Lahir pada tahun 2010, Path sempat menjadi media sosial yang populer di Sillicon Valley karena mengedepankan nilai-nilai kesederhanaan. Sayangnya, hal tersebut tak bertahan lama. Sambutan hangat justru datang dari Indonesia. Tidak mengherankan ketika Path akhirnya menerima tawaran akuisisi dari Daum Kakao Indonesia.
Setelah akuisisi terjadi, tidak ada banyak perubahan yang terjadi pada Path. Ya, fitur dan tampilan memang beberapa kali mengalami peningkatan, tetapi selain itu belum ada inovasi yang benar-benar mencengangkan. Seolah menjawab keheranan tersebut, Path akhirnya memutuskan untuk membuka lahan beriklan pada platform mereka yang diberi nama Track.
Pada tanggal 20 Oktober 2016 lalu, Path meluncurkan platform advertising bernama Track. Fitur terbaru ini memungkinkan Anda untuk memasang iklan di Path dan tampil di timeline para pengguna mereka. Apabila dibandingkan dengan media sosial lain seperti Instagram dan Twitter, Path bisa dikatakan telat untuk terjun ke dunia advertising. Namun, Path tetap optimis bahwa Track bisa diterima di tengah masyarakat, terutama Indonesia yang menjadi pasar penting bagi Path.
Sebenarnya, wacana tentang pemasangan iklan di Path sudah beredar cukup lama. Saat Dave Morin masih memimpin Path, ia mengatakan melalui situs Fortune bahwa kemungkinan untuk mendapat keuntungan dari iklan memang ada. Meski begitu, Dave menjelaskan bahwa iklan tersebut harus bisa terpasang dengan pas dalam jaringan pengguna. Artinya, konten iklan harus berkaitan dengan konten pengguna atau dengan kata lain menggunakan model opt-in.
Mengusung model native ads
Pernyataan Dave tersebut sepertinya dipegang teguh oleh orang-orang di balik layar Path. Bagi yang cukup aktif menggunakan Path, Anda pasti pernah menemukan iklan dari brand tertentu pada timeline Anda yang dikemas menyerupai konten Path pada umumnya. Iklan model ini disebut juga sebagai native ads, yang tidak jauh berbeda bentuknya dari Instagram Ads, Twitter Ads, atau Facebook Ads. Hal ini sejalan dengan janji Path untuk tetap memberikan pengalaman terbaik dalam penggunaan Path melalui tampilan iklan layaknya postingan teman Anda sendiri.
Gandeng startup Indonesia untuk hadirkan iklan
Demi bisa memasang iklan pada platform-nya, Path ternyata telah bekerja sama dengan startup periklanan Indonesia bernama AdPlus. Dilansir dari Tech in Asia Indonesia, AdPlus mengatakan bahwa mereka telah menjalin kerja sama dengan Path sejak 1 Desember 2016 lalu. AdPlus mendapat izin untuk menjual inventori iklan di Path kepada perusahaan-perusahaan yang berminat memasang iklan.
Bagi yang belum tahu, AdPlus merupakan sebuah startup yang didirikan Yazid Faizin dan Pandu Wirawan Arief pada tahun 2012. Mereka berhasil menggandeng klien-klien besar seperti Coca Cola, Samsung, dan Chevrolet sebelum akhirnya diakuisisi oleh perusahaan media asal Korea Selatan bernama Yello Mobile pada bulan Maret 2015.
Jika tertarik memasang iklan di Path, pastikan konten Anda tidak melanggar ketentuan yang telah ditetapkan. Misalnya, Anda tidak diperbolehkan untuk mengiklankan produk alkohol atau senjata. Agar lebih jelas, Anda bisa segera mengunjungi halaman adpolicy dari Path untuk mengetahui ketentuan apa saja yang harus Anda ikuti untuk mulai berpromosi di media sosial yang populer ini.
Sumber: Fortune, DailySocialID, Path