Kami telah memperbarui Syarat & Kebijakan Privasi pada tanggal 26 Februari 2024. Klik disini untuk meninjau!

Cek disini close
02 Aug

Mengenal Manfaat IGTV untuk Bisnis Anda

Digital Marketing Midtrans

by Digital Marketing Midtrans

view2644Views

IGTV

Pada Juni 2018 lalu, Instagram meluncurkan sebuah fitur baru bernama IGTV, yang hadir dalam bentuk platform untuk video vertikal dengan durasi mencapai satu jam. Sama seperti TV, IGTV juga memiliki channels. Bedanya, channels yang ada di IGTV adalah sang kreator itu sendiri. Semua pengguna Instagram bisa menjadi creator, Anda sebagai digital marketer pun bisa mengunggah video Anda sendiri di IGTV.

Melalui IGTV, Anda bisa menyampaikan cerita lebih dalam sehingga menciptakan hubungan yang lebih kuat dengan audiens. Tak hanya itu, IGTV juga lebih memudahkan Anda untuk ditemukan oleh audiens baru karena terdapat tab “Popular” untuk menampilkan video-video yang sedang banyak ditonton pengguna Instagram. Namun, bagaimana cara terbaik memanfaatkan IGTV sebagai salah satu channel untuk menunjang bisnis?

Pilih beberapa topik untuk channel Anda

Sebelum menggunakan IGTV untuk keperluan promosi, coba pikirkan terlebih dulu brand image seperti apa yang ingin orang-orang asosiasikan dengan Anda. Baru setelah itu luangkan waktu untuk memikirkan konten apa yang harus Anda berikan di IGTV untuk mendukung brand image tersebut. Pilih 1-3 topik agar Anda bisa fokus dalam menciptakan konten yang tak hanya relevan dengan pelanggan, tapi juga masih erat hubungannya dengan brand Anda.

Misalnya, katakanlah Anda memiliki bisnis penjualan produk gel rambut pria. Nah, Anda bisa memilih topik-topik yang berhubungan dengan lifestyle pria seperti fashion dan grooming. Sedangkan, tipe kontennya bisa seperti memberikan tips, how-to, hingga bermacam inspirasi.

Selalu upgrade konten Anda

Pada dasarnya, IGTV adalah versi upgrade dari Instagram Stories yang hanya bisa menayangkan video berdurasi maksimal lima belas detik. Dengan adanya IGTV, kini Anda punya kesempatan untuk menciptakan konten yang lebih beragam tanpa terbatas waktu. Ada banyak jenis konten yang bisa Anda eksplor, berikut beberapa di antaranya.

  • Demonstrasi produk – cocok untuk memperkenalkan produk baru sambil memberikan penjelasan tentang fitur-fitur dan penggunaannya.
  • Behind-the-scenes – tunjukkan proses operasional bisnis Anda di balik layar, jika perlu perkenalkan pula anggota tim yang berjasa dalam proses tersebut.
  • Teaser/trailer – tidak hanya cocok bagi Anda yang bekerja di industri film, tapi juga bisa diterapkan saat Anda hendak merilis produk baru untuk membangun hype.
  • Inspiration/insight – memberikan contoh penggunaan produk Anda dalam kehidupan sehari-hari.

Susun jadwal untuk mengunggah video di IGTV

Begitu Anda sudah memiliki channel IGTV, kelola terus channel tersebut secara rutin. Jangan mengunggah video sesuka hati. Anda harus berkomitmen untuk mengunggah video dengan teratur. Ciptakan jadwal yang sesuai dengan aktivitas dan kebutuhan Anda, misalnya seminggu tiga kali atau dua hari sekali. Dengan begini, konten IGTV Anda bisa terus fresh dan audiens pun tidak akan merasa bingung.

Bayangkan jika Anda hanya mengunggah konten IGTV tanpa ada jadwal pasti. Kemungkinan besar audiens akan menganggap Anda tidak kredibel karena tidak memiliki konsistensi dan komitmen.

Manfaatkan untuk cross-promotion

IGTV juga bisa Anda manfaatkan untuk melakukan cross-promotion. Misalnya, jika Anda sebelumnya sudah memiliki akun YouTube, Anda bisa mengunggah sebuah teaser di IGTV untuk mempromosikan video baru Anda di YouTube.

Atau jika misalnya Anda baru saja mengunggah video baru di IGTV, Anda bisa mengunggah cuplikan videonya pada akun Instagram Anda. Dengan begini, tak hanya channel IGTV Anda yang bisa lebih populer, akun media sosial Anda yang lain juga akan ikut terekspos sehingga meningkatkan brand awareness.


Saat ini, IGTV mungkin belum terlalu banyak digunakan oleh brand. Di sinilah Anda punya kesempatan untuk menjadi yang pertama atau terdepan dalam pemanfaatan IGTV. Semoga ulasan di atas dapat membantu Anda!

Sumber: Bufferapp Blog, Economic Times