Kami telah memperbarui Syarat & Kebijakan Privasi pada tanggal 26 Februari 2024. Klik disini untuk meninjau!

Cek disini close
28 Nov

Cara Membangun Motivasi Kerja Saat Mood Sedang Menurun

Digital Marketing Midtrans

by Digital Marketing Midtrans

view2175Views

cara membangun motivasi kerja

Tidak ada orang yang bisa bersikap positif atau memiliki mood baik setiap saat. Ada saja waktu-waktu dimana orang merasa tidak termotivasi untuk bekerja atau melakukan apapun yang produktif. Hal ini memang normal dan manusiawi. Namun, hal tersebut bisa menjadi suatu kendala apabila ada banyak pekerjaan di kantor. Jika sudah begini, mau tak mau Anda pun harus berusaha menemukan motivasi kerja kembali agar pekerjaan bisa tetap selesai. Bagaimana caranya? Yuk ikuti tips-tips berikut.

Buat target-target kecil yang bisa diukur

Target yang besar seringkali terkesan sulit dan cenderung membuat orang merasa terbebani. Oleh sebab itu, cobalah untuk membagi target besar tersebut menjadi beberapa target yang lebih kecil dan mudah dijangkau. Target-target kecil ini bisa Anda lihat sebagai langkah-langkah yang harus ditempuh untuk mencapai target besar Anda. Pastikan target-target kecil Anda juga dapat dimonitor progresnya.

Sebagai contoh, Anda bisa menentukan kapan target tertentu harus diselesaikan. Misalnya bagian perhitungan laporan A harus diselesaikan maksimal pukul 12:00 karena Anda harus mengerjakan hal lain setelah makan siang. Jika memang masih banyak yang harus diselesaikan, Anda bisa mengatur ulang target-target Anda.

Cari pola-pola khusus dalam keseharian Anda

Jika akhir-akhir ini Anda merasa kurang motivasi kerja, coba perhatikan kecenderungan-kecenderungan performa kerja Anda. Misalnya, Anda biasa paling produktif di pagi hari dan punya kecenderungan merasa lesu atau malas setelah jam 16:00. Jika kasusnya seperti ini, pastikan Anda menjadwalkan pekerjaan penting Anda di awal hari, lalu tinggalkan pekerjaan yang tidak terlalu mendesak untuk sore hari. Dengan begitu, pekerjaan Anda pun bisa terselesaikan dengan lebih baik.

Jangan lupa ambil waktu istirahat

Deadline yang menumpuk terkadang membuat Anda terus-terusan bekerja tanpa memperhatikan waktu. Namun, pernahkah Anda berpikir bahwa hal ini bisa jadi yang membuat motivasi kerja Anda jadi menurun? Ada kemungkinan Anda merasa overworked sehingga fisik dan pikiran jadi lelah.

Itulah mengapa Anda wajib mengambil waktu istirahat secara rutin. Gunakan waktu ini untuk melepaskan diri dari kesibukan pekerjaan. Anda bisa makan siang di luar, menyeruput kopi di taman, atau sekadar menonton film atau serial TV favorit Anda di laptop. Selepas istirahat, bisa dipastikan Anda akan merasa lebih rileks sehingga motivasi kerja Anda pun akan meningkat.

Tentukan kapan Anda selesai bekerja

Kebanyakan pekerja kantoran bekerja pukul 08:00 hingga 17:00 setiap harinya. Namun, adanya internet sering kali membuat banyak orang tanpa sadar bekerja 24/7, baik sekadar membalas email atau melakukan revisi di rumah. Padahal, penting bagi Anda untuk menentukan waktu berhenti kerja. Misalnya, Anda bisa berkomitmen kepada diri sendiri untuk tidak lagi bekerja setelah pukul 19:00. Hal ini tak hanya akan memberikan Anda waktu relaksasi, namun juga akan membantu Anda menciptakan keseimbangan antara waktu kerja dan kehidupan pribadi.

Berikan penghargaan untuk diri Anda sendiri

Menyelesaikan pekerjaan saat motivasi kerja sedang menurun merupakan hal yang membanggakan. Orang lain mungkin tidak menyadarinya, tetapi Anda berhak memberi penghargaan kepada diri sendiri karena berhasil mengatasi hambatan kerja tersebut. Hal ini tidak berarti Anda harus membeli barang mahal. Meluangkan waktu untuk diri sendiri setelah jam kerja pun sudah cukup. Nah, penghargaan-penghargaan tersebut bisa menjadi sesuatu yang ditunggu-tunggu dan mampu meningkatkan motivasi kerja Anda.


Meskipun menurunnya mood atau motivasi kerja merupakan hal yang normal, hal ini tidak bisa dibiarkan begitu saja, apalagi saat ada banyak pekerjaan yang menunggu. Cara-cara di atas dapat membantu Anda menemukan kembali motivasi kerja Anda sehingga pekerjaan tidak terbengkalai. Semoga berhasil!

Sumber: Harvard Business Review, Forbes, The Muse