Bahasa ‘internet’ kian berkembang, dimana penggunaan tagar atau yang biasa dikenal sebagai hashtag adalah bagian dari perkembangan ini. Hashtag yang bersimbol tanda #, adalah penggabungan antara kata ‘tag’ dan ‘hash’ atau pagar, fungsinya adalah untuk mengategorikan sesuatu dan supaya topik tersebut mudah di-search. Semakin mudah suatu topik di-search, maka topik ini semakin mudah ditemukan oleh target audience Anda. Awalnya, hashtag digunakan pada Twitter, namun sekarang sudah menyebar pada Facebook, Google+, Google Search, Instagram, dsb.
Pertanyaannya adalah, bagaimana cara menggunakan hashtag dengan tepat untuk konten Anda? Di mana sebaiknya Anda mencantumkan hashtag?
Sebuah riset oleh Buddy Media menyatakan, tweet yang menggunakan hashtag, akan berefek 2x lebih berpengaruh memberikan dampak engagement dibanding dengan tweet tanpa hashtag. Penggunaan hashtag memberikan efek retweet yang baik dan efektif. Mencantumkan hashtag dan me-mention, juga bisa meningkatkan jumlah ‘clicks’.
Sebaiknya, dalam 1 tweet, Anda tidak mencantumkan lebih dari 2 hashtag dan hashtag dalam tweet sangat bermanfaat untuk mengkategorikan sesuatu.
Hashtag pada Instagram
Instagram adalah wadah lain yang juga memberikan efek paling baik untuk penggunaan hashtag, namun berbeda cara kerjanya dengan Twitter. Jika pada Twitter, Anda hanya disarankan menggunakan 1 atau 2 hashtag saja, pada Instagram, penggunaan hashtag menjadi maksimal jika Anda mencantumkan 11 hashtag. Demikian hasil riset oleh TrackMaven. Hashtag pada Instagram ini baik untuk membantu membangun komunitas.
Hashtag pada Google+
Di sini, apa yang Anda post akan secara automatis diberikan hashtag berdasarkan isi kontennya. Selain itu, Anda juga mengedit dan menambahkan hashtag sendiri. Anda juga bisa membalas komen-komen yang masuk dengan menambahkan hashtag lagi. Artinya, peluang untuk bisnis (produk maupun store) Anda semakin mudah di-search, akan semakin meningkat.
Anda juga menggunakan hashtag pada Pinterest. Untuk membangun brand awareness, gunakan hashtag pada deskripsi konten yang Anda pin. Sedangkan hashtag pada Tumblr berfungsi untuk mengkategorisasi minat yang spesifik. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, gunakan dalam waktu yang bersamaan sekaligus (di Twitter, Instagram, dsb).
Bagaimana dengan Facebook? Beberapa riset menyatakan, penggunaan hashtag pada Facebook tidak memberikan efek yang berarti, atau bahkan tidak ada sama sekali. Namun penelitian ini masih terus berlanjut.
Selanjutnya, bagaimana cara menentukan hashtag yang sesuai dengan konten Anda? Ingat, hampir setiap keberhasilan teknik-teknik online, adalah dengan melakukan uji coba dan revisi. Untuk pembelajaran awal, belajarlah dari mereka yang lebih dulu berhasil, misalnya social media influencer. Ketika sudah menemukan social media influencers yang sesuai dengan kebutuhan Anda, carilah informasi mengenai hashtag yang banyak dipakainya, untuk menjajal teknik ini, Anda bisa menggunakan aplikasi Twialyzer.
Setelah menemukan dan menentukan hashtag yang Anda rasa sesuai, cari kembali hashtag dengan topik terkait untuk memperluas area, misalnya dengan aplikasi Hashtagify.me. Setelah berjalan, pantau terus statistiknya untuk mengetahui hashtag mana yang berhasil dan tidak. Anda bisa memakai aplikasi RiteTag. Ganti hashtag yang tidak membuahkan hasil. Mulai dari langkah paling awal, mencari hashtag yang sekiranya sesuai, mencari related topik, jalankan (uji coba) dan pantau hasilnya.
Jadi, nyatanya membuat dan menggunakan hashtag tidaklah semudah itu dan tidak bisa dilakukan sembarangan, namun dibutuhkan riset dan teknik-teknik yang memadai untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.
Selamat mencoba!
Sumber : Buffer Social , Social Media Week