalah hal yang sangat penting, terlepas apakah Anda memperoleh dana tersebut dari uang THR atau suntikan modal dari angel investor. Ini dikarenakan Anda bisa mendapat banyak manfaat dengan merencanakan anggaran dengan tepat. 

Misalnya saja, Anda jadi bisa merencanakan strategi bisnis sejak awal, sehingga kemungkinan melewati batasan budget akan berkurang secara signifikan. 
Pentingnya membuat anggaran dana juga makin terasa ketika Anda merintis sebuah bisnis bersama orang lain, entah itu rekan kerja, teman dekat, atau pasangan. 

Sebab, dengan memiliki anggaran dana, Anda dan rekan bisnis akan sepemehaman mengenai rencana operasional bisnis tersebut. 
Keselarasan ini sangatlah penting agar ke depannya, tidak ada miskomunikasi antara Anda dan rekan lainnya yang menyebabkan kerugian atau bahkan merusak hubungan profesional.

Apa Saja Keperluan Bisnis yang Harus Diprioritaskan?

Untuk memulai atau mengembangkan suatu usaha, ada banyak biaya yang perlu Anda keluarkan. Dari banyaknya biaya tersebut, sebagian mungkin bisa Anda cover dengan menggunakan THR yang didapat. Untuk itu, Anda perlu membuat prioritas biaya yang dapat dilunasi dengan THR Anda. Berikut adalah beberapa di antaranya:

1. Biaya operasional

Biaya operasional atau dikenal juga sebagai Operating Expenses (Opex) adalah biaya yang secara langsung dibutuhkan untuk memproduksi suatu barang atau jasa. 

Beberapa contoh komponen pengeluaran yang termasuk ke dalam biaya operasional adalah uang sewa gedung, asuransi, pembelian bahan baku dan alat produksi, serta biaya pengiriman barang dengan jasa logistik.

Dari total THR yang Anda dapatkan, biaya operasional ini bisa Anda alokasikan sekitar 30%. Hal ini dikarenakan biaya operasional sangat berpengaruh terhadap kualitas dan kuantitas barang atau jasa yang Anda tawarkan pada pelanggan. Jadi, Anda tidak boleh pelit dalam menganggarkan pengeluaran satu ini untuk menjamin kepuasan pembeli.

2. Kewajiban pembayaran

Berikutnya, ada kewajiban pembayaran yang perlu dilakukan agar usaha Anda terus berjalan. Kewajiban pembayaran ini bisa diartikan sebagai gaji atau upah pegawai, pajak usaha, asuransi, serta pembayaran tagihan air, listrik, dan internet.

Tentu saja, jumlah kewajiban pembayaran setiap bisnis pasti akan berbeda dan sangat bergantung dari kebutuhannya. Namun, secara umum, Anda bisa menganggarkan 20% dari total THR yang didapatkan untuk pos pengeluaran wajib ini. Jika besaran total biaya wajib Anda tidak mencapai 20% THR, Anda bisa mengalihkan dana tersebut untuk kebutuhan lainnya yang tidak kalah penting. Seperti apa misalnya?

3. Tabungan dana darurat

Tidak hanya perseorangan, sebuah bisnis juga wajib memiliki tabungan dana darurat. Jika Anda tidak tahu, dana darurat adalah sebagian uang yang telah dipersiapkan untuk keperluan urgent. 

Dalam konteks perusahaan, dana darurat ini bisa digunakan untuk beberapa hal, misalnya saat Anda membutuhkan modal tambahan untuk pemesanan produk dalam jumlah besar, atau sebagai penyelamat ketika bisnis Anda terancam bangkrut karena berbagai faktor.

Dari total THR yang diterima, Anda perlu menyisihkan sekitar 10% untuk dana darurat. Namun, jika ada sisa dana dari pengeluaran lain, terutama pembayaran wajib, Anda perlu menyimpannya di rekening tabungan khusus dana darurat yang terpisah dari rekening untuk keperluan operasional.

4. Pelunasan utang

Jika sebelumnya Anda pernah berutang untuk modal memulai atau mengembangkan bisnis, pastikan Anda menggunakan THR yang diperoleh untuk melunasi utang tersebut. Jika memungkinkan, lunasi seluruh utang tersebut dengan THR yang didapat supaya Anda terhindar dari bunga menumpuk dan biaya keterlambatan yang mahal. 

Namun, dengan catatan bahwa utang yang ingin Anda bayarkan tidak lebih besar dari 30% total THR. Lalu, bagaimana jika jumlah utang kurang dari 30% total THR, atau bahkan tidak ada utang sama sekali? Kalau begitu, Anda cukup menganggarkan uang tersebut untuk tabungan dana darurat. Dengan begitu, masa depan bisnis Anda sedikit lebih aman dengan jumlah tabungan darurat yang lebih banyak.

5. Tambahan modal

Terakhir, Anda bisa menganggarkan 10% dari THR yang didapat sebagai tambahan modal bisnis. Tambahan modal yang dimaksud adalah untuk keperluan pembelian atau perawatan alat produksi, pembelian bahan baku dalam jumlah yang lebih banyak atau lebih berkualitas, hingga penambahan bonus bagi karyawan yang telah bekerja keras dalam mengembangkan bisnis.

Akan tetapi, Anda perlu mencatat bahwa tambahan modal ini bukanlah prioritas tertinggi dalam alokasi dana. Jika perlu, Anda bisa mengurangi atau bahkan meniadakan kelompok penganggaran satu ini. Jadi, Anda bisa lebih fokus dalam membayar kewajiban, atau menabung untuk masa depan bisnis yang lebih aman.

Baca juga: Strategi Omnichannel untuk Bisnis Ritel, Bagaimana Agar Efektif?

7 Tips Alokasi Dana THR dan Bonus untuk Usaha

Setelah mengetahui keperluan bisnis apa saja yang perlu diprioritaskan saat menganggarkan dana THR, langkah selanjutnya adalah melakukan alokasi dana itu sendiri. Agar tidak salah, berikut ini adalah beberapa tips untuk membuat anggaran bisnis dari THR yang Anda dapatkan.

1. Buat daftar prioritas anggaran

Sebelumnya, Anda telah mempelajari beberapa pengeluaran bisnis yang perlu diprioritaskan. Agar lebih mudah, susunlah pengeluaran bisnis tersebut dalam bentuk skala prioritas. Misalnya saja nomor satu membayar utang, nomor dua biaya operasional, dan seterusnya hingga semua pos pengeluaran telah tercatat.

Tidak berhenti di situ, Anda juga perlu membuat skala prioritas dari rincian masing-masing pengeluaran. Untuk biaya operasional, misalnya, Anda bisa memilih untuk mengutamakan biaya pembelian bahan baku,atau biaya pembelian alat produksi. Lalu, bagaimanakah cara menentukan pengeluaran mana yang harus jadi prioritas dan mana yang tidak?

Untuk menentukan pentingnya suatu pos pengeluaran, Anda harus mengingat kembali goals bisnis yang ditetapkan di awal, terlepas dari apakah Anda baru akan memulai bisnis atau sedang berusaha untuk mengembangkannya. Misalnya, jika Anda baru saja memulai bisnis toko kelontong, pengeluaran yang perlu diutamakan adalah pembelian barang-barang yang akan dijual di toko tersebut.

2. Mulai dengan kewajiban terlebih dahulu

Dalam memulai atau mengembangkan suatu bisnis, Anda sebagai pemilik pasti memiliki berbagai macam kewajiban yang harus dipenuhi. Kewajiban yang harus diprioritaskan di antaranya adalah tagihan utilitas untuk menunjang operasional peralatan bisnis, pembayaran gaji atau upah pegawai, hingga pajak. Nah, dalam membuat alokasi dana dari THR, pastikan bahwa Anda tidak mengesampingkan semua hal tersebut.

Misalnya saja, dalam kontrak kerja karyawan, Anda telah menjanjikan bonus untuk mereka yang mau bekerja selama hari Lebaran. Maka dari itu, Anda sebagai pemilik bisnis wajib memenuhi hak karyawan tersebut dengan membayarkan bonus dari THR yang Anda dapatkan.

Baca juga: Ini 12 Hak dan Kewajiban Karyawan yang Wajib Dipenuhi Perusahaan

3. Lunasi utang yang sedang berjalan

Dalam mencari modal untuk memulai atau mengembangkan bisnis, sebagian orang memilih berutang pada lembaga pinjaman online, bank, atau kerabat terdekatnya. 

Sebagai seorang debitur, tentu saja Anda wajib untuk mengembalikan pinjaman tersebut dengan tepat waktu, dan sesuai ketentuan yang disepakati. Jika tidak, bisa-bisa Anda malah merugi karena harus membayarkan denda keterlambatan. 

Agar lebih jelas, mari kita ambil sebuah contoh kasus. Anggap saja Anda adalah entrepreneur yang telah membangun bisnis warung makan kecil-kecilan dengan modal hasil meminjam dari teman. Saat menerima THR, Anda harus mengutamakan pembayaran utang modal tersebut daripada membeli kursi atau meja baru agar pelanggan lebih nyaman.

4. Jangan lupa tumbuhkan tabungan

Tabungan juga merupakan hal yang tidak kalah penting saat menjalankan bisnis. Sebab, saldo tabungan yang memadai akan mencegah Anda berutang saat mengalami masalah finansial, atau bahkan bisa menyelamatkan usaha dari kebangkrutan. Selain itu, tabungan juga bisa digunakan untuk tambahan modal saat Anda mendapatkan pesanan dalam jumlah besar, sehingga pembelian bahan baku atau operasional bisnis lainnya bisa segera dilaksanakan.

5. Evaluasi strategi dan biaya operasional bisnis

Jika bisnis Anda telah berjalan selama beberapa bulan atau bahkan tahun, perhatikan laporan keuangan setiap bulannya—terutama pada bagian biaya operasional bisnis. Dari rincian biaya tersebut, tanyakan kepada diri Anda sendiri, adakah yang bisa dikurangi? Apakah ada biaya yang sebenarnya tidak seberapa perlu untuk dikeluarkan?

Tujuan dari aktivitas ini adalah untuk mengevaluasi strategi bisnis Anda agar lebih efisien. Namun, bukan berarti Anda harus dengan sengaja mengurangi kualitas produk. Bukannya untung, ini malah akan merugikan Anda karena pelanggan yang sebelumnya loyal akan perlahan-lahan hilang. Jadi, tetap utamakan kualitas dari produk atau jasa yang Anda tawarkan.

6. Investasi untuk keamanan bisnis Anda

Dalam konteks bisnis, investasi yang dimaksud bukanlah menanamkan dana pada saham atau crypto, melainkan asuransi korporasi. Umumnya, asuransi ini akan melindungi Anda dari beberapa risiko yang mungkin terjadi pada bisnis Anda. Contoh risikonya adalah kebakaran atau kerusakan properti yang tidak disengaja, hingga pencurian dengan kekerasan yang membuat bisnis Anda merugi. Tentunya, jenis asuransi ini disesuaikan dengan risiko bisnis yang paling mungkin Anda hadapi.

7. Jangan takut berkonsultasi dengan ahli finansial

Terakhir, jangan ragu-ragu berkonsultasi tentang rencana alokasi dana dari THR Anda dengan ahli finansial. Pendapat profesional ini akan membantu Anda mendapatkan insight mengenai anggaran dana bisnis, atau tips memulai bisnis secara umum. 

Tidak harus ahli finansial, Anda bisa setidaknya bertanya kepada rekan yang telah berpengalaman membangun usaha hingga sukses. Alternatif lainnya, Anda juga bisa mengikuti beragam webinar atau talkshow mengenai entrepreneurship untuk mendapatkan ilmu-ilmu baru dalam memulai atau mengembangkan bisnis Anda sendiri.

Kesalahan yang Harus Dihindari Saat Mengelola Alokasi Dana THR Bisnis

Tidak hanya mempelajari tips untuk alokasi dana, Anda juga perlu mengetahui kesalahan apa saja yang sering dilakukan oleh pebisnis pada umumnya. Dengan mempelajarinya, diharapkan Anda tidak mengulangi kesalahan yang sama, sehingga potensi perkembangan bisnis Anda akan makin bertambah. Lalu, apa saja kesalahan yang sering dilakukan saat mengelola dana?

1. Menggabungkan dana bisnis dengan dana pribadi

Awalnya, THR ini memang termasuk dana pribadi karena didapat dari perusahaan tempat pekerjaan utama Anda. Namun, saat akan digunakan untuk memulai atau mengembangkan bisnis, status uang THR ini berubah menjadi dana bisnis. Oleh karena itu, Anda wajib memisahkan keduanya, misalnya dengan menaruhnya pada rekening yang berbeda. Mengapa Anda harus melakukannya?

Menggabungkan dana bisnis dengan dana pribadi berpotensi membuat Anda kesulitan melakukan perencanaan keuangan baik untuk kebutuhan bisnis maupun kebutuhan sehari-hari. Bahkan, ada juga kemungkinan Anda terlalu fokus mengembangkan bisnis, sampai tidak sadar kalau telah menggunakan dana pribadi untuk mewujudkannya. Akhirnya, Anda jadi kesulitan untuk membeli kebutuhan pokok.

2. Tidak mencatat dana THR atau bonus

Saat Anda mendapatkan tambahan modal bisnis—seperti yang didapat dari dana THR—Anda tetap perlu mencatat tambahan modal tersebut. Ini bertujuan untuk menjaga pembukuan agar tetap rapi, sehingga analisis pengelolaan keuangan tetap bisa dilakukan dengan tepat. 
Bukan berarti karena ini hanya tambahan modal bisnis, Anda merasa tidak perlu mencatatnya. Justru, hal tersebut akan memicu terjadinya kesalahan pengambilan keputusan di kemudian hari hanya karena Anda lupa menambahkan modal dari dana THR pada periode tertent.

3. Tidak merencanakan penggunaan dana

Saat akan memulai atau mengembangkan bisnis, perencanaan atau pembuatan anggaran dana adalah hal yang sangat penting. Aktivitas ini akan memberikan gambaran apakah suatu strategi bisnis bisa secara realistis dilakukan, atau dana yang ada tidak mencukupi untuk melakukan hal tersebut. Kalaupun masih tidak mencukupi, Anda juga tetap bisa berutang dan merencanakan pembayaran cicilannya yang sesuai dengan goals bisnis Anda.

Tanpa adanya perencanaan keuangan yang matang—atau bahkan tidak ada rencana sama sekali—bisnis Anda berpotensi akan sulit untuk berjalan. Apalagi, saat Anda berusaha untuk mengembangkan skala bisnis yang artinya, Anda akan memiliki makin banyak pos pengeluaran yang perlu diperhatikan dan diatur supaya tidak overbudget.

4. Lupa menyisihkan untuk dana darurat

Sebagian pemilik bisnis, apalagi yang masih berskala kecil seperti UMKM, masih menganggap remeh tabungan darurat untuk usaha. Padahal seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, tabungan dana darurat adalah hal yang penting bagi bisnis mana pun.

Tanpa adanya tabungan dana darurat, Anda akan terpaksa harus berutang saat menghadapi masalah finansial atau saat menerima banyak pesanan. Hal ini tidak hanya akan mengurangi profit yang berpotensi untuk didapatkan, tapi juga bahkan merugikan Anda jika bunga pinjaman ternyata cukup besar.

5. Tidak melaporkannya dalam kewajiban perpajakan

Kesalahan terakhir adalah tidak memasukkan dana tambahan untuk bisnis ini dalam kewajiban perpajakan. Padahal, setiap bisnis diharuskan untuk melaporkan pajak dengan tepat, dan jika tidak Anda akan dikenakan denda yang cukup mahal. Denda ini tidak hanya menyakiti keuntungan bisnis, tetapi bisa juga membuat Anda rugi. Apalagi, kalau sampai Anda mendapatkan sanksi yang lebih tegas, seperti penghentian operasional usaha.

Baca juga: Serba-Serbi SPT Tahunan Badan Usaha, Lengkap!

Jika Anda berencana untuk menggunakan uang THR dari perusahaan tempat Anda bekerja untuk memulai atau mengembangkan bisnis sampingan, membuat strategi alokasi dana adalah langkah yang tepat. 

Dengan begitu, Anda bisa merencanakan strategi bisnis yang sesuai dengan modal bisnis yang ada. Bukan hanya mengenai perencanaan dana saja, Anda juga wajib memikirkan solusi metode pembayaran yang tepat supaya pembayaran kepada supplier dan pegawai bisa dilakukan tepat waktu tanpa merugikan berbagai pihak.

Kalau Anda bingung mana solusi pembayaran yang tepat, coba saja menggunakan jasa dari Midtrans! Dengan fitur payout Anda bisa melakukan pembayaran secara real-time ke banyak tujuan, dengan variasi bank atau rekening yang juga beragam.

Jadi, tidak ada lagi kata ribet dalam memenuhi kewajiban pembayaran atau kebutuhan operasional Anda. Untuk mengetahui informasi yang lebih lengkap mengenai layanan dari Midtrans, kunjungi website resminya di sini!

payout

  • twitter
  • facebook
  • WA
  • mail