Kami telah melakukan sedikit penyesuaian pada Pemberitahuan Privasi yang akan berlaku efektif pada tanggal 30 Mei 2024. Klik disini untuk meninjau!

Cek disini close
29 Jan

Sejarah dan Aturan di Balik Tradisi Memberi Angpao Saat Imlek

Yovita

by Yovita

view13536Views

Tradisi memberi angpao  saat Imlek seperti sudah menjadi keharusan.  Pada perayaan Imlek, pembagian angpao adalah momen yang paling ditunggu-tunggu, terutama oleh anak-anak. Tahun baru akan terasa lebih semarak dengan amplop merah berisi uang tersebut. Namun, apa sebenarnya makna pemberian angpao pada perayaan Tahun Baru Cina? Dari mana asal-mula tradisi memberi angpao saat Imlek?


Sudah Dilakukan Sejak Zaman Dinasti Qin

Tradisi-memberikan-angpao-2

Tradisi memberi angpao saat Imlek punya sejarah panjang. Angpao pertama diberikan pada zaman Dinasti Qin (sekitar 221-206 SM). pada zaman Dinasti Qin, bentuk angpao tidak seperti yang Anda kenal sekarang. Saat itu, angpao berupa koin berlubang yang diikat benang merah dan disebut yā suì qián.

Kala itu, para orang tua memberikan yā suì qián kepada anak-anak mereka agar terhindar dari kesialan. Biasanya, penolak bala tersebut diberikan saat anak-anak akan meninggalkan rumah. Lama-kelamaan, koin dan benang merah berubah menjadi uang yang disimpan dalam amplop merah  atau angpao.


 Tradisi Memberi Angpao Saat Imlek Berasal dari Kisah Iblis Jahat, Sui

Tradisi-memberikan-angpao-3

Kembali ke yā suì qián, sebenarnya tradisi memberi angpao saat Imlek  kepada anak-anak bermula dari kisah iblis jahat, Sui. Dalam kisah tersebut, Sui diceritakan suka mengganggu anak-anak. Jika Sui menyentuh kepala seorang anak yang sedang tidur, maka ia akan mendadak sakit hingga kemudian meninggal.

Hingga akhirnya, para orang tua meletakkan koin yang dililit benang merah di dekat tempat si anak tidur. Koin tersebut berubah menjadi peri yang mengeluarkan cahaya terang. Iblis Sui yang tidak suka dengan cahaya terang pun akhirnya berhenti mengganggu si anak kecil.


Sebetulnya Tak Hanya Saat Imlek

Dari cerita yā suì qián, bisa diketahui bahwa tradisi memberi angpao sebetulnya tak hanya dilakukan saat Imlek tiba. Angpao dipercaya bisa membawa keberuntungan, kebahagiaan, dan keselamatan bagi penerimanya. Sedangkan warnanya yang merah berarti energi baik yang membawa pencerahan sekaligus perlindungan.Dengan harapan tersebut, angpao terkadang juga diberikan di hari-hari lain di luar Imlek. Misalnya saat kelulusan, ulang tahun, kelahiran, pernikahan, hingga pindahan ke rumah baru. Memberikan angpao pada hari-hari tersebut dipercaya sebagai cara yang baik untuk mendoakan kebahagiaan orang lain.

Baca juga: Tahun 2022 Shio Apa dan 7 Shio yang Diprediksi Sukses di 2022


Aturan Pemberian Angpao

Tradisi-memberikan-angpao-4

Orang-orang Tionghoa punya budaya yang amat filosofis. Setiap tradisi pasti punya makna yang mendalam, termasuk tradisi memberi angpao saat Imlek. Ternyata, membagikan angpao tidak bisa asal, harus ikut aturan tertentu. Berikut adalah beberapa aturan pemberian angpao.

1. Jumlah uang

Saat membagikan angpao, Anda harus benar-benar memperhatikan jumlah uang yang akan dibagikan. Nominal uang yang diberikan tidak boleh ganjil. Ini karena angka ganjil dalam budaya Tionghoa berhubungan dengan pemakaman atau suasana berkabung

Nominal yang mengandung angka 4 seperti Rp40.000 atau Rp140.000 juga sebaiknya dihindari. Sebab dalam bahasa Mandarin, angka 4 (sì) terdengar seperti kata “mati” (sĭ).

Disarankan untuk memberi angpao dalam jumlah yang memiliki makna baik. Misalnya, nominal uang yang mengandung angka 88 seperti Rp880.000. Angka 88 berarti “shuangxi” atau kebahagiaan berganda. Jika memberikan angpao untuk pasangan yang baru menikah, Anda bisa memilih angka 2, misalnya Rp2.000.000 karena 2 melambangkan pasangan yang langgeng.

Baca juga: Maksimalkan Untung, Ini Rekomendasi Bidang Usaha Berdasarkan Shio

2. Pemberi angpao

Orang yang wajib memberikan angpao pun sudah diatur. Mereka yang harus melakukan tradisi memberi angpao Imlek adalah orang-orang yang sudah menikah. Kebudayaan Tionghoa meyakini bahwa menikah adalah tanda bahwa seseorang sudah dewasa dan bukan anak-anak lagi.

Meski begitu, tak jarang juga ditemukan orang dewasa yang belum menikah tapi ikut membagikan angpao saat perayaan Imlek. Biasanya, mereka adalah orang-orang yang sudah mapan finansial. Setiap keluarga pun terkadang punya aturan sendiri soal pemberi dan penerima angpao dalam menerapkan tradisi memberi angpao saat Imlek.

3. Penerima angpao

Jika tadi pemberi angpao, sekarang penerimanya. Umumnya, penerima angpao adalah anak-anak. Meski begitu, banyak juga yang memberikan angpao kepada orang dewasa karena mereka belum menikah. 

Bagaimanapun juga, ada kepercayaan Tionghoa yang menganggap bahwa pernikahan adalah tanda kedewasaan seseorang. Selain itu, penerima angpao juga tidak diperkenankan membuka angpao di hadapan si pemberi. Tujuannya adalah untuk menghormati si pemberi dan agar tidak muncul suasana canggung.

Bagi pemilik bisnis, tidak ada salahnya menjadikan momen Imlek untuk bagi-bagi angpao kepada para karyawan sebagai reward atas kerja keras mereka. Agar tradisi memberi angpao saat Imlek jadi lebih mudah, Anda bisa gunakan Payouts dari Midtrans!

  • twitter
  • facebook
  • WA
  • mail