Apa pun industri pekerjaan Anda, ada satu hal yang menjadi kesamaan di kalangan seluruh pebisnis: kekhawatiran bahwa klien tidak akan memperpanjang kontrak. Tak ada kontrak artinya pemasukan perusahaan akan berkurang. Terlebih jika ternyata klien tidak memperpanjang kontrak karena merasa kurang puas dengan layanan atau hasil kerja perusahaan Anda. Dengan kata lain, Anda tidak mampu memenuhi ekspektasi mereka.
Nah, agar hal seperti itu tak terjadi, selain terus memperbaiki performa kinerja, Anda juga harus mampu mengelola ekspektasi pada diri klien. Berikut adalah beberapa cara yang bisa Anda lakukan.
Tetapkan target sejak awal
Untuk membangun partnership yang baik, Anda dan klien harus memiliki kesepakatan tentang target yang harus dicapai bersama. Namun, target tersebut juga harus sesuai dengan target bisnis klien Anda. Hal ini akan membantu Anda dan klien untuk bekerja dalam “jalur” yang sama dan mendapatkan hasil yang sama pula. Nah, dengan target klien yang sudah ditentukan sejak awal, jika mereka mendadak mengajukan request tertentu di tengah jalan, Anda bisa mengingatkan mereka kembali tentang target awal ini. Apakah request tersebut dapat membantu mereka mencapai target?
Buat detail rencana untuk setiap proyek
Setelah menentukan target bersama, kini saatnya Anda membuat detail rencana untuk proyek yang dijalankan. Detail rencana ini juga harus dilengkapi dengan timeline pengerjaan agar target bisa dicapai secara tepat waktu. Selain itu, langkah ini juga dapat membantu Anda dalam mengelola ekspektasi klien. Dengan adanya detail rencana pengerjaan yang dilengkapi timeline, klien dan tim Anda bisa tahu harus mengerjakan apa saja pada tanggal berapa sehingga segala prosesnya bisa tetap berada pada jalur yang tepat.
Antisipasi keinginan klien sebelum mereka tahu apa yang diinginkan
Untuk bisa melakukan tips satu ini mungkin memerlukan waktu dan latihan. Namun, begitu Anda sudah mahir melakukannya, bisa dipastikan hubungan Anda dan klien akan berjalan baik. Jika Anda tahu apa yang klien inginkan bahkan sebelum mereka menyadarinya, kemungkinan besar Anda akan dipandang sebagai orang yang paling ahli dalam bidangnya.
Lakukan komunikasi secara rutin
Hanya karena target dan rencana pengerjaan sudah ditentukan sejak awal, bukan berarti Anda bisa bekerja diam-diam. Selama proyek berlangsung, Anda tetap harus berkomunikasi dengan klien. Dalam hal ini, komunikasi bukan hanya memberikan update secara rutin tentang kemajuan proyek, tetapi juga menjadi pendengar yang baik untuk klien Anda. Saat klien memberikan feedback atau request baru, dengarkan baik-baik, lalu ulangi perkataannya untuk melakukan konfirmasi sekaligus menunjukkan bahwa Anda memang mendengarkan mereka.
Under-promise and over-deliver
Bayangkan salah satu klien Anda meminta Anda membuatkan website yang sudah dapat berfungsi dalam waktu satu minggu saja. Hal ini tentu terdengar tidak realistis karena Anda harus melakukan riset dan semacamnya. Di sisi lain, sebetulnya Anda cukup yakin bahwa perusahaan bisa melakukan hal tersebut. Hanya saja, sebelumnya Anda dan tim belum pernah melakukan itu sehingga Anda tak berani berjanji. Nah, Anda bisa berkata kepada klien bahwa Anda dan tim akan membutuhkan waktu sekitar dua minggu. Namun, tetap berkatalah pada tim bahwa Anda akan coba mengerjakannya dalam seminggu. Jadi, sebelum dua minggu, Anda bisa memberikan hasilnya pada klien.
Dengan mengelola ekspektasi klien, Anda bisa menjaga reputasi perusahaan. Klien pun akan merasa puas dan bukan tidak mungkin mereka akan merekomendasikan perusahaan Anda kepada para rekan mereka. Perusahaan Anda pun bisa terus mendapatkan pemasukan.
Semoga berhasil!
Sumber: Forbes, Hubspot