Kami telah melakukan sedikit penyesuaian pada Pemberitahuan Privasi yang akan berlaku efektif pada tanggal 30 Mei 2024. Klik disini untuk meninjau!

Cek disini close
06 Apr

4 Kunci untuk Bangkit Kembali Setelah Kegagalan Peluncuran Produk

Veritrans Indonesia

by Veritrans Indonesia

view2561Views

bangkit dari kegagalan bisnis

Dalam meluncurkan produk atau layanan baru dibutuhkan energi, waktu, tenaga, pikiran dan emosi dari semua pihak yang terlibat di dalamnya. Karena hal tersebut, jika peluncuran produk Anda gagal maka Anda harus mengetahui apa yang salah dari proses tersebut. Meskipun rencana, wawancara konsumen, percobaan prototype dan pesan berdampak biasa saja. Namun setiap marketing dan manager pasti mengalami hal ini dalam karir mereka. Bagaimana Anda membalikkan posisi dari peluncuran produk yang gagal?

Lakukan dialog secara internal dan eksternal

Salah satu tujuan utama dalam peluncuran produk adalah untuk penjualan yang berlanjut pada pertumbuhan dan mendapatkan momentum. Ketika Anda tidak mendapatkan hal tersebut saatnya Anda bertanya dan berbicara kepada konsumen Anda (pastikan juga Anda melakukan hal ini sebelum launching). Identifikasikan mengapa mereka tidak menghiraukan produk dan pesan yang disampaikan.

Setelah Anda mendapatkan data yang Anda butuhkan, saatnya Anda berbicara kepada tim Anda untuk mengetahui kesalahan yang terjadi. Pastikan diskusi berjalan dengan tenang bukan menjadi ajang saling menyalahkan. Fokus pada fakta yang ada. Apakah ini karena target pasar yang salah? Waktu yang tidak tepat? Saluran marketing yang salah? Tidak berhubungan dengan fitur produk? Dokumentasikan apa yang Anda ketahui dari diskusi tersebut dan buat rencana untuk campaign produk dan marketing.

Lakukan diagnosa melalui angka

Angka tidak pernah berbohong, lakukan analisis lebih dalam. Periksa saluran marketing dan strategi yang sudah diterapkan. Apakah hal tersebut menghasilkan buzz namun tidak berdampak terhadap konversi? Hal ini dapat mengungkap isu yang berhubungan dengan pesan, sales tools, produk atau mencampurkan semuanya. Jika Anda pernah melakukan launching produk sebelumnya, Anda dapat gunakan hal ini sebagai acuan mengapai peluncuran produk bisa gagal.

Perhatikan juga terhadap tujuan Anda dan bagaimana Anda mengukur tujuan tersebut. Apakah proyeksi atau pandangan Anda terlalu angkuh? Dalam beberapa kasus, peluncuran produk tidak terlalu sukses karena berlawanan dengan realitas. Perhatikan pada analisis dan tren yang ada di pasaranan ketika Anda melakukan launching.

Hadapi langsung konsumen Anda

Jika kegagalan peluncuran produk adalah versi terbaru dari produk yang sudah ada atau melengkapi produk yang sudah dimiliki oleh konsumen, menjadi penting bagi Anda untuk langsung berhadapan dengan konsumen mengenai bagaimana Anda memperbaiki kesalahan Anda. Komunikasikan dengan konsumen secara langsung agar mereka mengetahui bagaimana cara menggunakan produk atau tawarkan free upgrade setelah Anda memperbaiki produk Anda.

Ingatkah Anda mengenai kasus iPhone yang menawarkan penggantian batere model iPhone 5 ketika tidak dapat di-charge dengan benar? Anda kehilangan jumlah uang namun hal ini bernilai kecil untuk menjaga hubungan jangka panjang dengan konsumen.

Jika kasus ini adalah produk baru yang gagal dikonversikan dari beta user menjadi konsumen berbayar, lakukan dialog dengan target tersebut dan target yang mau berbayar. Dari diskusi tersebut mencipkatan strategi komunikasi untuk menginformasikan nonkonversi pengguna awal mengenai perubahan positif yang akan dibuat.

Definisi ulang, penyesuaian dan peluncuran

Apakah Anda telah manargetkan pasar yang tepat? Mungkin Anda mendapatkan produk Anda baik-baik saja, namun masalahnya adalah produk Anda lebih tepat untuk pasar tertentu. Bisa jadi end user Anda bukanlah pembeli Anda, dalam hal ini Anda membutuhkan penyesuaian ulang strategi penjualan dan pemasaran Anda. Sama halnya jika Anda berasumsi produk Anda cepat dan dapat dijual langsung namun pada kenyataanya membutuhkan waktu yang lama dan butuh keterlibatan dalam siklus penjualan untuk deal.

Semoga bermanfaat!

Sumber: Momentology