Tahukah Anda bahwa YouTube merupakan mesin pencari online terbesar di dunia? Hingga kini, pengguna YouTube telah mencapai lebih dari satu miliar atau sama dengan sepertiga dari seluruh pengguna internet. Hal tersebut membuat YouTube sangat dipertimbangkan oleh berbagai brand untuk promosi. Terlebih, ternyata menurut GlobalWebIndex, satu dari empat YouTubers menonton video sponsor.
Jadi, apa yang bisa brand bisa lakukan agar video mereka meraih banyak views?
Untuk itu, Anda perlu mempelajari tentang algortima YouTube terlebih dulu. Dengan video berdurasi total 400 jam yang di-upload setiap menitnya, YouTube tentu membutuhkan suatu cara untuk menyeleksi video yang ditampilkan kepada pengguna. Algoritma inilah yang membantu YouTube untuk melakukan hal tersebut.
Apa itu algoritma YouTube?
YouTube menyebut sistem algoritma mereka sebagai “search and discovery system”. Algoritma YouTube tak hanya menentukan video-video yang ditampilkan ketika Anda mengetikkan keywords pada kolom search, tetapi juga menentukan video-video yang akan muncul di bagian lainnya. Setidaknya ada enam bagian di YouTube yang menjadi obyek algoritma dalam menempatkan video, yakni di hasil pencarian, home page, trending stream, di bawah daftar deskripsi, suggested video stream, dan notifikasi.
Dilansir dari situs resmi YouTube, setidaknya mereka memiliki dua tujuan utama dalam penerapan “search and discovery system” ini, yaitu untuk membantu viewers menemukan video yang ingin mereka tonton dan mengoptimalkan kepuasan serta engagement para penonton.
Bagaimana YouTube menentukan algoritma mereka?
Pada tahun 2016, YouTube merilis ulasan resmi mereka tentang sistem algoritma mereka. Algoritma YouTube fokus pada bagaimana audiens berinteraksi dengan video. Mereka menggunakan artificial intelligence (AI) yang diklaim mampu mempelajari lebih dari 80 miliar feedback dari audiens untuk menyediakan video yang tepat untuk penonton yang tepat pada waktu yang tepat. Nah, setidaknya ada empat jenis feedback audiens yang menjadi pertimbangan YouTube, yaitu:
- Video yang audiens tonton dan tidak
- Berapa lama audiens menonton sebuah video (watch time)
- Berapa banyak waktu yang dihabiskan untuk menonton video dalam satu kali kunjungan (session time)
- Likes, dislikes, dan “not interested” feedback
Bagaimana cara mengoptimalkan channel YouTube dengan algoritma ini?
Nah, setelah mengenal lebih jauh tentang algoritma YouTube melalui ulasan di atas, kira-kira langkah apa yang bisa Anda ambil untuk mendapatkan banyak viewers dan subscribers?
“Bermain” dengan SEO Youtube
Hal pertama yang harus Anda lakukan untuk menjaring banyak viewers adalah membuat audiens menemukan video Anda terlebih dulu. YouTube memberikan kontrol kepada para creator untuk mengisi metadata, yang isinya mencakup judul, deskripsi, tags, thumbnail, hingga playlist. Jangan asal membuat judul click-bait yang bisa membuat audiens Anda merasa kesal, tapi buatlah judul yang memang sesuai dengan konten video yang Anda sajikan.
Optimalkan watch time pada video
Jika Anda tidak memiliki watch time yang baik, video-video Anda akan muncul pada peringkat bawah pada hasil pencarian. Namun, ingat, watch time mengacu pada persentase isi video yang ditonton, bukan hanya total jumlah menitnya. Video berdurasi 30 detik yang ditonton sejak awal hingga akhir akan mendapatkan peringkat yang lebih bagus dari video berdurasi 10 menit tetapi hanya ditonton beberapa menit saja. Cobalah untuk tidak menggunakan intro dan outro yang terlalu panjang pada video agar watch time video Anda bisa meningkat.
Tambahkan closed-caption pada video
Dengan adanya closed-caption, script Anda dapat dibaca oleh YouTube dan Google. Jika memungkinkan dan Anda memiliki resource yang tepat, tuliskan hal-hal yang Anda utarakan pada video menjadi sebuah caption dan terjemahkan ke bahasa-bahasa yang digunakan oleh target audiens Anda.
Untuk mengetahui apakah strategi Anda memberikan hasil yang diinginkan, jangan lupa untuk rutin mengecek YouTube Analytics. Melalui perangkat ini, Anda bisa mengetahui berapa banyak views yang berasal dari search, jumlah viewers bulanan, dan sebagainya. Anda pun bisa mengambil langkah berdasarkan data dari analitik tersebut.
Sumber: Hootsuite Blog, Replay Science