Kami telah memperbarui Syarat & Kebijakan Privasi pada tanggal 26 Februari 2024. Klik disini untuk meninjau!

Cek disini close
14 Jul

Inilah yang Terjadi Jika Anda Membeli Followers Palsu di Instagram

Digital Marketing Midtrans

by Digital Marketing Midtrans

view3355Views

followers instagram

Salah satu tujuan melakukan digital marketing melalui Instagram adalah untuk meningkatkan jumlah followers. Semakin banyak jumlah followers, akun Instagram Anda akan terlihat lebih meyakinkan sehingga akan lebih banyak orang lagi yang memfollownya. Ada banyak cara yang bisa Anda lakukan untuk meningkatkan jumlah followers.
Tentu semuanya membutuhkan waktu dan konsistensi. Namun, ada pula sejumlah pebisnis yang lebih memilih untuk menempuh jalan instan, yaitu dengan membeli followers palsu. Jumlah followers Anda memang akan meroket dalam waktu singkat, tetapi tentu ada risiko dan efek samping yang akan Anda rasakan.

Tingkat engagement yang rendah

Hootsuite, sebuah platform untuk mengelola media sosial, pernah sengaja membeli followers palsu untuk akun Instagram baru yang mereka buat. Tujuannya simpel, yaitu untuk eksperimen dan mencari tahu apa yang akan terjadi dengan adanya followers baru tersebut. Hootsuite memilih menggunakan perangkat yang menjanjikan mereka 1.000 followers. Secara bertahap, jumlah followers Instagram mereka bertambah dan hanya dalam waktu sehari, jumlah tersebut meningkat hingga 1.000—sesuai dengan yang dijanjikan.

Namun, beberapa hari sejak Hootsuite membeli followers, bahkan hingga berbulan-bulan setelahnya, foto yang mereka posting sama sekali tidak mendapat engagement. Bahkan tidak ada satu pun dari followers tersebut yang memberikan like. Setelah diselidiki, followers palsu tersebut ternyata terdiri dari akun-akun anak remaja, akun yang tidak posting sama sekali, dan akun bots.

Tingkat penjualan yang rendah

Eksperimen serupa juga pernah dilakukan oleh AdEspresso, perangkat Facebook Ads Manager yang juga masih dikelola Hootsuite. Tidak hanya tingkat engagement yang sangat rendah, AdEspresso juga mengalami penurunan penjualan. Dalam jangka waktu tertentu, tanpa followers palsu, mereka mendapatkan 15-20 kunjungan ke online shop mereka. Beberapa di antaranya bahkan memutuskan untuk melakukan pembelian. Namun, dalam jangka waktu yang sama, AdEspresso tidak menghasilkan penjualan apapun ketika menggunakan followers palsu yang mereka beli. Hal ini tentu bukanlah sesuatu yang baik bagi bisnis mana pun.

Menjadi akun spam untuk followers asli Anda

Begitu Anda membeli followers baru, sebetulnya Anda telah menjadi akun spam. Followers palsu tersebut bisa menarget followers asli Anda dengan konten spam mereka. Hal tersebut tentu menguntungkan pihak penjual followers palsu, tapi bagaimana dengan para pengguna Instagram yang secara tulus mem-follow akun Anda? Mereka pasti akan merasa sangat terganggu. Jika spamming terus menerus terjadi, kemungkinan besar mereka akan mengunfollow Anda dan mengasosiasikan akun Instagram Anda sebagai akun spam.

Reputasi Anda akan terancam

Kemungkinan Anda terungkap menggunakan followers palsu di Instagram akan selalu ada. Bagaimana jika hal tersebut benar-benar terjadi? Anda hanya akan mempermalukan brand Anda sendiri karena hal tersebut membuktikan bahwa Anda tidak mampu membuat target audiens Anda memberi perhatian pada brand Anda. Membeli followers hanya menimbulkan kesan bahwa ada sesuatu yang salah dengan brand Anda sampai Anda tidak bisa mengatasinya melalui strategi organik.

Reputasi Anda pun akan tercoreng. Orang-orang bisa dengan mudah mengetahuinya karena followers palsu sangat mudah diidentifikasi melalui profil mereka. Biasanya, akun dari para followers palsu ini tidak mencantumkan foto mereka atau tidak pernah melakukan posting foto sama sekali.


Membangun followers di Instagram memang membutuhkan proses yang tidak sebentar. Namun, apabila dilakukan dengan strategi dan analisis tepat, seluruh usaha Anda pasti akan terbayar. Membeli followers palsu sama sekali bukan solusi karena hal tersebut hanya akan mengancam reputasi brand Anda.