Kami telah memperbarui Syarat & Kebijakan Privasi pada tanggal 26 Februari 2024. Klik disini untuk meninjau!

Cek disini close
10 Aug

4 Kesalahan Media Sosial yang Dapat Mengancam Karir Anda

Digital Marketing Midtrans

by Digital Marketing Midtrans

view1473Views

Kesalahan Media Sosial

Media sosial penuh dengan berbagai peluang. Pelaku digital marketing menggunakannya untuk kebutuhan promosi dan engagement dengan audiens. Bagi beberapa orang, media sosial justru dapat menjadi akhir karir mereka. Meski merupakan akun profil pribadi, Anda tetap harus berhati-hati dalam melakukan posting.

Everything you post on the internet will forever stay online. Atasan Anda atau calon rekruter dari perusahaan lain bisa melihat apapun itu hal yang Anda posting. Jadi, jangan melakukan kesalahan-kesalahan media sosial berikut ini agar nasib karir Anda tidak terancam.

1. Mengeluh tentang Pekerjaan

media sosial

Setiap orang memang terkadang butuh untuk mengeluhkan sesuatu, namun melakukannya secara publik di media sosial, apalagi tentang pekerjaan, dapat membuat karir Anda menjadi riskan. Atasan Anda mungkin tidak melihatnya, tapi bisa saja ada rekan kerja yang memberitahukannya. Lagi pula, bagaimana jika pada masa mendatang, Anda apply ke perusahaan lain dan pihak rekruter melihat postingan mengeluh Anda. Mereka bisa menilai Anda sebagai orang yang kurang bersyukur.

Sebenarnya, hal ini telah diatur oleh National Labor Relations Board (NLRB). Sebagai pegawai, Anda diperbolehkan untuk “melaporkan” hal-hal tertentu demi memperbaiki kualitas perusahaan. Misalnya, Anda mem-post video tentang kekhawatiran Anda terhadap kondisi kerja yang kurang aman. Menurut NLRB, hal tersebut masih sah untuk dilakukan, tapi jika keluhan Anda hanya berkisar pada betapa membosankannya pekerjaan Anda, sebaiknya Anda menahan keinginan Anda untuk mem-post-nya ke media sosial.

2. Berbagi Informasi Rahasia

Inside Counsel, sebuah majalah yang ditujukan untuk pengacara perusahaan, pernah menerbitkan suatu tulisan yang mengatakan bahwa masih banyak pegawai yang tidak menyadari batas antara dunia profesional dan personal mereka. Hasilnya, walaupun konten yang di-post pada dasarnya bersifat personal, sebenarnya mereka sudah memerikan informasi bisnis penting yang bersifat rahasia. Hal ini juga bisa terjadi secara tidak sengaja.

Misalnya, perusahaan Anda sedang merencanakan merger besar yang belum diumumkan secara resmi, namun Anda men-tweet hal tersebut karena mungkin terlalu bersemangat dengan rencana tersebut. Atau Anda baru saja mengalami kegagalan dalam proyek tertentu dan Anda “menceritakannya” melalui Facebook, padahal atasan Anda lebih memilih untuk tidak menberitahukannya pada orang lain di luar perusahaan.

3. Memberi Komentar Bernada Menghina

Dari seluruh kesalahan media sosial yang bisa terjadi, poin satu ini mungkin yang paling sering terjadi. Dengan beragam informasi yang datang setiap hari, ditambah dengan kemudahan untuk berbagi melalui media sosial, Anda mungkin merasa “perlu” untuk memberikan komentar terkait isu yang sedang hangat terjadi. Ya, everyone is entitled to their opinion, tetapi jangan sampai komentar yang Anda lontarkan menjadi bumerang bagi diri sendiri.

Justine Sacco

Hal tersebut pernah terjadi pada seorang Public Relations bernama Justine Sacco. Pada tahun 2013, ia pernah men-tweet komentar tidak sensitif tentang AIDS sebelum ia berangkat ke Afrika Selatan. Setelah mendarat di sana beberapa jam kemudian, reputasi Sacco langsung terjun bebas dan karirnya terancam. Ada pula kasus lain di sebuah agensi travel bernama Little Rock. Atasan mereka memecat salah seorang pegawai karena membuat komentar bernada homophobic pada ranah online.

4. Melakukan Plagiarisme

Di dunia bisnis, plagiarisme benar-benar tidak dapat diterima. Hal ini juga berlaku pada kehidupan personal Anda. Sekali melakukan plagiarisme, perbuatan Anda akan terus tercatat secara tidak kasat mata pada portofolio Anda. Plagiarisme bisa dibilang lebih “berbahaya” daripada keluhan yang Anda post ke media sosial. Melakukan plagiarisme menimbulkan image bahwa Anda adalah orang yang malas, tidak kompeten, dan tidak memiliki integritas.

Jadi, ketika lain kali Anda mem-post foto orang lain pada media sosial Anda, sertakan kredit untuk fotografernya. Atau jika Anda men-tweet suatu kutipan dari orang lain, maka tulis pula nama penulis aslinya.


Anda mungkin pernah mendengar istilah “mulutmu, harimaumu”. Hal tersebut juga bisa diterapkan pada aktivitas media sosial. Anggap media sosial sebagai salah satu media untuk melakukan personal beranding. Image diri seperti apa yang ingin Anda tunjukkan? Mengeluhkan pekerjaan atau melontarkan komentar bernada negatif tentu tidak akan menciptakan image yang positif, bukan?

Sumber: CheatSheet, CAREERCAST