Kami telah melakukan sedikit penyesuaian pada Pemberitahuan Privasi yang akan berlaku efektif pada tanggal 30 Mei 2024. Klik disini untuk meninjau!

Cek disini close
24 Nov

4 Cara Meningkatkan Conversion Rate pada Website Anda

Digital Marketing Midtrans

by Digital Marketing Midtrans

view3755Views

Conversion Rate

Conversion rate yang baik merupakan fondasi dari tingkat penjualan yang tinggi. Anggaplah Anda memiliki rencana untuk meningkatkan penjualan hingga 50%. Bagaimana Anda mencapainya? Memproduksi konten 50% lebih banyak? Mengerahkan waktu dan tenaga 50% lebih banyak dari biasanya?

Hal tersebut bisa saja dilakukan, tetapi meningkatkan conversion rate akan lebih cepat dan cenderung lebih murah untuk membantu Anda mencapai tujuan tersebut. Anda perlu ingat bahwa menurut Conversionxl, apabila Anda memiliki conversion rate sebanyak 2%, dan kemudian meningkat hingga 3% bisa memberi pengaruh pada hasil penjualan hingga 50%. Lalu, apa saja cara yang bisa Anda lakukan untuk meningkatkan conversion rate pada website Anda?

1. Melakukan A/B testing

A/B testing adalah suatu teknik pengetesan dua versi dari salah satu komponen website untuk meningkatkan conversion rate. Misalnya, Anda memiliki dua opsi headline untuk halaman utama website, namun tidak bisa memutuskan harus menggunakan yang mana. Anda bisa menerapkan teknik A/B testing untuk menentukan headline mana yang memberi hasil paling baik. Buatlah dua versi alternatif dari halaman website (halaman A dan B) dengan headline berbeda. Software A/B testing akan mengarahkan 50% traffic pada halaman A dan 50% lainnya pada halaman B. Dari sana, Anda akan mengetahui headline mana yang paling bisa menarik pengunjung.

Tapi, komponen apa yang harus Anda tes dari website Anda? Headline tentu menjadi salah satunya, mengingat bahwa komponen satu ini berperan besar dalam mempromosikan penawaran utama Anda. Selain headline, Anda juga perlu melakukan A/B testing terhadap layout dan navigasi halaman, ukuran button untuk memesan produk, serta cara Anda dalam menawarkan produk.

2. Mencantumkan Call-to-Action yang jelas

Umumnya, Call-to-Action (CTA) diletakkan pada bagian landing page dari website. Tujuannya adalah agar pengunjung melakukan hal yang Anda ingin mereka lakukan, misalnya seperti mendaftar sebagai anggota atau membeli produk yang ditawarkan. Di sinilah CTA memiliki peran yang cukup besar untuk mengubah audiens Anda menjadi konsumen. Jika CTA Anda tidak memiliki pesan yang jelas dan tidak diletakkan di tempat strategis, kemungkinan besar pengunjung tidak akan bersedia melakukan tindakan tertentu.

Hal tersebut dapat terjadi karena mayoritas orang menghabiskan waktu kurang dari lima belas detik pada suatu halaman website, yang artinya mereka tidak akan melakukan scrolling. Hanya dalam sekilas pandang, mereka memutuskan apakah penawaran Anda relevan dengan kebutuhan mereka.

Letakkan CTA Anda di bagian atas halaman agar tetap terlihat pengunjung meskipun mereka tidak melakukan scrolling. Gunakan kata-kata yang powerful dan hindari jargon-jargon ala industri. Ingatlah bahwa CTA bertujuan untuk memberi tahu pengunjung tentang hal yang harus mereka lakukan, jadi cantumkan kata-kata aktif seperti “download”, “subscribe”, “join”, dan lain sebagainya. Tunjang CTA Anda dengan desain layout halaman dan tema yang menarik perhatian.

3. Memberikan bukti pada pelanggan

Apapun hal yang Anda klaim untuk menunjang penawaran, Anda harus mendukungnya dengan bukti. Bentuk bukti yang cukup mudah untuk dicantumkan adalah testimoni pelanggan. Orang-orang yang telah menggunakan produk berfungsi sebagai bentuk verifikasi dari kliam Anda. Anda bisa mencantumkan testimoni dari para pelanggan yang menggunakan produk Anda dalam situasi kurang menguntungkan. Hal ini bisa menyampaikan pesan bahwa jika orang-orang yang berada dalam situasi buruk saja bisa mendapatkan hasilnya, maka mereka yang memiliki nasib lebih baik tentu juga bisa.

Selain testimoni pelanggan, Anda juga bisa mencantumkan studi kasus atau hasil penelitian tertentu sebagai bentuk bukti pada pelanggan. Jika ada majalah, blog, atau media lain yang pernah menulis review baik tentang produk Anda, jangan ragu untuk turut mencantumkan link-nya pada website Anda.

4. Menetapkan proposisi nilai

Proposisi nilai adalah alasan utama mengapa calon pelanggan harus membeli produk Anda. Pelanggan tidak hanya ingin mengetahui apa kelebihan produk yang Anda tawarkan, tapi juga mengapa mereka harus membelinya dari Anda. Proposisi nilai yang bagus harus berbeda dari berbagai penawaran milik kompetitor. Jika ada fitur-fitur yang sama, setidaknya Anda memiliki satu nilai tersendiri yang menjadi unggulan dari produk Anda.

Menentukan proposisi nilai membutuhkan jawaban dari refleksi tentang keunikan perusahaan dan produk Anda. Memiliki proposisi nilai yang kuat pun belum cukup, Anda juga harus mengomunikasikannya secara efektif untuk mencapai hasil optimal. Wajib hukumnya untuk terus mengedit proposisi nilai sampai Anda bisa mengartikulasikannya ke dalam sebuah kalimat yang singkat namun kredibel. Buatlah beberapa opsi alternatif proposisi nilai. Gunakan teknik A/B testing untuk mengukur efektivitas suatu proposisi nilai dari berbagai alternatif yang Anda ciptakan.


Selain keempat cara di atas, meningkatkan conversion rate juga bisa dilakukan melalui engagement. Salah satu cara efektif yang dapat diterapkan adalah dengan menyediakan tampilan visual yang menarik. Cantumkan video gambar-gambar berkualitas tinggi. Orang yang menonton video memiliki kemungkinan dua kali lipat lebih tinggi untuk melakukan pembelian. Jadi, jangan ragu untuk menambahkan visual. Semoga berhasil!

Sumber: Kissmetrics Blog, ConversionXL