Memaksimalkan Fitur Follow Button pada Google Bisnisku Anda
Mungkin Anda sudah tidak asing dengan hasil pencarian lengkap yang muncul ketik...
Kami telah melakukan sedikit penyesuaian pada Pemberitahuan Privasi yang akan berlaku efektif pada tanggal 30 Mei 2024. Klik disini untuk meninjau!
Cek disiniMerebaknya marketplace dan toko online yang kini banyak bermunculan tentunya membawa angin segar bagi dunia eCommerce Indonesia. Tokopedia, OLX dan Blibli merupakan beberapa startup eCommerce yang telah menjelma menjadi situs eCommerce raksasa di Indonesia. Namun jika kita menilik lebih jauh, tahukah Anda bahwa diantara situs eCommerce tersebut memiliki ciri yang berbeda satu dengan yang lain? Jika Anda mau membandingkan diantaranya, hal ini tidak akan bisa dilakukan, karena ketiga marketplace ecommerce tersebut tidak saling bersaing serta memiliki model bisnis yang berbeda. Lalu seperti apakah sebenarnya model-model bisnis eCommerce yang ada di Indonesia? Berikut ulasannya.
Jika Anda sering melakukan pembelian online dengan cara ketemuan atau COD (Cash On Delivery) melalui sebuah situs, itu artinya Anda sedang menjalankan model bisnis eCommerce iklan baris atau listing. Untuk mengenali situs eCommerce yang berkonsep iklan baris ini, kita bisa melihatnya dari tiga hal. Pertama, tidak adanya transaksi jual beli yang difasilitasi oleh situs eCommerce. Ini karena penggunanya lah yang akan melakukan transaksi tersebut. Ciri kedua adalah adanya fasilitas gratis dari pihak pengelola situs eCommerce bagi siapaun yang akan menjual barangnya. Ciri ketiga adalah barang yang dijual kebanyakan barang bekas/second.
Tokobagus dan Berniaga yang telah diakuisisi OLX serta Kaskus dengan forum jual belinya merupakan contoh situs iklan baris yang terkenal di Indonesia. Melalui situsnya, pengguna bisa memanfaatkan beberapa layanan jual-beli dengan tidak mengharuskan penggunanya untuk menggunakan fasilitas rekening bersama atau escrow.
Marketplace C2C (Costumer To Costumer) merupakan model eCommerce yang juga akan memfasilitasi penggunanya dalam bertransaksi jual-beli secara online selain juga mempromosikannya. Model eCommerce ini akan nampak dari kegiatan jual beli yang dilakukan penjual dengan menggunakan rekening pihak ketiga atau escrow perusahaan Marketplace tersebut. Alur transaksi sendiri akan berjalan dari barang yang telah dikirim dan diantar ke pembeli melalui jasa kurir hingga kemudian uang diterima penjual. Namun jika barang belum sampai ke pembeli, maka uang pun akan tersimpan sementara di rekening pihak ketiga. Beberapa situs marketplace bermodel C2C adalah Tokopedia, Bukalapak, dan Lamido. Untuk marketplace Blanja dan Elevenia sendiri masih mengharuskan penjualnya untuk menyelesaikan proses verifikasi terlebih dahulu. Marketplace C2C seperti ini akan memperoleh pendapatannya dari layanan penjual premium, iklan premium, dan komisi dari setiap transaksi.
Jika marketplace Blanja dan Elevenia merupakan bisnis C2C dengan adanya proses verifikasi. Maka Blibli merupakan Shopping Mall yang para penjualnya diseleksi dengan proses yang lebih ketat. Shopping Mall memang memiliki kesamaan dibeberapa hal dengan C2C. Namun indikator yang bisa menadai perbedaannya adalah di Shopping Mall hanyalah penjual yang telah mempunyai brand ternama yang bisa berjualan. Keuntungan bisnis eCommerce Shopping Mall ini diperoleh dari komisi hasil penjualan.
Kalau diketahui penjual yang ada pada kegiatan transaksi adalah berasal dari pihak pemilik bisnis tanpa perantara, maka bisa dipastikan bahwa model bisnis eCommerce ini adalah B2C (Business To Consumer). Dengan sebuah toko online dan website (domain) yang dimiliki pebisnis, maka bisnis model ini pun akan bisa langsung berjalan. Lazada, Bhinneka, BerryBenka, dan Bilna merupakan beberpa contoh toko online B2C di Indonesia. Kelebihan yang bisa didapat dari bisnis B2C ini adalah keuntungan dari profit penjualan barang yang seratus persen dapat dinikmati sendiri.
Keberadaan media sosial dan Instant Messaging (IM) yang menggeliat di Indonesia banyak dimanfaatkan oleh banyak pihak untuk berjualan online. Maka dari itu kemudian muncullah model bisnis eCommerce toko online media sosial dan IM seperti facebook, instagram, BBM, Line, dll. Model bisnis ini biasanya dilakukan dengan memanfaatkan kepopuleran follower atau jalinan temannya untuk mempromosikan produk. Penghasilan dari toko online seperti ini pastinya datang dari produk yang telah laku dijual. Meskipun telihat sangat mudah, praktis dan hebat biaya namun model bisnis ini memiliki kelemahan pada tampilan toko online yang monoton dan tak dinamis. Hal ini disebabkan karena tidak adanya kemampuan untuk mengubah template atau desain yang telah ditentukan oleh pihak media sosial dan IM.