Memaksimalkan Fitur Follow Button pada Google Bisnisku Anda
Mungkin Anda sudah tidak asing dengan hasil pencarian lengkap yang muncul ketik...
Kami telah melakukan sedikit penyesuaian pada Pemberitahuan Privasi yang akan berlaku efektif pada tanggal 30 Mei 2024. Klik disini untuk meninjau!
Cek disini3D printing adalah proses pembuatan benda padat tiga dimensi dari suatu desain digital. Karena merupakan 3D, maka benda ini memiliki volume sehingga bisa Anda pegang secara langsung. Pada dasarnya memang tidak jauh berbeda dari alat printing biasa, hanya saja output yang dihasilkan berupa 3D. Tentunya inovasi ini memberi dampak tersendiri terhadap dunia manufaktur.
Beberapa orang menganggap bahwa 3D printing dapat mengganggu kelangsungan manufaktur konvensional, tetapi tidak sedikit juga yang mengatakan bahwa teknologi ini justru akan meningkatkan kinerja manufaktur secara keseluruhan. Bagaimana sebenarnya 3D printing mengubah dunia manufaktur?
Sekilas, 3D printing memang terdengar lebih canggih dan revolusioner apabila dibandingkan dengan versi konvensional. Meski begitu, 3D printing ternyata mengalami kesulitan dalam produksi masal. Namun, seiring dengan berkembangnya teknologi dan adopsi dari printer berskala besar, bukan tidak mungkin 3D printer akan “mengganggu” industri manufaktur tradisional di banyak industri. Dilansir dari situs 3dprint.com, CCS Insights melaporkan bahwa pada tahun 2014, sekitar 158.000 printer terjual di pasar global. Jumlah tersebut diprediksi akan meningkat pesat pada tahun 2018 sebanyak 845.000.
Berikut kelebihan dari teknologi 3D printing dibandingkan proses manufaktur tradisional:
Salah satu keunggulan paling menonjol yang melekat pada 3D printing adalah kemampuannya untuk memproduksi desain secara custom. Hal ini akan sangat berguna jika Anda harus mengganti salah satu bagian yang mengalami kerusakan pada produk yang telah ada. Misalnya, Anda memiliki usaha pengangkutan menggunakan truk. Ketika salah satu bagian mesin dari truk mengalami kerusakan, Anda bisa memproduksi hanya bagian tersebut menggunakan 3D printer. Anda tidak perlu memproduksinya secara masal dan membuang-buang bahan.
Teknologi 3D printing memungkinkan Anda untuk menggunakan bahan yang diperlukan seminimal mungkin saat memproduksi satu bagian. Misalnya, Anda hendak membuat satu bagian menggunakan aluminium. Umumnya, blok akan ditempatkan dalam sistem CAD dan kelebihan bahan akan dipotong untuk membuat bagian tersebut. Pada proses ini, kemungkinan besar sebanyak 60%-70% aluminium akan menjadi potongan yang tidak terpakai untuk nantinya dilebur dan digunakan pada proses selanjutnya. Namun, dengan 3D printing, Anda tak perlu melakukan peleburan dan menghabiskan sumber daya. Biaya produksi pun dapat ditekan secara signifikan.
Hadirnya 3D printing dianggap akan membuat proses produksi barang lebih banyak dilakukan di dekat titik konsumsi atau pembelian. Bukan tidak mungkin prosesnya akan terjadi dalam level rumah tangga. Dengan kata lain, akan ada banyak barang atau produk yang mungkin semula mengandalkan efisiensi dalam produksi besar-besaran, kini harus melakukan shifting ke ranah lokal. Industri mobil, misalnya, kini hanya diproduksi oleh ratusan pabrik di seluruh dunia. Dengan adanya 3D printing, nantinya mereka bisa diproduksi di area-area yang lebih spesifik. Bagian-bagian mesin bisa diproduksi di dealer atau bengkel, sementara pabrik perakitan bisa menghemat dengan hanya merakit komponen yang diperlukan.
Dampak 3D printing juga terasa dalam sektor lingkungan. Apabila dibandingkan dengan manufaktur tradisional yang cenderung “kotor”, maka proses produksi yang dilakukan 3D printing lebih rapi dan bersih. Hal ini masih berkaitan dengan berkurangnya bahan yang digunakan sehingga tidak ada material yang terproduksi sia-sia.
Demikian ulasan dari beberapa dampak yang dihasilkan dari kehadiran teknologi 3D printing dalam dunia manufaktur dan bisnis secara keseluruhan. Bagaimana menurut Anda? Apakah 3D printing memberikan lebih banyak manfaat ataukah kerugian bagi bisnis? Sampaikan pendapat Anda di comment section dibawah ini!
Sources: 3DPRINT.COM, Harvard Business Review, Shift, CSC