Meskipun Anda mencintai pekerjaan Anda, bukan berarti Anda tidak akan merasa lelah, baik secara fisik maupun emosional. Hal tersebut dinamakan burnout dan sangat wajar terjadi. Lebih jelasnya lagi, Christina Maslach, Ph.D., seorang profesor psikologi dari University of California, Berkeley, mengatakan melalui situs Forbes bahwa burnout merupakan sebuah kondisi psikologi kronis yang ditandai dengan kelelahan, sinisme, dan menurunnya tingkat performa kerja.
Burnout dapat dipicu oleh berbagai macam hal dan untungnya dapat diatasi agar tidak berpengaruh pada aspek kehidupan lain. Agar lebih jelasnya, Anda bisa menyimak ulasan di bawah ini.
Penyebab terjadinya burnout
Umumnya, burnout disebabkan oleh stres berkepanjangan karena masalah pekerjaan, mulai dari tanggungan kerja yang menumpuk atau deadline yang saling berkejaran. Namun, pekerjaan bukanlah satu-satunya sumber penyebab burnout. Kurangnya interaksi sosial dengan rekan kerja sehari-hari juga dapat menjadi penyebab utama.
Bahkan hal ini bisa dipicu oleh hal-hal sesimpel rekan kerja yang berbicara kepada Anda dengan nada sarkastis atau cenderung kasar. Masih dari Maslach, setidaknya ada enam area yang dapat memicu terjadinya burnout, yaitu:
- Beban kerja – Apakah Anda memiliki terlalu banyak tugas, tetapi tidak cukup waktu untuk menyelesaikannya? Apakah resources yang Anda butuhkan tidak terpenuhi?
- Kontrol – Apakah Anda memiliki kontrol terhadap hal-hal yang Anda kerjakan di kantor? Bisakah Anda mengontrolnya dengan baik?
- Feedback positif – Ketika Anda melakukan hal bermanfaat bagi perusahaan, apakah Anda mendapat penghargaan yang layak? Apakah Anda merasa dihargai?
- Komunitas lingkungan kerja – Apakah Anda bekerja di lingkungan yang transparan dan saling mendukung atau justru dikelilingi orang-orang dengan energi negatif?
- Keadilan – Apakah setiap orang di tempat Anda bekerja diperlakukan dengan respek dan mendapatkan kesempatan yang sama?
- Nilai – Apakah Anda merasa bahwa pekerjaan Anda berharga? Apakah Anda harus menggeser nilai-nilai pribadi Anda demi menyelesaikan pekerjaan?
Cara memulihkan diri dari burnout
Kabar baiknya, burnout merupakan suatu kondisi yang bisa diatasi. Beberapa caranya bisa Anda lihat di bawah ini:
Mencari masukan dari anggota tim
Pada banyak kasus, burnout di lingkungan profesional tidak hanya dialami oleh satu orang dalam organisasi. Coba cari tahu, mungkin ada karyawan lain yang juga mengalami hal sama dengan Anda. Bekerja samalah dengan karyawan tersebut untuk menemukan solusi. Bahkan Anda bisa membuat perusahaan lebih aware dengan isu ini sehingga mereka dapat membantu menyelesaikannya.
Jauhkan diri sejenak dari perangkat digital
Ya, kehadiran smartphone dan perangkat digital lainnya memang memudahkan kehidupan kita dalam hal komunikasi. Namun, disadari atau tidak, hal tersebut justru menjadi bumerang bagi kita karena kini kita selalu membawa pekerjaan kantor dalam bentuk smartphone. Jadi, di mana pun berada, Anda sebenarnya masih terikat dengan tanggung jawab kantor. Sebaiknya, mulai sekarang Anda membatasi diri untuk menggunakan smartphone setelah jam pulang kerja. Letakkan barang tersebut di tempat-tempat yang membuat Anda malas untuk meraihnya.
Meninjau ulang target Anda
Burnout dapat terjadi ketika pekerjaan Anda tidak mendukung target jangka panjang Anda, atau justru Anda tidak tahu target apa yang ingin Anda capai. Tidak ada cara yang bisa Anda lakukan selain meninjau ulang target Anda atau menyusun yang baru. Mulailah dengan mengidentifikasi nilai diri dan pikirkan cara untuk menyalurkannya menjadi sesuatu yang berharga di tempat kerja. Hal ini akan memberi Anda pemahaman lebih mendalam tentang hal-hal yang menurut Anda penting dalam hidup.
Ambil cuti long weekend
Merasa lelah secara fisik dan emosional bisa jadi merupakan tanda bahwa Anda membutuhkan waktu untuk istirahat. Tidak harus berlibur ke tempat jauh selama dua minggu, meminta cuti selama 3-4 hari saat weekend sudah cukup untuk memulihkan kondisi. Namun, selama beristirahat, jangan menelepon kantor atau mengecek email. Maksimalkan waktu istirahat untuk memulihkan kondisi dari burnout.
Sebelum mengambil langkah untuk memulihkan kondisi, pastikan bahwa yang Anda rasakan memang benar-benar burnout. Jangan menjadikan burnout sebagai alasan palsu untuk tidak masuk kerja. Namun, sebaliknya, jika Anda sudah melakukan berbagai cara dan masih merasa burnout, sepertinya Anda harus mencari bantuan profesional. Intinya, kenali diri Anda dan jangan paksakan diri apabila tubuh sudah mulai mengeluarkan sinyal-sinyal kelelahan.
Sumber: Forbes, Harvard Business Review, Mindtools